Part 6 : Serangan Dipagi Hari

80 8 4
                                    

"Nova.... Nova...." suara lembut  yang tidak asing bagiku memanggilku.

"ahhhhh..." aku sontak terbangun terkejut.

Panas dingin menyelimuti tubuhku ketika seseorang memanggilku saat aku tidak sadar.

"ehhhh aku dimana ??." sambil melihat lingkungan sekitar dengan mata yang berkunang-kunang.

"ohhh iya ya ini kamarku sendiri." aku tersenyum.

"ahhhhh!!!"aku menguap.

"tapi ngomong-ngomong kok aku bisa kesini." berbicara dalam hati serta diiringi kebingunganku.

"awww..."megang kepalaku yang sedikit pusing.

Aku membuka tirai jendelaku.

"Stttt..." suara tirai jendela yang aku buka.

Aku menutup mataku karena sinar mata hari mencolok dimataku.

"Sudah Pagi ya.."

Mata yang masih membuat ku berat.

"mungkin ini effect dari cairan aneh itu ahhh..."
merasa pusing dibagian kepala ku.

"mungkin dengan mandi, kepala ku bisa fress lagi".
Pikirku lalu aku berjalan kekamar mandi.

............................

Setelah mandi.

"ahhhh... mendingan kapalaku sekarang" ujarku karena pusing dikepalaku mulai berkurang.

"sekarang jam berapa ya ??" aku penasaran untuk melihat jam hari ini.

"ahhhhhh sudah jam 9 pagi... ohhh iya aku lupo hari ini harus berkerja....!!!"
Aku memukul kepalaku karena lupa kalau hari ini aku harus berkerja.

Aku langsung ke arah kamarku mengganti baju untuk berkerja.

"Tok.. Tok.. Tok..." suara pintu rumah ku berbunyi.

"ehh tumben ada orang yang datang kerumahku pagi-pagi gini"
pikirku dalam hati.

"iyaaa bentar...."teriakku dari dalam rumah sembilah memakai pakaianku.

"Tok.. Tok.. Tok.." suara pintu rumahku berbunyi lagi.

"Ssttt ahh.. gak sabaran banget sik... siapa sik emangnya"
keluhku dalam hati lalu menuju pintu rumahku.

"Tekkk.. angeenggg..." suara pintuku yang sedang aku buka.

Aku sangat terkejut melihat siapa yang datang kerumahku.

"Kami dari pasukan kusus pemerintahan HOP. menjalankan tugas untuk menangkap Bruce Nova hidup-hudp, dengan tuduhan melanggar hukum pemerintahan"
Segak keras dari salah satu pasukan khusus HOP.

Aku sontak terkujut mendengar fonisan tersebut.

Aku mundur beberapa langkah mengisyaratkan, aku tidak mau ditangkap.

"jangan bergerak"
segak keras dari pasukan itu.

Akupun membanting pintu rumahku dengan keras lalu , mengunci pintu rumahku.

Aku berlari kebelakang ruangan rumahku, mencari tempat untuk sembunyi.

Panas dingin, gugup, gemetaran, panik menyatu dengan satu yang membuatku tidak bisa berpikir jernih untuk mencari tempat sumbunyi.

"uaahhhh... uaaahhh..." menarik napas dengan tenang, berusaha untuk menenangkan pikiranku.

"ohhh iya ruangan rahasia itu" aku langsung belari kedepan untuk masuk keruangan ayahku.

"krekkkk....... go..go.. go.."
suara doprakan pintu yang membuat pintu rumahku ancur dan pasukan masuk kerumahku.

"Simpan semua senjata kalian, usahakan jangan membuat dia terluka. tetapi kalau dia besikeras untuk melawan kita, jatuhkan dia dengan kekerasan tapi tidak dengan senjata"
perintah dari wanita memegang senjata Sniper.

"ahhhh sial gak sempet, mereka sudah masuk" keluhku.

Aku berlari ke belakang untuk mencari tempat sembunyi.

"disitu saja"
bersembunyi disamping lemari yang ada dikamar ayahku.

"Kalian priksa rungan itu , kau priksa didalam , aku priksa ruangan ini." perintah salah satu pasukan yang terdengar olehku.

"tekk.. tekk... tekk" suara langka kaki dari salah satu pasukan.

suara itu semakin jelas terdengar jelas olehku.

tiba-tiba suara itu menghilang.

panas dingin tubuhku karena dekdekan. jantungku berdetak semakin kencang.

tiba-tiba pasukan itu muncul secara tiba-tiba dihadapanku.

lalu menarikku keluar dari persembunyian, lalu merangkul keras leherku.

Sontak respon cepat, sikut kiriku menghantam keras keperut pasukan itu. lalu pasukan itu melepaskan rangkulannya.

lalu dengan cepatnya aku memukulnya dengan tangan kananku.

"brrakkkkk...." dia terpental kedinding dan tidak sadarkan diri.

"ehhhh tanganku serasa kuat sekali ketika aku memukulnya"
pikirku.

Aku berlari kedepan bermaksud untuk keluar dari rumahku.

"heyyy dia disana.." menunjukku dan memberi tau pasukan lainnya.

Aku berlari kedepan dengan cepatnya, hingga akhirnya aku sampai ruangan depan.

"jangan bergerak... kami tidak akan melukaimu apabila kau mau berkerja sama"
Kata wanita sniper itu.

3 dari pasukan itu mulai mendekatiku untuk menangkapku.

tiba-tiba tubuhku menjadi ringan untuk menghajar mereka.

dengan cepat aku memukul tepat diperutnya, yang membuat dia jatuh tidak sadarkan diri.

"ahhh..." salah satu pasukan memukulku dengan tangan kanannya.

"pakkkkzz" tangkisku dengan kanan kiri.

"baaakkkk" lalu aku membalik menyerang dengan tangan kananku tepat dimukanya.

sedikit terpental dengan seranganku.

"bakkkkkzzs..." tiba-tiba dengan cepat kaki dari salah satu pasukan itu hinggap dimukaku.

"cuhhh.... sialan"

lalu aku memutarkan tubuhku dengan cepat diikuti dengan kaki kanan yang sudah siap untuk menyerang.

"blaaakkkzsssss"
dia terpental kedinding rumahku dan tidak sadarkan diri.

"ehhhh sejak kapan aku bisa bela diri ya...??"
Aku terkejut melihat diriku bisa menjatuhkan mereka.

seolah-olah aku memiliki kekuatan super.

"kalian semua tangkap dia" perintah wanita itu.

pasukan itu pun mendekat kearahku.

Akupun hanya bisa menerobos keluar rumah berharap bisa berlari dari kejaran mereka.

empat atau enam yang tidak sengaja aku pukul karena menghalangiku.

Aku terasa dimasuki oleh iblis yang sedang mengamuk.

"Akhirnya aku bisa keluar dari rumahku"
ujarku sambil berlari keluar menjauh mereka.

"ehhhmmm kayaknya aku sudah jauh"
hatiku mulai tenang karena aku berhasil menjauh dari mereka.

"taaaarrzzzzz....." suara senjata sniper berbunyi dari kejauhan yang menambakku.

"ahhhhh...." suara jeritanku karena terkena tempakan sniper.

akupun terduduk lemas dan mulai kehilangan kesadaran diri.

Mataku mulai memberat dan membuatku terjatuh.

"dia disana cepat....... tangkap dia"
suara bersamar-samar yang ku dengar.

pengliatanku  mulai memutih.

"Tingggg....".............




Life in The WallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang