star 4

24 3 0
                                    




                ☆☆☆☆☆☆

"Hyung, kalian pada mau kemana?" tanya seseorang dari arah belakang Ravi. "kami mau pergi cari baby Hyuk" cetus Ravi yang lagi mengikat tali sepatunya.

"Kenapa kalian cari dia? Apa yang terjadi dengan manusia tampan itu?" dia masih menghujam Ravi dengan pertanyaan dari laki-laki yang berada di belakangnya.
"Kenapa kau begitu ingin tau aja urusan orang lain?" Ravi mulai kesal karna suara itu mulai mengganggunya. "semoga kalian beruntung bisa bertemu dengan peria tertampan itu?" ucap sang pria tersebut, dan iapun pergi meninggalkan Ravi, akan tetapi Ravi merasa ada yang aneh, ia baru sadar bahwa ia sangat mengenal suara tadi "tunggu sepertinya suara itu sangat familiar ditelinga ku" Ravi berfikir keras untuk mengingat suara tersebut kemudian Ravi membalikkan badannya melihat siapa orang tersebut, yang benar saja setelah melihat sang pemilik suara itu Ravi mengelus dadanya, dan diapun sadar sepenuhnya "oh Hyuk ternyata" batin Ravi "mwo? Yaaaak!!! Hyuuuukaah" teriak Ravi setelah beberapa detik, dan Hyuk langsung mencibirkan lidahnya ke Ravi, karna ia merasa menang karna berhasil mengerjai Ravi "Ravi hyung ternyata mudah sekali di bodohi" batin Hyuk "Hyuuuuung" teriak Ravi memanggil member lain, "Yaaaa!!!! Hyuk tunggu!"
"apa hyung? Bukannya hyung mau mencari pria tampan itu?" ejek Hyuk

Ruangan latihan

"Hyuk kenapa kau balik begitu lama eoh?" N mulai mengintrogasi Hyuk "apa saja yang kaulakukan diluar tadi? Kenapa kau tidak memberi kabar? Kemana saja kau selama tadi? Dengan siapa tadi? Apa para fans mengejar kamu lagi?" pertanyaan demi pertanyaan terlontar dari N. "hyung itu pertanyaan apa gerbong kereta api? Gak ada putus-putusnya?" ledek Ken. "nanya satu-satu saja dulu hyung" kata Hongbin sambil menggeleng geleng kepalanya. "apa kalian gak laper?" Leo melirik ke arah jam dinding. "yak Leo, jangan mengalihkan pertanyaanku ke Hyuk" N merasa Leo mengalihkan pembicaraanya.
"krek,,,, krek, krek,,," (anggap aja bunyiperut kerencongan)
"cacingku sudah mulai demo didalem hyung" ucap Ravi sambil memegang perutnya yang memang dari tadi belum terisi apapun kecuali air mineral, dan mereka hanya tertawa.

                 ☆☆☆☆☆☆

Hana berlari menuju ruangan seorang pasien, tapi nihil orang yang ia cari tidak ada ditempat "kemana dia? Apa dia baik-baik saja? Tapi kemana dia?" batin Hana bertanya "Hana kenapa kau begitu bodoh eoh? Kenapa kau bisa salah? Apa pantas kau disebut seorang dokter? Dasar babo,, babo,, bayoya" Hana mengerutuki dirinya sendiri sambil memukul kepalanya sendiri.

"dr.kim anda dipanggil oleh dr.park untuk datang keruangannya" seorang suster datang dari arah belakang Hana. "baiklah, hajiman apa suster tau kemana pergi pasien yang ada disini?" Hana berusaha mendapatkan informasi pasien yang ia rawat.
"oh maksud dokter pasien yang bernama Jeong Hoseok?"
"ne" Hana mengangguk.
"dia lagi di ruangan ICU, saya permisi dulu dok" jawab suster itu lalu segera meninggalkan Hana. Hana pun segera menuju ke ruangan Dr.park. Di sepanjang jalan perasaan Hana sangat tidak karuan karena ia sudah merasa Dr.kim akan memarahinya akibat keteledorannya. Saat tiba di depan pintu Hana berusaha mengontrol perasaannya agar dia tidak melakukan kesalahan lagi, ia pun segera mengetuk pintu dengan pelan "tok, tok, tok".
"ya masuk" jawab dr. Park, Hana pun melangkahkan kakinya masuk
"kata suster anda memanggil saya" Hana berusaha menenangkan dirinya yang mulai keringat dingin. "Dari mana saja kau?" tanya Dr.park dengan.

"Joesonghabnida dr.kim, saya tau ini salah saya, saya akan bertanggung jawab, tapi saya mohon janagan pecat saya, saya mohon" pinta Hana kepada dr. Park
"Hana-shii tolong berikan analisa tentang pasien yang anda tangani itu!" dr.park mengalihkan pembicaraan.
"apa dok?" Hana berusaha mencerna kata demi kata yang terlontar dari dr.Park, dan dr.Park masih menunggu penjelasan dari Hana
"Pasien atas nama Jeong Hoseok masuk pada jam 10 malam, dengan kondisi kejang-kejang dan saya memberikan obat penenang, dan setelah itu orang tua dari pasien meminta agar anaknya dirawat inap, karna mereka takut pasien akan kambuh lagi" jelas Hana.
"dan hanya itu saja yang kau lakukan?" dr. Park memberi pertanyaan kembali. Hana yang mendengarkan hanya mengangguk-angkukkan kepala
"apa kau sudah melakukan Tes Electreoncephalogram (EEG)?" tanya dr.Park
"......."
"apa kau tak tau apa itu epilepsi?, dan kenapa kau tidak melakukan EEG terlebih dahulu? Kenapa kau begitu cerobah Kim Hana? dan apa kau tau orang yang kau tangani itu adalah salah satu dari donatur dari rumah sakit ini, dan sekarang apa yang terjadi, kau malah memberi obat pada pasien dengan dosis yang tinggi, dan yang paling fatal apa?" Hana hanya menundukkan kepalanya. "disaat pasien dalam keadan kritis kau tidak ada disana, kau malah keluar, apa yang disebut dengan menyelamatkan nyawa seseorang Kim Hana?" dr.Park menaikkan nada bicaranya bahkan membentak Hana.
"tapi entah dewi apa yang menyelamatkan mu?" tanya dr.park.
"maksud dokter?"Hana merasa bingung bercampur aduk dengan rasa takut.
"kau masih beruntung karna kau tidak dikeluarkan dari rumah sakit ini" lanjut dr.park.
"jinjjayo dok?" wajah Hana menjadi berseri kembali
"jangan senang dulu kamu Kim hana, walaupun kau tidak di keluarkan, ada hukuman yang telah menunggumu" dr.Park memberikan smirk.

nah loh dr.Park marah-marah
hehehehe
silahkan di komen kalau ada kesalan dalam penulisannya, dan maafkan author klau ceritanya agak gajeya ><

My StarWhere stories live. Discover now