ok malam ini gue post star 2 ya ^^
oh ya harap di maklumin jika banyak typonya,
happy reading guysHana pun segera meninggalkan rumah sakit itu dan berjalan keluar untuk mencari makanan. Ia berjalan sangat santai sambil memikirkan sesuatu, bahkan dalam waktu 5 detik ia hanya melangkahkan 1 langkah kaki saja, ia juga sempat termenung , pikirannya melayang menuju adiknya yang sedang melakukan tes untuk masuk perguruan tinggi. Ekspresinya berubah menjadi bingung dan kaget setelah ia mengetahui bahwa kakinya tersebut telah membawanya melewati tempat yang seharusnya ia tuju, dengan terpaksa Hana harus kembali, kali ini Hana berjalan lebih cepat dari sebelumnya. Hana sempat berhenti ketika ia melihat kerumunan manusia di seberang jalan, tapi ia tidak memedulikan itu semua, karena jam istirahatnya sebentar lagi akan berakhir, sedangkan ia sendiri belum mengisi perutnya yang kosong bahkan ia pun belum sampai di tempat makan tersebut. Hana pun kembali berjalan, tiba-tiba seseorang menarik tangannya dan membawanya berlari secepat mungkin. Perasaan Hana pun berubah menjadi kaget, takut, khawatir, kesal, marah, bingung dan semuannya bercampur aduk dalam pikirannya.
"ya! Apa yang kau lakukan? Kau mau membawaku kemana? Kau mau menculikku ya?" ucap Hana dengan nada kesal. Perasaannya pun semakin tidak karuan ketika lelaki yang tidak ia kenal itu membawanya ketempat gang yang sempit, bahkan ia pun tidak bisa melihat wajah laki-laki yang membawanya ketempat sempit itu. Hana pun langsung menginjak kaki laki-laki kurang ajar itu sekuat mungkin yang ia bisa.
"AAW, Ya!" teriaknya yang bergema di gang tersebut dan ia pun langsung memperlihatkan raut wajahnya yang kesakitan itu.
Secara refleks tangan Hana pun menutup mulutnya yang terbuka itu, jantungnya pun hampir ingin berhenti setelah melihat wajah laki-laki yang ia injak tadi, seseorang yang sangat terkenal dari grup yang besar.
"Ya, apa kau sudah gila? Kenapa kau menginjak kakiku?"
"Mwo? Kau yang sudah gila, kenapa kau menarik dan membawaku ke tempat seperti ini?"
"kalau bukan karna terpaksa, aku tidak akan pernah menarik bahkan menyentuhmu sedikitpun. Eh... aku hanya ingin meminjam jas mu!"
"mworago....."belum selesai Hana menyelesaikan perkataanya Hyuk telah lebih dahulu merebut jas milik Hana, dan Hyuk langsung berjalan selayaknya seorang dokter profesional ditambah lagi ia menggeluarkan kacamata yang sempat tergantung di bagian kerah kaosnya.
"chankkanman!" teriak Hana yang begitu kencang, ia pun mengumpat di dalam hatinya bagaimana mungkin seorang idol bersikap seperti itu, namun ia tidak sempat untuk berfikir lebih panjang lagi karna ia bisa saja ketinggalan jejak idol itu bahkan ia juga bisa kehilangan jas kesayangannya. Hana segera berlari mengikuti Hyuk.
☆☆☆☆☆☆
Alunnan lagu belum berakhir namun Hongbin malah termenung, entah apa yang ia fikirkan, akhirnya lamunan itu pun berakhir akibat suara Ken.
" ya! Apa yang kau lakukan? lanjutkan latihanmu, jika tidak N oppa akan memukulmu" suara centil Ken itu membuat Hongbin merasa geli mendengar kata oppa.
"hyung, aku hanya khawatir sama Hyuk yang sejak tadi belum juga kembali, aku takut ia tidak bisa kembali seperti waktu itu"
" apa kau pikir ia anak kecil? Jika tersesat seharusnya ia bisa mencari cara untuk kembali, anak ayam saja jika ia tersesat ia masih bisa tiba di kandangnya sendiri sebelum fajar" saut Leo yang membela adik kesayangan itu, suasanapun menjadi hening.
"kita tunggu saja anak kecil itu, jika dalam waktu satu jam ia masih belum kembali,baru kita mencari anak itu" N memecah keheningan yang memnyelimuti mereka beberapa detik.
" aku setuju dengan ide N hyung, hyung memang cocok untuk menjadi leader kami aku bangga padamu,," tambah Ravi yang menggoda N yang sampai membuat yang lainnya ikut tertawa karena sebenarnya mereka tidak terlalu patuh pada leadernya itu, bahkan mereka seringkali mengejek leader mereka sendiri.
☆☆☆☆☆☆
Kesibukan para dokter dan perawat tampak menghiasi rumah sakit namun, diantara mereka semua yang melakukan kegiatan, hanya seorang dokter yang sibuk mengerakan bola matanya seakan akan mencari sesuatu yang hilang, dokter itu pun juga berkomat kamit sendiri, semua mata yang ada di sekitarnya tertuju kepadanya karena mereka menganggap dokter tersebut sudah tidak waras.
"apa dokter sehat? Lihatlah mata mereka semua tertuju pada dokter, mereka menganggap kalau dokter itu su...dah..." kalimat seorang perawat itu terbata-bata karena takut untuk menyelesaikan kalimatnya, jika ia melanjutkan perkataannya ia harus bersiap siap untuk di marahi dan di cacimaki oleh seorang dokter yang ada dihadapannya karena dokter yang ia hadapi ini merekapan dokter yang paling disegani dan ditakuti di rumah sakit itu.
"sudah apa? Sudah gila maksudmu? Sudah sana kau rawat saja pasienmu dengan benar, kau jangan mengurusi urusan orang lain jika kau masih ingin bernafas dengan baik di dunia ini." Mata dokter Park pun membesar bagaikan ancaman hukuman mati bagi sang perawat, dan perawat itu pun membungkuk hormat dan meninggalkan dokter itu. "ini semua gara-gara dokter magang yang tidak berguna itu, ini sudah lewat dari waktu yang aku berikan, awas saja dia kalau sampai ketemu akan aku habisi dia, jangan pernah berharap untuk bisa lolos dari ku!" gerutunya kembali, ia pun langsung melanjutkan tugasnya yang tertunda.
☆☆☆☆☆☆
Mereka berjalan seperti layaknya teman yang sedang bermusuhan berjalan bersama tetapi tidak saling berdekatan, saat dalam perjalanan salah satu dari mereka tidak ada yang mengucapkan satu kata pun, hanya saja Hana tenggelam dalam pikirannya sendiri yang bertanya-tanya tentang laki-laki yang berjalan dengannya, dan entah kenapa Hana tidak ingin merebut jasnya dari laki-laki yang tidak mengenalinya sendiri. Hana langsung teringat dengan janjinya dengan Dr. Park dan ia tiba-tiba ia merasakan cacing yang berada dalam perutnya mulai mengadakan konser besar.
"ya,! Sampai kapan aku harus mengikutimu? " teriak Hana yang mengagetkan laki-laki terkenal itu.
"mwo? Memangnya siapa yang menyuruhmu mengikutiku." Jawabnya seperti anak kecil yang tidak mempunyai dosa.
"tapikan,,,," setelah berfikir lagi tidak ada gunanya juga ia melanjutkan debat itu karena ia benar-benar sudah merasa lapar dan harus secepatnya kembali ke rumah sakit. Tanpa berfikir panjang Hana pun menarik tangan Hyuk dan membawanya ketempat sebuah kedai yang dekat dari tempat jalan yang mereka lalui, namun saat akan memasuki kedai itu Hyuk menghentikan langkahnya, dan membuat tubuh mungil Hana ikut tertarik dan berhenti, karna ia tidak dapat lagi menarik Hyuk yang memiliki tenaga yang lebih besar darinya.
"tempat apa ini?, kenapa kau mengajakku ketempat seperti ini?, sudah kecil, kumuh, dan sepertinya makannya tidak bergizi, aku tak yakin kalau kau benar-benar seorang dokter, darimana kau mendapatkan jas ini?, jangan-jangan?" Hyuk menghentikan kalimatnya sejenak,
"jangan-jangan apa? Aku ini seorang dokter dan jas itu benar-benar milikku, kau jangan pernah meremehkanku, lebih baik kau diam dan ikut aku saja karna aku sudah sangat lapar, dan temapt ini tidak seperti yang kau bayangkan." Dan Hana pun lebih dahulu memasuki kedai itu, dan melepaskan tanganya yang menarik lengan Hyuk.
Melihat Hana yang telah dahulu memasuki kedai makan itu, Hyuk masih mencoba untuk mempertimbankan apakah ia akan masuk atau tidak, dan lagi-lagi mata Hyuk melihat ke arah Hana yang sudah masuki kedai itu, dengan langkah yang berat Hyuk pun memasuki kedai itu.Hana pun duduk ditempat yang biasa ia duduki. Seorang bibipun menghampiri Hana untuk mencatat pesanan, saat ahjumma mencatat pesanan, Hyuk pun datang dan duduk di samping Hana.
"ada lagi? Dan kau pacarnya Hana, ingin pesan apa?" ucap sang ahjumma
Nah loh dikirain pacaran ama ahjumma kedai
hehhehe
ayo gimana ekspresi dari Hana sama Hyuk?
apa mereka menerima? ada akan ada kerusuhan ari mereka?
YOU ARE READING
My Star
Randomhana adalah seorang dokter magang di sebuah rumah sakit di korea selatan, akan tetapi hidupnya menjadi berbeda semenjak dia bertemu dengan Hyuk salah satu dari anggota VIXX, dan begitu pula dengan karirnya sebagai dokter yang semakin kacau akibat ul...