Warning : OOC, TYPO
Mina terduduk di meja belajarnya sembari menatap kartu tanda pengenal yang ia temukan tergeletak di tanah tadi siang. Terpampang sebuah foto, nama, dan pengenal yang lainnya. Nama yang tertulis di sana yaitu Lee Dongmin. Mina menampakkan ekspresi bingung dari wajahnya. Ia bingung harus mulai darimana dirinya mencari si pemilik kartu tersebut. Sebenarnya Mina bisa saja membiarkan kartu itu terbaring di tanah dan mengabaikannya toh pria bernama Lee Dongmin ini bisa mengambilnya sendiri jika dia beruntung kartu itu belum hilang. Tapi, ada satu hal yang membuat Mina memutuskan untuk mengambil dan berniat mengembalikan benda itu. Mina terpesona dengan paras rupawan pria itu. Ia ingin sekali lagi bertemu dengannya, mengenal dirinya seperti apa, dan masih banyak lagi. Cinta? Mungkin lebih tepatnya Mina baru tertarik dengan pria ini karena dia pun tak percaya cinta pandangan pertama itu benar adanya.
~Janghwa sineun goyangi gateun nunbit
Nae mam da humchyeogal gatjiman
Joha geudaeman heorakhalgeyo~
Sebuah lantunan musik dari ponsel pintarnya membuyarkan fokus Mina. Diapun beralih ke ponsel dan mengangkat panggilan itu.
"Hallo" sapa Mina kepada orang yang di sebrang.
"Mina, kenapa kau meniggalkanku tadi?" tanya orang itu dengan nada kesal.
"Kau kan sudah dengan Sanha" kata Mina datar sambil memutar bola matanya.
"Tapi kan──"
"Tidak ada tapi pokoknya selamat atas kembalinya hubungan kalian, aku mau tidur. Good night"
"MINA JANGAN TUTU───"
Mina memutuskan panggilan sepihak sambil menaruh ponselnya ke tempat semula dan bergegas tidur karena besok pagi dia harus bersekolah.
***
Sekolah masih sepi. Hanya beberapa murid yang terlihat berlalu lalang di koridor ataupun membaca buku di depan kelas mereka. Mina berjalan santai dengan tas yang terangkul di pundaknya.
"Mina!" Seseorang memanggil namanya yang terdengar dari belakang gadis itu.
Mina pun berbalik dan mendapati Ahra dan kekasihnya─Sanha─ tengah berjalan menghampiri gadis itu. Bukannya senang, Mina malah hanya menatap datar kehadiran mereka, padahal Ahra dan Sanha malah terlihat sangat ceria. Sejujurnya di lubuk hati Mina tersirat rasa sedih Ahra berpacaran lagi dengan Sanha. Ia takut kesepian untuk kedua kalinya karena Ahra pasti akan lebih sering bersama Sanha daripada dia. Tapi ia juga tidak tega Ahra berlarut-larut dengan kegalauan hatinya. Oleh daripada itu, ia lebih memlilih melihat sahabatnya itu bahagia lagi.
"Kau keliatan murung. Ada apa?" tanya Ahra yang ternyata sudah berada di hadapannya sekarang.
"Tidak kok tidak apa hehe" kata Mina tertawa hambar.
"Aku kira kau kenapa, biasanya kau yang paling bersemangatkan haha" canda Ahra dengan tawa yang dirasa cukup keras.
"Sanha, tolong kendalikan kekasihmu ini. Dia sangat berisik" jelas Mina sambil menunjukkan jari tepat di depan wajah Ahra. Ahra hanya menunjukkan ekspresi kesal.
"Ahra sayang, Tolong jangan berisik kasian sahabatmu ini mendengar suara gaduhmu itu" kata Sanha dengan nada lembut namun sebenarnya sedikit menggoda Ahra.
"Berhentilah memanggilku dengan panggilan menggelikan itu atau kita putus lagi!" ancam Ahra dengan wajah yang memerah entah itu perasaan kesal atau malu.
"Nanti kau menangis berhari-hari lagi" ejek Mina kemudian tertawa disusul dengan tawa Sanha. Wajah Ahra semakin memerah karena tidak ada yang dipihaknya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTRO Fanfiction
FanfictionHanya imajinasi seorang Fangirl gila yang tak berpengalaman soal tulis menulis :") kritik dan saran diperlukan~ /bow