Eve POV
Aku memutuskan untuk pulang ke rumah kami, tunggu maksudku rumah aku dan Czar. Letak nya tak jauh dari club, yang berada dikawasan elit dengan keamaan tinggi. Aku tengah duduk bersandar di sofa coklat yang besar nya 2 kali lipat dari sofa yang ada di ruangan ku sambil memijat kening ku yang sedari tadi pusing tak karuan.
Untuk yang kelima kalinya iphone 6s plus ku berdering, ku lirik layar nya yang bertuliskan Czar
"Hmm" gumam ku lalu tangan kanan ku meraih ponsel yang berada di meja kecil di samping sofa. Menekan tombol berwarna hijau dan mendekatkan nya pada daun telinga kanan ku
"Halo Czar, aku dirumah sekarang. Beri aku waktu untuk berfikir" ucap ku singkat lalu memutuskan sambungan nya tanpa mendengar jawaban dari Czar
Ku lempar ponsel ku ke sofa, lalu kembali memikirkannya, antara ya atau tidak. Sejujurnya, Harvey memang tampan juga rupawan, tapi aku tidak ingin bersetubuh dengan nya. Keperawanan ku tak bisa dibeli.
Ah persetan dengan Czar yang membuat ku tergiur akan tawaran gila nya.Ponsel ku berdering lagi, ya tuhan Czar.
Ku ambil ponsel ku dengan cepat lalu menjawab panggilan masuk tanpa melihat siapa yang menelponku"CZAR BERHENTI MENELPON KU, AKU SEDANG BERFIKIR. TIDAKKAH KAU MENGERTI?!!" Bentak ku dalam satu kali nafas
"Woa Eve tenang lah, ini aku Bella" balas nya singkat
Lalu kulirik layar nya, dan memang benar dia Bella, bukan Czar
"Ah maafkan aku Bel, Czar memaksaku melakukan sesuatu yang benar-benar menggiurkan. Apa yang harus kulakukan Bel?" Kata ku menjelaskan"Hey ceritakan dari awal, apa yang menggiurkan itu?" Tanya nya
"Tapi berjanjilah untuk tidak meledekku" kata ku mengancam nya
"Ya tentu Eve, apa itu?" Tanya Bella semangat"Well, kau tau Harvey kan? Teman SMA kita dulu yang pernah mengajakku ke prom namun ku tolak demi Nick?"
"Tak pernah ku lupakan Eve, kau benar-bebar bodoh menolak dia. Tunggu, kau menyesal dengan hal yang sudah berlalu 6 tahun itu?" Suara Bella menaik satu oktav"Bukan itu permasalahan nya bodoh. Dia memesan perawan di club ku, namun kami kehabisan stok"
"Lalu?" Tanya nya
"Czar memintaku untuk menjadi jalang nya" ucap ku dengan nada yang hmm, sedikit gembira mungkin"ASTAGA EVE, DEMI DEWA NEPTUNUS. KAU HARUS MENERIMA NYA. JANGAN TUNGGU NICK YANG TIDAK JELAS MAU NYA APA, DIA TIDAK BENAR-BENAR MENCINTAI MU EVE. JIKA KAU BENAR SAHABAT KU, TERIMA HARVEY DAN BUAT NICK LEBIH MENDERITA!!!!" Teriak Bella yang amat sangat antusias
--------------flashback-------------
Kurasa besok akan menjadi hari paling bahagia dalam hidup ku, Nick mengajak ku pergi ke prom. Kuakui aku sangat mencintai nya. Wajah nya, tawa nya, candaan nya. Aku menyukai semua yang ia miliki.
Semalam ia berjanji akan menemani ku membeli gaun untuk prom. Kami janjian di taman sekolah, ia bilang ia masih memiliki janji dengan Mrs. CyleDan disini lah aku sekarang, menunggu Nick sambil tengkurap dan membaca buku ensiklopedia. Tiba-tiba ada seseorang yang melemparkan ransel tepat di samping kanan ku
"Hey Eve" ucap nya riang
Aku pun mendongakkan kepala ku, melihat siapa yang mengajakku berbicara"Hey, ada apa?" Jawab ku singkat
"Hmm, ak-aku ingin bertanya sesuatu" ucap nya
"Silahkan" balasku singkat lalu kembali membaca ensiklopedia ku
Dengan cepat ia langsung ikut tengkurap di samping kanan ku lalu menopang dagu nya dengan kedua tangan nya
Lalu aku melepaskan pandangan ku dari ensiklopedia dan menatap nya"Eve aku menyukaimu" ucapnya sangat cepat
"Woa, jangan terlalu cepat kawan. Aku tidak mendengarnya dengan jelas" kekeh ku
"Oh ayolah Eve, aku sangat menyukaimu. Tidakkah kau menyadari nya? " ucapnya serius
"Mau kah kau pergi ke prom bersama ku?" LanjutnyaAku tergelak, apa dia baru saja menyatakan cinta nya dan mengajakku pergi ke prom? Aku tak tahu harus berkata apa, jujur memang saat semester 3 aku menyukai nya. Tapi sekarang tidak, sekarang aku sangat menyukai Nick
"M-maafkan aku Harvey, aku tidak bisa membalas perasaanmu, dan maaf aku sudah memiliki janji dengan orang lain" jawabku sambil menundukkan kepala ku
"Tapi bukan nya dulu kau pernah menyukaiku Eve? Bella pernah bilang padaku" jawab nyaHarvey memberi jeda sebentar dan mulai berbicara lagi
"Bisa kah kita memulai sebuah hubungan yang serius? Aku sangat mencintaimu Eve, aku yakin kau merasakan hal yang sama. Kau satu-satunya Eve, tidak ada yang lain dihatiku" suara nya serak dan parau, membuatku iba dan rasa nya ingin mengatakan yaAir mata ku menggenang, ku tahan tangisku sekuat tenaga. Namun sekuat apapun ku tahan air mata ini, mereka tetap ingin jatuh bebas membasahi pipi ku
Tes tes
Ku seka air mataku dengan cepat lalu ku gelengkan kepala ku perlahan
"Maaf, tapi kau terlambat. Dulu aku memang menyukai mu, tapi itu dulu" jawab ku dengan suara bergetar
"Kau bisa mencari perempuan yang lebih dariku, maafkan aku" lanjutkuHarvey tak membalas perkataan ku, keheningan menyerbu kami. Lalu terlihat seseorang yang tak asing mendekat, ia berlari kecil sambil menyunggingkan senyuman manisnya
Lalu ia ikut tengkurap tepat di hadapan ku
"Babe, maafkan aku membuatmu menung--" ucapnya sambil membelai rambutku
"Hey, apa kau menangis? Siapa yang melakukan nya?" Ucap nya dengan nada sedikit berteriakKu gelengkan kepala ku dengan cepat lalu memberikan nya senyuman terbaik ku.
"Kenapa lama sekali? Ayo pergi dari sini" ucap ku sambil memasukkan ensiklopedia ku kedalam tas selmpang coklat ku"Apa kau menangis karna dia? Dia yang membuatmu menangis bukan? Benar kan?!!!" tanya Nick sambil menunjuk Harvey
Harvey hanya menunduk tak menggubris bentakkan Nick"Ayolah, dia tidak melakukan apa-apa Nick. Kapan kita akan membeli gaun nya kalau kau terus-terusan membuang waktu?" Ucapku bersungut sungut
Nick mengusap wajah nya dengan kasar, lalu ia menggiringku pergi. Sebelum benar-benar pergi dari taman sekolah, ku tengok Harvey. Ia masih menundukkan kepalanya dan tidak bergerak sedikit pun.
"Aku benar bukan? Kau menangis karna dia kan?" Tanya Nick yang membuatku kembali dari lamunanku.
"Bukan dia Nick" jawab ku
"Tapi aku sendiri" batin kuLalu dengan cepat aku mengecup pipi kiri nya dan menautkan jemari ku di jemari nya, meninggalkan Harvey yang masih belum pergi dari taman sekolah
------------------------------
Aku terkekeh mendengar ke antusiasan Bella. Ia memang yang terbaik. Selalu menampung suka duka ku, itulah guna nya sahabat bukan
"Well baiklah Bel, aku akan menerima tawaran Czar. Tapi jangan iri ya jika dia menuruti segala permintaan ku dan memberikan segalanya" goda ku sambil terkekeh
Hmm aku dan Bella memang realistis, hanya berpacaran dengan lelaki tampan dan kaya raya. jika ia tampan namun tidak kaya raya, lalu untuk apa?
"HEY, JANGAN LUPA PADA SIAPA KAU MEMINTA SARAN INI JALANG" tawa nya meledak
"Oke, jangan khawatir . Sudah dulu ya, aku harus bersiap untuk dia" goda ku lagi"DASAR SIALAN KAU, HEY JANGAN KENAKAN BRA SUPAYA HARVEY BENAR-BENAR TERGODA HAHAHA" Tawanya meledak lagi
"Kau benar-benar memberikan dampak buruk di kehidupanku Bel" kekeh ku"Kau memang Bodoh Eve, well semoga sukses dear" kata nya menyemangatiku
"Thankyou Bella, i love you so much muaahhh" ucapku sambil mengecup ponselku
"Love you too Eve muaaah. Ku tutup ya, Bye" lalu ia memutuskan sambungan telpon nyaSekarang aku yakin akan pilihan ku, lalu ku cari kontak Czar dan langsung menghubunginya
"Hallo Eve, bagaimana?" Tanya nya antusias"Aku tidak mau. Aku benci selalu dipaksa oleh mu seperti ini" bentakku
"Oh ya ampun Eve, baiklah aku takkan memaksamu lagi" ucap Czar mengalah"Tapi aku bersedia menjadi suka relawan, aku akan melayani nya dengan senang hati" lanjut ku
☆☆☆☆
Cara Delevingne as Bella Strien on multimedia
Jangan lupa tinggalin vomments nya guys
All the love -G
KAMU SEDANG MEMBACA
Girl Almighty // H.S - (Discontinued)
Fanfic"Apa kau bisa membayangkan bagaimana rasanya, jika kau dibuang dari keluarga besar demi seseorang yang kau cintai?" -Harvey Baldric Arnt "Oh shut up Har! Im tired pretend in love with you" -Evelina Duscha Cyzarine Sebenarnya siapa yang sakit? Aku at...