Cause you are the reason

106 11 7
                                    

Upacara di hari senin

Benar – benar hal yang tidak menyenangkan sekali untuk di ikuti

Sialnya, Jeonghan berdiri di barisan paling belakang dengan cuaca yang sangat terik hari ini. Semua guru berbaris di depan dan hanya beberapa anak petugas kesehatan yang bersiaga di belakang siswa takutnya nanti ada yang pingsan karna tidak kuat mendengar ocehan guru yang tidak berguna dan terkadang melenceng dari topik yang di bicarakan.

Sudah hampir satu jam lebih dan sepertinya kepala sekolah tidak akan menghentikan petuahnya dalam waktu dekat. Masih sibuk mengoceh tentang larangan pembuangan sampah sembarangan dan peraturan – peraturan yang tidak boleh di langgar lainnya. Terkadang Jeonghan heran kenapa membuat peraturan kalau memang untuk di langgar? Bukannya apa, tapi terkadang ia melihat para guru juga melanggar aturan yang mereka buat sendiri, tidak mencerminkan guru yang patut di contoh oleh para murid. Jadi bukankah sia – sia saja nantinya?

Jeonghan memegang perutnya yang sedari tadi terus berbunyi. Dia sangat lapar sekarang, maklum kemarin ia tidak sempat makan karna harus mengerjakan sesuatu. Matanya melihat ke sekeliling dan mendapatkan peluang besar disini. Ia bisa kabur untuk beberapa menit.

Lima langkah ke belakang lalu berlari secepatnya seperti ninja.

.

.

.

" Ahjumma aku pesan roti coklatnya dua ya " ucap Jeonghan ceria.

" Ini hanie, " seorang wanita tua memberikan makanan yang di pesan Jeonghan.

" Ini uangnya ahjumma " Jeonghan memberikan beberapa lembar uang kepada wanita itu.

" Kau bolos lagi ya? " tanya wanita itu kepada Jeonghan.

" Nde, aku lapar jadi aku bolos deh " jawab Jeonghan polos membuat si wanita tersebut hanya bisa geleng – geleng kepala saja.

" Ahjumma aku pergi dulu ya, kalau aku terus disini aku bisa ketahuan " ucap Jeonghan.

" Baiklah, tapi bawalah ini. Aku membuatnya di rumah jika enak beritahu padaku besok, aku ingin menjualnya nanti " wanita tersebut memberikan gelas minuman kepada Jeonghan.

" Berapa yang harus aku bayar? " tanya Jeonghan seraya mengambil uang di sakunya.

" Ah tidak perlu, aku ingin kau mencobanya dulu. Nanti beritahu aku pendapatmu tentang minuman yang aku buat. Araseo? " pesan wanita itu.

" Baiklah ahjumma anyyeong " ucap Jeonghan lalu segera melesat pergi dari kantin.

.

.

.

" Wah memang enak rasanya jika sedang santai seperti ini " gumam Jeonghan senang. Ia tengah berdiri di atap sekolah, tempat yang jarang di kunjungi para murid karna terkenal dengan gossip hantu yang beredar. Di sini dia bisa melihat para siswa siswi masih berdiri dengan kepala sekolah yang masih memberikan petuahnya, beberapa kali ia melihat ada beberapa murid yang memanfaatkan situasi untuk memainkan ponsel mereka. Tapi dari pada memperhatikan mereka yang tengah sibuk membunuh kebosanan, Jeonghan lebih peduli untuk mencari sosok pemuda bermata besar yang di sukainya itu.

Mana sih Seungcheollieku?

Di bagian barisan murid tidak ada di bagian barisan para guru juga tidak ada. Matanya terus mencari sampai ia bertemu tatap langsung dengan mata hitam itu, Seungcheol melihatnya dari bawah dan masih tatapan tajam di berikan pada Jeonghan. Sementara Jeonghan menatap lembut kepada Seungcheol melambaikan tangannya sekedar menyapa tapi langsung di abaikan Seungcheol yang kembali menghadap ke depan.

The Theory Of EveythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang