Lelaki manis itu melangkahkan kakinya dengan gontai menuju supermarket yang tidak jauh dari flat miliknya.
Sebenarnya dia malas, tapi keinginannya untuk memakan makanan ringan sangat kuat. Jadi dia memutuskan untuk membeli beberapa camilan untuk dirinya –walaupun malas.
Klining
"Annyeonghaseyo" sapa seorang kasir dengan ramah yang sedang berjaga dibalik meja.
Bambam pun membungkukan badanya lalu tersenyum. Kakinya melangkah menuju beberapa tempat yang menyimpan makanan ringan.
Bambam pun mengambil troli untuk menyimpan beberapa makanan yang dia beli. Matanya terus menelisik setiap rak yang menyimpan makanan yang menggiurkan itu.
Satu jam sudah dia berkutat di dalam supermarket itu. Dia pun menuju kasir untuk membayar makanan itu.
Setelah membayar, Bambam pun keluar dengan membawa beberapa kantong di kanan kirinya dan lumayan banyak yang berisi makanan untuk persediaan nya hingga beberapa minggu kedepan.
BRUUKK
Bambam jatuh tersungkur dengan beberapa kantung belanjaan yang isinya sudah berserakan.
Bambam mendengus kesal saat ada yang menabraknya, bukannya membantu tapi malan hanya dia di depannya.
Bambam dengan cepat memasukan bahan makanan dan beberapa camilan yang berserakan itu kembali dalam kantung pelastik.
"Ya! Mengapa kau hanya diam saja? Bukannya membantu. Tidak meminta maaf pula." Gerutu Bambam seraya berdiri dan mengangkat kantung pelastik itu.
"Ya!! – jinyoung?"
Shit.
Mata Bambam sukses membulat dengan mulut yang sedikit terbuka.
Bagaimana tidak? Di depan matanya kini ada sahabat nya. Oh, adakah yang bersedia mendorong Bambam ke jurang saat ini?
"Bamie? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Jinyoung terkejut
"A-aku... Aku... A-akuu sedang berlibur. Ya, berlibur. Hehe." jawab Bambam seadanya.
Jinyoung menyipitkan matanya untuk mencari kebohongan disana..
"Jangan berbohong padaku! Katakan mengapa kau disini Bamie? Kau tidak punya keluarga di Busan." Kata Jinyoung dengan teriakan tertahan agar tidak menarik pengunjung supermarket.
"A-aku.. Aku —"
"Bambam? Sedang apa kau disini?" Intrupsi suara berat yang muncul dari arah belakang Jinyoung.
"J-Jaebum hyung?!" double shit.
"Bambam? Kau sedang apa berada di sini? Apa kau tidak tahu bagaimana frustasi nya Mark mencari mu?!" kata Jaebum.
Bambam menundukan kepalanya dalam. Tidak berani menatap kedua lelaki yang berada di depannya.
Jinyoung pun menghela nafas pelan "Bambam, mari kita bicarakan ini. Ikut aku!"
—
Mark melangkahkan kakinya masuk ke dalam mansion megah milik keluarga. Wajah datar milik nya dia tunjukan kepada kedua orangtua nya.
Dia benar-benar sudah jengah dengan takdir yang mempermainkannya. Seminggu yang lalu dia sudah menjelajah kota Busan untuk mencari Bambam, tapi hasilnya nihil.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Trust - ; markbam [✔]
Fanfic[COMPLETE] kepercayaan adalah segala nya untuk sebuah hubungan. Dan, kecemburuan dapat menghancurkan segalanya. Kunpimook Bhuwakul. lelaki kebangsaan Thailand yang menyesali semua nya...