Pagi ke - Sewindu.

109 13 2
                                    

Naungan ini begitu sepi.
Hanya ada aku dan dia di tempat ini.
Tanpa tawa menderai.
Tanpa kaki kecil menari.

Naungan ini begitu kosong.
Sudah sewindu masih melompong.
Seolah-olah ada anjing galak yang menggonggong.

Tak perlu risau.
Tempat ini menanti kedatanganmu.
Mata ini ingin melihat kau.
Yang berawal seperti biji jagung.

Wanita ini begitu mendambamu.
Pria ini begitu menginginkanmu.
Kehadiranmu adalah penentu.

Pagi ke - sewindu.
Kehadiranmu menjelma ke dalam doa yang selalu kusemogakan.

Menulis puisi yang berima lebih menantang dan mendalam.

Surabaya, 26 Oktober 2016

IdrakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang