Meet .2

1.2K 122 7
                                    

Jinyoung terus mondar-mandir dengan mulut yang tidak berhenti bergerak. Ini sudah dua jam tapi mengapa belum keluar sama sekali dokter itu.

"Astaga, aku benar-benar tidak tenang. Hyu-" Jinyoung menolehkan kepala nya ke Jaebum yang sedang menempelkan handphone nya ke telinga. "Kau menelfon siapa hyung?" 

Jaebum menolehkan kepala nya ke Jinyoung yang kini ikut duduk di samping nya. "Aku menelfon Mark. Ada apa?"

Jinyoung dengan cepat mengambil handphone Jaebum lalu mematikan sambungan nya. "Ya! Apa yang kau lakukan?" Tanya Jaebum dengan menahan amarah nya.

"Jangan beritahu Mark hyung dulu hyung. Kau tahu seperti apa Mark hyung jika khawatir akan sesuatu? Apalagi ini menyangkut Bambam. Kau ingin terjadi sesuatu dengan Mark di jalan nanti?" Jelas Jinyoung

Jaebum hanya diam dan menganggukan kepalanya pelan.

***

"Ada apa dengan anak ini?" Tanya Mark bingung. Pasalnya, saat Mark ingin mengangkat panggilan nya tiba-tiba saja mati.

"Kenapa? Ada apa dengan Jaebum Oppa?" Tanya Jimin yang masih setia di kamar Mark

Mark hanya menggedikan bahu nya lalu merebahkan tubuhnya kembali dan menutup mata nya.

"Besok kau akan bertemu dengan calon istrimu" celetuk Jimin lalu pergi begitu saja.

Mark dengan cepat membelakan mata nya, dan bangun dari rebahan nya dan menatap Jimin dengan jengkel yang kini sudah keluar dari kamar Mark.

Mark hanya mendengus kasar dan setelah itu kembali merebahkan tubuhnya dan terlelap begitu saja.

***

"Bambam, mengapa kau tidak memberitahu kami huh? kau benar-benar membuat ku khawatir!" Cerca Jinyoung yang membuat Bambam menatap Jinyoung malas

"Apa? Mengapa kau memberikan tatapan seperti itu huh? Kau tidak tahu kalau aku khawatir? Kau—hmpphh!" Jinyoung melotot saat Bambam tiba-tiba menutup mulutnya dengan tangan Bambam.

"Kau ini hyung, benar-benar cerewet. Aku tidak apa-apa, lagipula aku akan sembuh." ujar Bambam pelan, lalu melepaskan tangannya yang tadi menutupi mulut Jinyoung

Jinyoung pun menundukan kepalanya, dia benar-benar terkejut atas apa yang menimpa sahabat yang sudah dianggap sebagai adiknya ini.

Air mata pun turun dari kedua mata Jinyoung. Jaebum yang sedari tadi diam pun mendekati Jinyoung lalu mengusap punggung Jinyoung sayang.

Bambam yang menghelas nafasnya lelah, dia pun bangun dari posisi tidurnya lalu menjadi duduk. Dia menarik tangan Jinyoung untuk memeluknya. Untuk menenangkan hyungnya.

"Sudahlah hyung, kau tidak perlu menangis. Lagipula penyakit ini tidak akan membuat ku lemah." Ujar Bambam pelan

Jinyoung melepas pelukannya, dan menatap Bambam dengan mata sayu nya. Ck, sebenarnya siapa yang lebih tua disini? "Se-sejak kapan kau memiliki penyakit ini?" Tanya Jinyoung pelan

"Dua bulan yang lalu"

Jinyoung terkejut begitupla Jaebum.

"Ya! Itu sudah lama Bamie. Mengapa kau mendiamkan nya??" Tanya Jaebum dengan meninggikan suaranya.

Bambam hanya tersenyum, menanggapinya.

The Trust - ; markbam [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang