Hadiah buat ulang tahun Krystal tanggal 24 Oktober kemarin. Wish u all the best, Princess. Langgeng terus sama Mamas Kai sampe ajal menjemput. Amin!!!
---Arianna menatap baju berwarna putih dengan tulisan besar di bagian dadanya dengan senyum lebar merekah. Kata-kata tidak bisa menggambarkan apa yang dia rasakan saat ini. Senyuman lebar yang tidak pernah lekang dari wajahnya lah yang bisa memberikan sedikit gambaran bagaimana bahagianya dia dengan berita yang dia dapatkan pagi ini.
Sayangnya, dia tidak bisa langsung berbagi kebahagiaan itu dengan lelaki yang paling dicintainya.
Bunyi dering ponsel, mengalihkan perhatian Arianna dari tumpukkan baju di hadapannya. Arianna meletakkan baju yang dipegangnya dan kemudian meraih ponselnya di dalam tas. Senyumnya semakin melebar saat melihat nama penelepon tersebut.
"Halo."
"Gosh, I miss you sooooo much, Princess." Suara yang beberapa hari ini hanya bisa didengarnya melalui sambungan telepon terdengar begitu putus asa. Hal yang membuat Arianna pun tertawa kecil. Padahal setiap saat mereka berkomunikasi, tapi lelaki itu bersikap seakan-akan sudah berbulan-bulan mereka tidak berbicara."Kenapa tertawa? Emangnya kamu nggak kangen, ya sama aku?"
"Lagi istirahat?" Arianna sengaja tidak menjawab pertanyaan itu dan mengalihkan dengan pertanyaan lain sambil kembali melihat tumpukan baju di hadapannya. Tangannya mengambil satu per satu baju yang menarik perhatiannya. "Udah makan?"
"Ini baru selesai. Kamu lagi apa? Dimana? Sama siapa? Hari ini ngapain aja?" Pertanyaan beruntun khas lelakinya kembali terdengar seperti biasa. Setiap kali lelaki itu menelepon, dia pasti akan memborbardir Arianna dengan segala macam pertanyaan. Tidak terlewat satu detil pun olehnya. Semua yang dilakukan Arianna, dia harus tahu.
Mau bagaimana lagi, lelaki itu adalah suaminya tercinta.
"Lagi jalan ke Grand Indonesia. Sendiri. Tadi-"
"Kamu nggak kerja emangnya?" potong Rion sebelum Arianna sempat menyelesaikan ucapannya. "Kenapa jalan sendiri aja?"
"Tadi pagi aku kurang enak badan. Jadi aku ke dokter. Pulang dari situ-"
"Dokter? Kamu sakit apa? Kamu nggak apa-apa, kan?" potong Rion lagi. Dia terdengar begitu cemas saat mendengar Arianna ke dokter. Karena seumur hidup mengenal wanita itu, Arianna paling anti ke dokter. Hanya saat sakitnya terasa parah saja, wanita itu baru mau ke rumah sakit. Itu pun setelah diseret keluarganya atau Rion.
Karena itu, mendengar Arianna pergi ke dokter sendirian, rasa cemas pun menghampirinya. Rion berpikir, Arianna menderita penyakit yang cukup parah di saat dia jauh dari wanitanya.
"Bisa nggak sih, kamu nggak motong omonganku?" sungut Arianna kesal. "Cuma masuk angin biasa. Tadi aku diresepin vitamin sama dokternya."
"Masuk angin? Kok bisa? Memangnya kamu ngapain? Jangan-jangan karena kamu sering tidur malam ya selama aku di sini? Kan aku udah bilang, kamu nggak usah nungguin aku selesai training tiap malam karena mau video call. Lihat sekarang! Kamu jadi sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
[5] Love Me Right [SUDAH DITERBITKAN]
Romance[CERITA AKAN DITERBITKAN SECARA SELF PUBLISH SEHINGGA SEBAGIAN BESAR BAB SUDAH DIHAPUS] Winner of The Wattys 2016 for EDISI KOLEKTOR and PILIHAN STAF category. "Because wherever I am, me without you is just half" Novel ke-5 yang merupakan sekuel da...