" YOON JEONGHAN! "
Suara teriakan terdengar sampai ke penjuru koridor dan membuat semua orang menoleh ke salah satu pelaku yang membuat keonaran. Jeonghan atau nama lengkap Yoon Jeonghan. Sejak tadi ia terus berlari di sekitar koridor meski di belakangnya terdapat guru Kim yang tengah mengomel sambil membawa penggaris kayu di tangannya.
Tak di pedulikannya karna terus menabrak orang – orang disana. Senyuman tipis tak pernah hilang dari wajah cantiknya. Rambut panjang yang sengaja di panjangkan membuat ia semakin mirip dengan perempuan. Tapi jangan sampai kalian berani berkata seperti itu padanya, bersiap – siaplah terkena bogeman mentah dari Jeonghan.
Jeonghan mengatur nafasnya ketika ia sudah berhasil melarikan diri dari guru killer itu. Menyandarkan tubuhnya di pohon besar yang berada di taman belakang sekolah. Ia tersenyum ketika mengingat apa yang ia lakukan tadi. Meski nanti dia akan di hukum, setidaknya dia berhasil melakukan hal tersebut.
Getaran pada ponselnya membuat Jeonghan mendesah kesal karna acara tenangnya di ganggu. Ia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelfon, tersenyum ketika melihat siapa yang menelfonnya.
" Aku di tempat biasa, datang lah " Jeonghan langsung menjawab tanpa perlu menunggu pertanyaan dari temannya itu. Sudah biasa mendapat pertanyaan yang sama setiap dia melakukan sesuatu yang menyenangkan.
Tidak butuh waktu lama seorang namja datang dengan gitar yang ia bawa dan dua minuman dingin yang di genggamnnya. Mendudukkan dirinya di samping Jeonghan dan langsung pemuda manis itu menaruh kepalanya di pundak pemuda tampan di sampingnya.
" Kali ini apa yang kau lakukan? " tanya pemuda itu sambil memberikan minuman kaleng pada Jeonghan. Ia menerimanya dengan senyuman manis lalu segera membukanya.
" Aku tidak melakukan apa pun. Aku hanya kau tau seperti biasa " Jeonghan berkata seolah yang ia lakukan hanya kegiatan biasa.
" Kau akan terkena hukuman lagi " Jeonghan mengangguk, " Aku tau itu, kau kan ada. Jadi bisa membantuku kan Joshua? " Jeonghan mengedipkan matanya genit dan di balas dengan usapan lembut pada rambutnya.
" Kau juga sih, kenapa sampai menyebabkan keonaran di laboratorium? Ia pasti sudah mendengar tentang ulahmu tadi. Bukannya kau dilirik malah mendapat tatapan tidak suka lagi darinya" Jisoo meminum minumannya setelah berkata itu.
Jeonghan mengusak rambutnya " Ya, biarkan saja. Aku kan membela diriku. Mereka saja yang menyebalkan. Tidak masalah, aku melakukan itu karna aku tau aku benar. Dan aku akan terus melakukan apapun sampai dia melihatku " Jisoo melirik ke arah temannya itu. Berfikir bahwa pemikiran pemuda itu sudah tidak waras lagi.
" Dia kan sudah punya pacar " Jeonghan memutar matanya bosan, ia sudah tau dengan fakta itu. Senyuman kecut tersungging di wajahnya.
" Mungkin aku akan menjadi pihak ketiga atau tidak merebutnya dari pacarnya itu " Jisoo menatap terkejut pada Jeonghan.
" Hey! Itu tindakan yang buruk dan sangat tidak manusiawi! Bagaimana bisa kau berbicara seperti itu? " Jeonghan tertawa kecil melihat reaksi Jisoo atas pernyataannya tersebut.
" Aku hanya bercanda bodoh, tentu saja aku tidak akan melakukan itu. Aku akan berhenti ketika dia menyuruhku berhenti saat itu. " Jisoo menatap bingung pada Jeonghan.
" Bukannya sejak dulu dia sudah menolakmu? " Jeonghan mengangguk. Mengiyakan jawaban pemuda itu.
" Memang iya, namun aku rasa... dia sedikit tertarik denganku " ucap Jeonghan dengan senyuman bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Theory Of Eveything
RomancePada akhirnya kita menemukan sebuah teori yang menjelaskan tentang segalanya.