Gadis bermata hitam

58.2K 3.8K 173
                                    

Buat yang baru baca cerita ini.. halloooo....
Ini cerita repost ya.

So...met baca

Samuel membuka pintu pagar rumah mungil yang diteduhi oleh dua buah pohon rambutan itu, lalu masuk ke pekarangannya. Dia melangkah di jalan setapak dengan lambat, hanya untuk menikmati keteduhan pekarangan yang asri dan di penuhi berbagai semak bunga yang tumbuh dengan cantiknya diantara rumput rambut yang terpangkas rapi. Dia sangat menyukai pekarangan rumah kakaknya ini, dan terbiasa menikmati keasriannya sebelum masuk ke dalam rumah. Dan saat ini, sama seperti sore lainnya, suasana yang menyenangkan untuk beberapa saat membuatnya terhanyut, sebelum sebuah suara melengking membuatnya terenggut paksa dari lamunan.

"Aih.... Omku yang ganteng udah dateng...."

Samuel menoleh dan melihat dua orang gadis remaja berdiri di teras. Satu berpenampilan ala gadis barbie, dengan gaun berwarna pastel yang roknya mengembang, serta sepatu bertali warna krem yang serasi, keponakannya, Monik. Sementara gadis yang satu tampak berpenampilan tomboi dengan kemeja kotak-kotak biru tua, yang menutupi kaus polos berwarna putih dan celana jeans yang entah warnanya apa saking kusamnya, serta sebuah tas selempang yang talinya dibiarkan menyilang di dadanya yang rata. Sepatu conversenya terlihat kumal, tapi yang langsung menarik perhatian Sam adalah mata gadis itu yang sehitam malam. Manik matanya terlihat dalam, dan sangat menyelidik. Membuat Sam untuk sesaat merasa berhadapan dengan seorang polisi wanita. Pasti temannya Monik, Sam berujar dalam hati.

"Sore keponakan, cantik sekali kamu hari ini. Mau pergi?" Sapanya pada keponakannya yang terlihat ceria.

Monik mengangguk, dia turun dari teras, dan bergelayut di lengan pamannya. "Aku mau ke bazaar buku, Om. Minta duit, dong..." ujarnya sambil menadahkan tangan.

Sam mengangkat alisnya, tapi tak urung mengeluarkan dompetnya dari saku. Diambilnya beberapa lembar uang berwarna merah dari dalam dompet mahal itu.

"Pasti sebetulnya kamu sudah dikasih uang sama Mama, kan?" Tebaknya.

Monik nyengir. "Kok tau, Om?" Ia bertanya manja.

Sam tertawa, lalu meletakkan uang di telapak tangan Monik yang masih menadah. Dengan sayang diusapnya rambut ikal bergelombang gadis itu, yang spontan berseru protes.

"Ih Om Sam! Sejam lebih nih curlingnya..."

Tawa Sam makin berderai. Dia mencondongkan wajahnya, lalu menatap gadis tomboi yang sedari tadi tak bergeming. Monik yang melihat tatapan Sam langsung melambai pada gadis tomboi itu.

"Mika, sini!" Panggilnya.

Gadis tomboi bermata hitam mengangkat alisnya, tapi menuruti panggilan Monik. Dia turun dari teras dan menghampiri temannya yang masih bergayut manja di lengan Sam.

Monik menengadah, memandang pamannya yang memang lumayan tinggi itu.

"Om....ini Mikaela, temen Monik. Dia jago ngeliput berita lho....pokoknya wartawan betulan juga kalah...." katanya dengan nada bangga yang tersirat kental di suaranya.

Sam menatap Mikaela ramah, lalu menyodorkan tangan. "Hai... " sapanya.

Mika melihat tangan itu sejenak sebelum menjabatnya ringan. "Mika," katanya singkat.

"Mika, Om...." Monik langsung menyindir temannya yang tanpa ekspresi itu.

Mika hanya mengerjap, lalu menarik tangannya kembali. "Mikaela.... bukan Mikaom...."ujarnya datar, membuat Sam mau tak mau tersenyum geli.

Monik cemberut, tapi lalu melepaskan lengan Sam. "Yuk jalan," ajaknya. Diraihnya tangan Mika, lalu diseretnya.

"Eh, bentar...." Mika bertahan di posisinya.

The Lawyer Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang