Bibirmu adalah milik saya.....

46.3K 3.9K 362
                                    

Capa yang nungguin Om Sam? Hehe...enjoy yah....

Monik terus saja merepet tanpa peduli betapa merahnya wajah Mika yang sudah seperti kepiting rebus. Dengan tak sabar dia mengguncang tubuh Mika yang sejak tiba tadi tidak mengeluarkan sepatah katapun mengenai apa yang barusan terjadi.

"Mikaaaaaaa! Lo punya mulut, kan? Jelas lah lo punya, secara mulut lo abis diobok-obok sama Om gue..... jadi lo ga bisa ngehindar, ngomong sekarang. Ngomong Mikaaaaa!" Teriak Monik di telinga Mika yang berjengit saking cemprengnya suara gadis yang selalu memaksa untuk jadi temannya itu.

"Apaan sih... Barbie? Gua ngantuk nih. Lo ngapain sih udah jam segini ke sini?" Mika bertanya sebal.

"Owemji...hellooooo! Lo punya mulut dari tadi bukannya untuk dipake  ngomong yang ga penting itu, Mika! Yang gua mau, lo ngomong....barusan gimana lo bisa cipokan ma Om gue? Lo gila ya? Apa lo segitu putus asanya ampe mau aja dicipok ma Om gua yang udah tuwir gitu? Lo bikin gua malu sebagai cewek yang masih muda, unyu dan banyak yang syuka, Mika! Lagian....bisa ya lo cipokan ma Om gua padahal kan lo baru jadian sama Niko!" Monik malah memberondongnya dengan kritikan pedas.

Mika memperlihatkan wajah sebal. "Eh, Barbie..... lo kira gua juga suka cipokan ma Om lo itu? Itu kecelakaan tau?" Sinisnya.

Monik melotot. "Kecelakaan lo bilang? Jelas-jelas mata gua yang indah ini ngeliat lo ngelingkarin tangan lo di leher Om gua..... kalo dari sudut pandang gua..... itu kayak Lo yang agresif, tau?" Ia malah menyembur.

Mika terlonjak, "Masa sih? Keliatannya gua yang agresif?" Tanyanya tak yakin.

Monik menggerakkan tangannya dengan dramatis. "Hadeh Mika..... masa lo ga nyadar sih?"

Mika menggaruk kepalanya, lalu nyengir dengan wajah memerah yang jarang terjadi. "Abis....."

"Abis apa?" Monik langsung menyambar.

Mika mengerjap. "Om lo ganteng, Barbie. Bibirnya..... tebel-tebel empuk gimana gitu kayaknya..... terus.... anget, lembut banget.... seger lagi napasnya....." katanya sambil menerawang.

Monik ikut mengerjap beberapa kali, lalu menerawang juga. Tapi sedetik kemudian dia tersadar dan mendorong kepala Mika.

"Mika begooo! Lo bikin gua ngebayangin bibirnya Om gua sendiri?" Omelnya.

Mika tertawa geli hingga terbungkuk melihat wajah Monik yang lucu seperti orang ketahuan  berbuat curang. Dengan jengkel Monik menekuk wajahnya, lalu membanting bokongnya di ranjang Mika.

"Mikaaa..... lo demen ma Om gua ya?" Tanyanya.

Mika berhenti tertawa. Mata hitamnya mengerjap beberapa kali, lalu mendengus.

"Demen gimana sih, Barbie? Gua sama Om lo tuh dah kayak kucing ma anjing....tiap ketemu bawaannya cakar-cakaran," katanya jengkel.

Monik mengerucutkan bibirnya. "Uh...romantis. Cakar-cakaran....terus cipok-cipokan deh..." ejeknya.

Mika merengut. "Kan gua dah bilang, itu kecelakaan! Lo ya..... tadi nanya....pas gua jawab ga percaya. Serah lo deh...." tukasnya.

Jengkel, dia bangkit menuju ke lemari, lalu membukanya dan mengambil selembar kaus berwarna marun, celana pendek abu-abu dan pakaian dalam. Dengan penasaran Monik juga bangkit dan mengekorinya.

"Mika.... lo mau ngapain?" Tanyanya.

Mika terlonjak karena kaget. "Set dah..Monik!" Bentaknya. "Lo ngapain sih, ga jelas banget? Gua mau mandi. Jangan ikut!"

Monik manyun, tapi berbalik ke ranjang dan kembali duduk. Kalau Mika sudah tidak memanggilnya Barbie, berarti temannya itu sudah jengkel betulan, dan kalau Mika sudah begitu, maka dia bisa saja makan orang, jadi....

The Lawyer Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang