Part 2 : Kerasnya Hidup

203 13 2
                                    

Hari semakin siang, Panas yang menyengat menyinari sekujur tubuhku.

Orang-orang disekelilingku mulai membicarakan ku dari belakang dengan nada yang berbisik, karena mendengarkan  hasil pengumuman ku .

"ahhh... sektor pertanian!? , sudah lama sekali aku tidak mendengarnya.kalau ada siswa disini masuk disana.."mengejek dan melihatku dengan tatapan menjijikan

"iya,.. bikin malu sekolah aja!!"

"stttt....jangan gitulah.. entar dia denger lagi, hahahaha..?!!" tertawa kecil mengejekku.

Aku rasanya ingin lari pada saat itu, aku tidak tahan lagi diejek seperti ini. Tiba-tiba ada seseorang dari samping kananku yang menepuk bahu ku dengan lembutnya, aku pun menoleh kearahnya.

"gak apa-apa kok, orang lain mau menilai mu seperti apa, walaupun kau payah, bodoh dalam segala hal , bahkan tidak bisa melakukan apa pun, tapi ingatlah janganlah sesekali kau menekuk wajah mu kebawah dan berusaha lari dari semuanya"
menyemangatiku sambil tersenyum manis kepadaku.

mendengar semua perkataan itu hatiku sedikit tenang.

"ada benarnya kata gadis ini, aku tidak boleh lari dari semua ini, aku harus mengadapinya, bodoh amat persetanan dengan orang-orang, sektor, wilayah ,pemerintahan dan yang lainnya, aku tidak peduli.selagi aku masih berusaha dan mencoba lagi,aku pasti bisa mewujudkan ambisiku."bicara dalam hati kecilku.

"makasih yaa udah menghibur ku" kata ku kepada gadis itu

"iya sama-sama"tersenyum manis kepadaku

"ehhh ngomong-ngomong nama kamu siapa..?? dari kelas mana ??" tanyaku kegadis itu sambil menyodorkan tangan kanan ku berniat untuk berkenalan kepadanya

"ohhh iya namaku Laura Lisa dari kelas X.4. nama kamu Bruce Nova kan.. ?!!" tanya gadis itu

"kok tau sik??!"dengan tatapan menggoda dan penasaran.

"tadi..kamu bilang nama kamu dengan semangatnya, kayak pangeran mau naik singgasana raja aja, waktu hasil pengumuman barusan." jawab laura.

"ohhh iya yah kok aku lupa tadi yah... hahaha ?!" jawab ku dengan sedikit tertawa kecil.

" ihh graan kamunya hehehe"tersenyum kecil melihatku.

waktu dihabiskan dengan mengobrol dengan laura, walaupun aku masih sedikit mendengar segilintur orang-orang yang membicarakanku, tetapi aku tidak memperdulikannya.

"angggeeengg......" suara Mic memekik

"Selamat bagi kalian yang sudah menerima hasil pengumuman, walaupun ada diantara kalian yang masuk ke sektor pertanian" orang-orang disekelilingku mulai ramai membicarakan ku lagi.

"Saya mengharapkan untuk kelulusan tahun depan tidak ada lagi yang masuk disektor pertanian"kata kepala sekolah.
aku merasakan di kecilkan di acara itu bahkan kepala sekolah pun ikut mengejekku.

memang disektor pertanian dianggap jelek dan buruk, karena semua perkerjanya rata-rata penjahat yang melanggar aturan pemerintah,melawan pemerintah, dan sisanya murid dengan nilai terrendah atau kasus tertentu, dari 8 sekolah yang ada ,cumang 10 siswa saya yang diambil setiap tahunnya.

Aku hanya bisa menerimanya dan terdiam.

"ahhh.... gak usah didengerin kata-kata kepala sekolah botak itu ,diemin aja dia memang orangnya seperti itu. lagi pulak aku kurang yakin kalau dio itu laki-laki beneran" ujar Laura kepadaku dan mengejek kepala sekolah.

aku hanya membalasnya dengan mengagukan kepalaku.

"Kalian akan mulai berkerja 2 hari lagi, siapkan diri kalian dan jaga kesehatan masing-masing.... dengan ini acara saya tutup!!!" tepuk tangan dari para siswa pun membanjiri acara.

..............................................

Lonceng pusat berbunyi seperti biasanya. pagi menampakan cahayanya, ku awali dengan secangkir kopi panas ditangan ku sambil menonton TV dengan santainya.

Akan tetapi  pagi ini beda dari biasanya , aku dituntun bangun pagi ,karena aku hari ini mulai berkerja. yahh sudah 2 hari berlalu dari kejadian tersebut.

Aku pun bersiap untuk pergi berkerja, aku berjalan keluar pintu lalu menguncinya menggunakan gembok.

Jalanku terasa berat untuk pergi berkerja, seolah-olah gravitasi disekelilingku meningkat.

"apakah aku harus lari dari perkerjaan ini saja...?! tapi kalau aku lari aku mau makan apa??.aku tidak ada dana tunjangan lagi dari pemerintah pusat karena aku sudah lulus dari pendidikan ku" berbisik didalam hati kecil ku.

Tiba-tiba aku mengingat kata-kata dari mendiang ibuku dan Laura.
Entah angin dari mana yang membawa ingatan itu. tetapi dengan memikirkannya sejenak, kaki ku terasa enteng untuk berjalan ,seolah-olah gravitasi disekeliling kakiku kembali normal. aku harus berhenti melihat kebawah, dan belajar untuk melihat kedepan.

Aku pun mengurukan niat ku untuk lari dan melanjutkan perjalananku ketempat kerja.

tubuh ku mulai merasakan panas, keringatku pun membanjiri bagian ketiak dan mukaku.bukan karna aku sakit ataupun gugup melainkan aku tidak biasa dengan keramain ini.

ini kali pertamanya aku datang ke salah satu stasiun kereta. mungkin aku belum terbiasa dengan ini.cepat atau lambat aku pasti akan terbiasa.

"ding... ding....ding... sebentar lagi stasion Timur akan berangkat ,segera lah memasuki keretanya masing-masing terima kasih" Aku pun masuk kekereta, lalu mencari tempat duduk.

suara bising dari roda kereta api yang sedang berjalan membuat kupingku sedikit tidak nyaman, bukan hanya itu saja yang membuatku tidak nyaman.
ada sekelompok preman yang sedang memalaki pria muda yang sendirian, kira-kira pria muda itu umurnya 17 tahun.
rasanya aku ingin membantunya tapi apa dayaku ,aku tidak mempunyai kekuatan untuk melawan mereka semua.

Akupun hanya bisa melihat pria malang itu disakiti.

salah satu preman itu tiba-tiba menatapku dengan mata ingin mengincarku, aku pun sontak menghilangkan pandangan ku dari mereka. "sial" berkata dalam hati dengan keadaan cemas.

"hyy... sahabat santai aja.. jangan tegang gitu" aku pun terkejut, tiba-tiba saja salah satu preman itu merangkulku.

Aku pun hanya terdiam saja.

"sahabat aku boleh pinjem duit kamu gak ?? kita kan sahabat. bukannya kalau sahabat itu saling membantu"kata preman itu kepada ku dengan nada yang santai.

"sahabat endasmu kenal aja gak pernah"dalam hati berkata.

aku hanya diam dan sibuk memperhatikan yang lain.

"hallo... tuli yah kupingnya ,atau pura-pura gak tau" akupun pura-pura tidak mendengarnya.

dia pun ke habis kesabarannya
lalu menarik kerah bajuku.

"baik lah.. kalau kau ingin memilih cara kasar!!! , mungkin dengan ini aku bisa mengajarimu kalau hidup ini keras...!!!" lalu hendak memukul dengan tangan kanannya, aku pun refleks menutup mataku.

...............................

Tiba-tiba muncul sesosok pria didepan hadapanku layaknya super hero, menangkis serangan preman itu.

"TAU APA KAU TENTANG KERASNYA HIDUP...!!! DASAR BOCAH INGUSAN...!!!"

Bersambung.........

Life in The WallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang