18 • Jealous

337 40 7
                                    

Vote dulu yu yank hehe

☆☆☆

Eve POV

Zayn mengaitkan jemarinya dengan jemariku, menggoyangkan lengan kami maju mundur pelan sambil memamerkan senyumnya. Akupun ikut tersenyum, kurasa kami seperti sepasang kekasih yang sangat bahagia. Tapi kekasihku bukan dia.

"Kau mau pulang sekarang?" Ia menghentikan langkahnya lalu melepaskan genggaman kami, ia mengigit bibir bawahnya.

Damn! Aku ingin merasakan bibirnya yang terlihat kenyal itu, menyisipkan tanganku di rambut lembutnya dan mengecup rahangnya yang kokoh.

Mungkin aku terlalu terbawa suasana melihat bibirnya, membuatku melamunkan nya dan berfikiran seperti ini. Ku sembunyikan wajah merona ku dibalik buku tanganku, aku malu jika ia melihatku sedang memerah seperti udang rebus.

"Eve kau mengantuk?" Tanyanya mencoba membuka kedua tanganku yang menutupi wajah, dengan cepat aku menegakkan pandanganku kembali, menggelengkan kepala cepat lalu tersenyum
"Ayo pulang" kataku semangat sambil kembali mengaitkan jemariku dijemarinya.

***

Zayn berlari ke arahku, membukakan pintu Huracannya lalu meraih jemariku. Kurasa malam ini ia banyak tersenyum, yang memberikan sensasi hangat di pipiku, oh tidak.

"Thanks" ucapku sembari turun dari mobilnya
"Welcome, aku akan menghubungimu sesampainya dirumah" balasnya lembut, aku hanya mengangguk mengerti lalu berjalan menjauhinya

Kulangkahkan bootsku ke halaman depan rumah, Rey dan yang lainnya masih terlihat berdiam diri dihalaman. "Hei" seru Zayn , refleks aku menoleh kearahnya, terlihat ia tengah bersandar di badan mobil.

"Ya?" Tanyaku sambil mengukir senyuman termanisku

"Mimpikan aku ya" ucapnya sambil melambaikan tangannya pelan. Pipiku menghangat! Aku hanya bisa mengangguk pelan, lalu Zayn masuk kedalam mobil dan menyalakan mesinnya.

Aku mematung ditempat, menatap Zayn yang bersiap memacu mobilnya. Aku yakin ia lebih gila jika membawa mobil itu sendirian. Deru mesinnya membuat kawasan rumahku ramai, terbilang ini kawasan elit jadi sangat sepi karena sedikit peminatnya.

Zayn menurunkan kaca mobilnya, aku pun membungkukkan badanku untuk melihat ia didalam mobil. "Be careful" ucapku memeringatinya sambil mengarahkan telunjukku padanya.

Ia terkekeh lalu mengangguk kecil, kemudian ia berlagak hormat ke arahku.

"Yes Mrs. Dasthern" ucapnya bercanda

"Bye" ucapku pelan, lalu ia menaikkan kembali kaca mobilnya. Kutegakkan tubuhku, seketika aku kikuk dibuatnya. Dasthern? Omg, hell ya. Evelina Duscha Dasthern, kurasa itu bagus.

Disaat pikiranku pergi melambung tinggi, tiba-tiba kurasakan tangan besar yang hangat menyentuh tengkukku. Dengan cepat aku menoleh kebelakang, tertangkap oleh mataku sosok pria dengan rahang mengeras tepat di belakang ku.

"Ayo masuk" ucap Czar serius, ia melipat kedua tangannya lalu melangkahkan kakinya mendekati rumah. Aku pun mengekorinya

Ia melintasi Rey dan yang lain tanpa menyapanya, tidak biasanya ia seperti ini. Czar menaiki anak tangga dengan langkah kaki menghentak, lalu membuka pintunya dan mempersilahkanku untuk masuk terlebih dahulu.

Aku pun masuk kedalam rumah, segera melepaskan bootsku dan menatanya di rak sepatu, lalu aku berlari kecil ke sofa yang terletak di ruang tengah dengan televisi dalam keadaan menyala

"Kau mau susu hangat?" Tanyanya lembut sambil berjalan ke arah dapur, "ya" jawabku senang. Sembari menunggu Czar yang sedang membuatkan susu, aku meraih remote televisi yang terletak di meja

Girl Almighty // H.S - (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang