Hyeri berjalan seorang diri melintasi trotoar di pinggiran kota Seoul dengan seragam yang masih membaluti tubuh mungilnya itu. Ia terlihat bergumam sepanjang perjalanan sambil menendang kerikil kecil yang ada di hadapannya. Sesekali orang yang melihatnya merasa aneh karena kelakuan gadis itu. Sebenarnya masalahnya sepele tapi mungkin bagi Hyeri ini masalah hidup dan mati. Bagaimana tidak? Choi-ssaem memberikan ujian praktek menari untuk mata pelajaran seni budaya sedangkan Hyeri tidak bisa menari. Jangankan menari, saat pelajaran senam lantai pun hanya Hyeri yang tidak bisa melentingkan tubuhnya sama sekali. Yang bisa dilakukan Hyeri saat ini hanyalah pasrah kepada Tuhan dan berharap terjadi suatu keajaiban.
Hyeri melintasi kerumunan orang yang mengerubungi sesuatu. Hyeri yang melihatnya pun menghampiri kerumunan itu untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi. Manik matanya menangkap sesosok laki-laki yang sepertinya tidak asing bagi gadis itu. Tak lama kemudian, laki-laki itu memainkan sebuah beat music dari ponselnya. Dengan lincah laki-laki itu menggerakkan tubuhnya sesuai irama musik. BINGO! Hyeri menyadari sesuatu. Hyeri merasa Tuhan memang sedang berada dipihaknya saat ini.
"Aku harus menemuinya setelah ini"
***
Pertunjukan pun akhirnya selesai. Laki-laki itu terlihat tersenggal-senggal karena kelelahan. Hyeri menghampiri laki-laki itu sambil menggenggam sebotol air mineral di tangannya. Takut. Hey, wajarkan? Hyeri seorang perempuan, ia tidak mau terjadi hal-hal aneh terjadi pada dirinya. Namun, karena tuntutan nilai mau tidak-tidak mau ia harus melawan rasa takut yang menggentayanginya itu.
"Permisi"
"Iya, ada apa?"
Hyeri langsung memberikan botol minum itu tanpa menjawab pertanyaan laki-laki itu. Tak ada respon. Hyeri baru menyadarinya, mereka tak saling kenal. Wajar saja kalau ia tidak mengambil botol itu.
"Ini untukmu. Tidak beracun kok hehe"
"Ah begitu, Terimakasih ya"
"Ngomong-ngomong siapa namamu?"
"Kau tidak tahu aku? Kita kan satu sekolah dan lagi kita pun seangkatan"
Hyeri terdiam. Pantas saja ia merasa familiar dengan laki-laki yang ada di depannya saat ini. Tapi sungguh disayangkan Hyeri tidak tahu namanya.
"Kau anak Hanlim juga? Pantas saja aku seperti pernah melihatmu haha"
"Jadi siapa namaku?"
"Tidak tahu hehe"
"Dasar. Aku Park Minhyuk, kau bisa panggil aku Rocky"
"Ah, Baiklah. Namaku──"
"Namamu Jung Hyeri. Dan kau kelas 2-2"
"Laki-laki ini menyeramkan"
"Jadi ada perlu apa denganku?"
"Ah, jadi begini. Bisakah kau mengajariku menari?"
ROCKY SIDE
Park Minhyuk tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya sekarang. Jung Hyeri. Gadis yang menarik perhatiannya sejak duduk di bangku kelas 10. Entah takdir atau apa yang menimpa Minhyuk saat ini. Baru kali ini Minhyuk melihat Hyeri dari jarak sedekat ini. Biasanya ia hanya memperhatikannya dari radius yang cukup jauh ia rasa. Cantik. Itu yang dapat ia deskripsikan saat ini.
"Bisakah kau mengajariku menari?"
Jantung minhyuk serasa ingin lepas karena gadis itu. Untung saja Minhyuk bukan tipe orang yang terlalu gamblang tentang perasaannya, karena bisa saja ia dengan gegabahnya menyatakan 'ya' dengan tidak elitnya malah membuat gadis itu membatalkan permintaan bantuan itu.
"Memangnya ada apa?"
"Minggu depan Choi-ssaem mengadakan ujian praktik menari"
"Oh itu, ya aku tahu. Bagaimana ya?"
"Tolonglah aku. Please"
Sial. Gadis ini. Minhyuk ingin mencium gadis ini rasanya .
"Apa untungnya buatku?"
Minhyuk merutuki dirinya bukan mungkin lebih tepat itu hatinya yang terus mengulur waktu dan tak kunjung memberikan jawaban yang sebenarnya tidak sulit untuk diucapkan.
"Aku akan berikan apa saja"
Tunggu. Gadis ini terlalu jauh. Minhyuk memang bukan laki-laki jahat. Tapi ia tetap laki-laki bukan? Ia bisa saja meminta tubuh Hyeri sebagai balasannya ups. Tiba-tiba Minhyuk menyeringai. Entah pikiran kotor apalagi yang ada di otaknya saat ini.
"Kau serius?"
"Iya"
"Aku mau kau jadi kekasihku"
"EH!?"
BACK TO HYERI SIDE
"EH!?"
Hyeri terkejut dengan pernyataan Rocky. Hyeri pikir Rocky hanya bergurau. Tapi sepertinya aura Rocky menyatakan bahwa ia sedang serius. Tak ada lagi pembicaraan diantara mereka. Hyeri terlalu canggung untuknya. Sebenarnya Hyeri tidak keberatan, toh Rocky itu tampan dan keren menurutnya. Tapi masalahnya, Ia baru kenal Rocky hari ini tapi ia sudah dapat ajakan berpacaran saat itu juga. Hyeri takut hubungannya tidak akan bertahan lama. Hyeri takut saat ia mulai jatuh cinta pada Rocky, laki-laki tu malah meninggalkannya tanpa sebab yang pasti. Hyeri pernah merasakannya dulu jadi ia tidak ingin merasakannya untuk kedua kalinya.
"Tenang saja. Aku akan ada selalu untukmu"
Hyeri menatap Rocky dengan tatapan tidak percaya.
"Dia bisa baca pikiranku? Apa dia cenayang?"
"Baiklah, besok pulang sekolah di ruang latihan dance sekolah. Aku tunggu disana"
Rocky berjalan menjauh dari Hyeri. Hyeri hanya menatap punggung laki-laki itu. Baru beberapa langkah menjauh Rocky membalikkan badannya. Wajahnya terlihat berbinar dan tidak luput dari senyumnya yang menawan itu.
"Jangan lupa ya sayang"
Kemudian laki-laki itu kembali melanjutkan perjalanannya dan mulai menghilang dari pandangan Hyeri. Jantung Hyeri seperti tertusuk sesuatu. Jantungnya berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Pipinya pun terasa memanas. Hanya karena satu kata dari seorang Park Minhyuk.
"Akhirnya aku mendapatkanmu Jung Hyeri" –Park Minhyuk
"Sial. Terlalu cepat aku jatuh cinta sekarang" –Jung Hyeri
FIN
Hai hai semua~ akhirnya bisa lanjut nulis lagi lol dan akhirnya LIBUR JUGA HEHHEE maaf ya kalo cerita nya makin ga danta ini /slap
KAMU SEDANG MEMBACA
ASTRO Fanfiction
FanfictionHanya imajinasi seorang Fangirl gila yang tak berpengalaman soal tulis menulis :") kritik dan saran diperlukan~ /bow