September 6th, 2016 at 3:51pm
Marahmu terlalu berlebih
Disaat cintaku yang berlebih pula ini menjadi alasannya
Malam semakin sunyi
Tak ada suara nyanyian lagi
Pula suara kemarahan
Dari emosi yang meronta ingin bebas
Dinginnya malam mencekamku
Keheninganmu membunuhku
Kesalahanku mencintaimu
Tak bisakah kau lupakan itu?Mari berdamai dengan masa lalu
Seperti tanah yang berdamai dengan hujan karena telah menghantamnya terus menerus
Seperti rontokan daun yang berdamai dengan angin karena hembusan liarnya
Seperti lilin yang berdamai dengan api karena telah menjadikan dirinya tiada
Seperti aku, yang berdamai dengan perasaan bersalahku
Akan semua yang telah terjadi kepadamu, kepada kita.Mari kita berdamai
Ulurkanlah tanganmu, tatap mataku dan tersenyumlah
Tersenyumlah, teman.Walaupun semuanya tidak akan pernah menjadi seperti dulu lagi
Bahkan pertemanan indah seperti dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Kata Hati?
PoetryKetika mulut ini sudah tidak mampu lagi berbicara, biarlah tulisanku yang menjadi wakilnya. ••based on true story