Update lagi oii. :D
Maaf kalo ada kesalahan dalam penulisan kata - katanya, karena tak ada manusia yang terlahir sempurna :)Jangan lupa Vote + Comments :p
---------------------------------------
Terimakasih telah menjadi temanku~
---
Di sinilah aku sekarang, berdiri dibarisan gagal perang (ternyata cukup banyak yang terlambat) sambil mendengarkan orasi yang diberikan ketua osis (ketos)."Visi dan Misi SMA kita adalah..."
Entah apa lagi yang diucapkannya tadi, aku tidak terlalu mendengarkan karena mataku terlalu sibuk memandang ke arah wajah para calon siswa baru yang kebanyakan memasang tampang "bosan".
Prok.. prokk... prok
Riuhan suara tepuk tangan memenuhi penjuru lapangan, ntah apa yang ia katakan, yang aku dengar hanya "datang" entah apa yang datang, aku tak tahu. "Selama tiga hari kedepan kalian akan melaksanakan masa orientasi siswa untuk menentukan apakah kalian layak di terima di SMA Negeri 31 Bandung ini" ucapnya
"Okee, untuk para calon siswa baru" lanjutnya "sekarang kalian akan dibagi menjadi beberapa kelompok."setelah itu kami (para junior) dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 30 - 35 orang dan tiap kelompok didampingi oleh 2 orang anggota osis.
"Sekarang silahkan ikuti pendamping yang akan menunjukkan kelas kalian karena masa orientasi siswa akan segera dilaksanakan" "Dan untuk yang terlambat silahkan maju ke tengah lapangan" perintahnya.
Semua calon siswa baru segera bubar dari lapangan, dan hanya tinggal kami, para siswa yang terlambat dilapangan yang menanti hukuman apa yang akan diberikan.
***
Akupun mencari ruanganku, setelah sebelumnya meminta maaf pada cewek tadi Dan Syukurlah ia tak marah, ia hanya bilang sambil tertawa "ini mungkin akan menjadi pengalamanku yang tak terlupakan".
Ohh, sungguh aku menyukai kelembutan hatinya.Setelah berkeliling sebentar, akhirnya aku menemukan ruanganku. Ternyata cukup mudah untuk menemukannya, karena di tiap pintu ruangan sudah ditempeli daftar nama para junior.
Tok..tok..tokk
Aku mengetuk pintu dan langsung segera membukanya.
Para siswa junior dan dua orang senior (yang satu cewek anggun dengan rambut terurai dan berkulit putih sedangkan yang satunya lagi cowok bertubuh tinggi berisi dengan kulit warna sawo mateng) langsung melihat ke arahku.
Akupun langsung tersenyum tipis pada mereka berdua."Silahkan masuk, dan tolong perkenalkan diri kamu."
Aku mengangguk sekali sambil berjalan ke depan kelas. Aku menatap satu persatu wajah - wajah di kelas ini, tapi tak ada satupun yang aku kenali.
"Ehem, perkenalkan. Nama saya Muhammad Alkhadafi, saya dari SMP Negeri 5 Malang."
"Umur?" Tiba - tiba cowok senior tadi menyahut.
"15 tahun" jawabku jujur.
"Cita - cita?" Lanjut cowok tadi.
"Pengusaha" jawabku mantap.
"Pengusaha apa?" Tanyanya kemudian.
Ughh, Dia terlalu kepo
"Elektronik, mungkin" jawabku.Dia mengangguk "okee, silahkan duduk"
Aku tersenyum sebentar dan langsung melangkahkan kakiku ke bangku kosong di tengah kelas (baris ke dua dari pintu dan deret ke 3 dari depan). Karena hanya itu bangku kosong yang tersisa.
"Haii gue Sifa Natasha" tiba - tiba cewek berjilbab putih di depanku mengulurkan tangannya mengajakku berkenalan.
Akupun segera menyalaminya tanpa sungkan. "Okee, Salam kenal sifa" ucapku tersenyum tanpa menyebutkan namaku, karena ia pasti sudah tahu namaku."Kamu bukan asli orang sini?" Tanyanya padaku.
