7 tahun yang lalu Melbourne
15:00 PMEmily's POV
*Bel Sekolah*
"Akhirnya pulang jugaaaaa." Ucapku dalam hati. Aku mengambil buku - bukuku yang berserakan di atas meja dan meletakkannya dalam loker. Setelah itu aku berjalan biasa dan menuruni anak tangga. Eits tapi seperti ada yang kurang. Ah, aku melupakan temanku. Aku harus mencari mereka di gedung sebelah. Sebenarnya perjalanan ku cukup jauh dari kelas ku. Tapi sudahlah dibanding aku sendirian. Kelas demi kelas telah ku lewati. Mereka dimana?. Terlihat punggung Ghaly dan Eliana yang mulai berjalan ke arah pintu halaman sekolah. Sepertinya mereka sudah lama menunggu karna sedari tadi aku berjalan dengan santai.
"Ghally !!!!!! Eliana!!!!" Teriakku sambil berlari mendekati mereka.
"Emm!!!" balas Eliana.
"Kalian! sekali - sekali dong nungguin aku." napas ku masih saja tersengal karna berlari - lari tadi.
"Em, kamu itu di jurusan Social Class. Kelas itu sangat jauh dari pintu keluar ke halaman sekolah." Balas Eliana.
"An-" belum sempat aku berbicara banyak. Ghally telah menyodorkan sebuah kotak biru tua ditambah dengan pita putih di atasnya.
"Nih! udah ga usah teriak." Ghally hanya memberikan bingkisan itu dengan santai.
Aku sontak saja memeluk keduanya. Ya, mereka temanku. Tidak, mereka sudah seperti keluarga bagi ku. Aku menghabiskan waktu menunggu jemputan bersama mereka di halaman sekola dan duduk di rerumputan hijau yang bersih.
"Em, si Delon ngejer kamu ya?" tanya Ghaly dengan spontan.
"Engga tau Ly, sepertinya iya. Kenapa?" jawabku.
"Enggak. Cuma cemas sama kamu Em. Cari pacar yang bener ya." ucap Ghally dengan senyum.
Aku membalasnya dengan mengangguk mantap.
"Ana kamu gimana? masih kan sama Robert?" Tanya ku dengan pelan. Ghally juga ikut - ikut menoleh ke arah Ana atau Eliana. Eliana memang sering di panggil Ana.
"b-b-baik." balasnya dengan tersenyum tipis.
"Anaaa... Kamu bisa jujur sama kita kok. Jangan bohongin kita ya." Kataku dengan memegang erat tangan Eliana.
Eliana's POV
Maafkan aku Em, Ly. Aku bohong.
Entah apa yang telah merasuki sampai aku tergila - gila padanya. Entah apa yang bisa membuatku lupa tentang siapa diriku. Seolah dia sudah menghipnotisku berulang kali. Aku tak bisa menahan ini. Pertanyaan mu tentang Robert membuatku tersentak.
"Anaaa... Kamu bisa jujur sama kita kok. Jangan bohongin kita ya." Suara Emily sangat membuat hatiku teriris pedih.
Aku menatap Emily.
"Em, jangan pernah bertanya atau mendekati Robert. Aku sayang padamu Em." Kataku dalam hati.
Saat aku sudah mengucapkan dalam hati aku langsung menganggukkan pertanyaan Emily.
Kenapa sangat sulit berbohong kepada Emily dan Ghaly.
Orang tua ku pun tidak seperhatian mereka terhadapku.
Mereka yang menahan semua amarahku dan bersabar denganku.
Robert, Jangan menjauh dari ku aku mohon.
Aku tak siap.
Jangan berbuat apapun.
Tolong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain drops
Teen FictionDia disana, duduk dengan mata yang tenang. Menunggu sang bintang yang entah kemana. Sama halnya dengan yang ia lakukan dulu. Bukan salah menunggu. Bukan masalah kenangannya. Ada banyak kejadian yang begitu tiba - tiba. Seakan Tuhan pun ikut...