"Oh bukan" jawabku "aku aslinya orang malang. Tapi karena ayahku ada pindahan tugas ke bandung, jadi aku terpaksa ikut" jawabku jujur.
"Kalau gitu, aku pasti junior pertama yang kamu ajak kenalan" tukas sifa sambil terkekeh
Loh lohh, bukankah ia yang pertama kali mengajak kenalan?
"Yaa begitulah" ucapku kemudian "lagian ini baru MOS, kelasnya juga masih belum tetap. Mungkin nanti habis mos akan ada pembagian kelas" Sifa mengangguk mengiyakan."Okee, sekarang kita akan main suatu permainan" Tiba - tiba senior cewek tadi menghentikan ucapanku dengan Sifa. "Jadi gini, kalian akan diberi waktu selama 5 menit untuk menghapal nama - nama teman kalian di kelas ini. Nanti bakal di tanya siapa - siapa nama temannya. Untuk yang nggak bisa jawab bakal di kasih hukuman" ia tersenyum memandang ke seisi kelas.
"Oke, silahkan mulai!" Perintahnya kemudian.Seisi kelas mulai sibuk berpencar menghapalkan nama teman - temannya begitupun dengan aku.
Cukup banyak nama yang harus dihapalkan. Satu orang menghapalkan sekitar 34 nama dalam 5 menit bukanlah hal yang mudah.
Pantas saja banyak orang yang susah move on, karena dari SD hingga sekarang yang dipelajari adalah menghapal dan mengingat,Bukan melupakan."Waktu habis, silahkan kembali ke tempat masing - masing" cewek tadi kembali bersuara.
"Kamu" ia menunjuk seseorang yang ku ketahui bernama Doni. "Tolong sebutkan namanya" ia kembali menunjuk ke arah Sifa yang berada di depanku.
"Emm, Sifa?" Doni bersuara.
"Benar?" Tanya senior tadi ke Sifa, sedangkan Sifa menganggukkan kepalanya.
"Kalo yang di belakang Sana?" Ia kembali bertanya ke arah Doni sambil menunjuk ke arah pojok.
"Aldo?" Ia menjawab ragu.
"Benar?" Cewek senior tadi bertanya ke arah cowok di pojok tadi yang di duga bernama "Aldo."
"Benar" Aldo bersuara.
Prokk prokk..
Beberapa anak bertepuk tangan karena Doni."Kerja bagus" ucap cewek senior tadi ke arah Doni sambil tersenyum. "Okee, sekarang kamu" ia menunjuk ke...
Arahku?
"Aku?" Tanyaku ragu.
"Iya kamu, coba sebutkan nama dia!" Perintahnya padaku sambil menunjuk ke arah Doni tadi.
"Doni!" Jawabku Mantap.
"Benar?" Ia bertanya ke Doni.
"Ya" ucap doni.
Sudah kuduga. Aku tersenyum senang.
"Kalau dia?" Ia menunjuk ke arah perempuan di belakang Doni.
"Ehh" aku tahu namanya, tapi aku lupa. Emm, dia tadi siapa ya?
"Salsa?" Aku menjawab ragu."Benar?" Senior tadi bertanya.
Dia tersenyum. "Bukan" jawabnya kemudian.
Aku menggerutu dalam hati sedangkan senior cewek tadi tersenyum lebar.
"Okee, karena kamu salah. Silahkan nyanyikan satu buah lagu di depan sini." Ucapnya menunjuk ke depan kelas Sambil masih tersenyum lebar.Ohh sialan, di hari pertama dan aku selalu mendapat hukuman?
aku benar - benar tak menyukai yang namanya MOS.****
Sekali lagi jangan lupa vote + comments.
Kritik dan saran kalian sangat membantu :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
DragosteEntah mengapa ia berubah, tapi aku rindu dia yang pertama kali aku kenal, dan sekarang aku merasa kehilangan. Tapi jika ia memang lebih bahagia jika begini, maka akupun akan turut bahagia untuk dirinya. Tapi terus terang, bolehkah aku bersikap sedik...