Entah berapa kali Hana mondar mandir di depan sebuah rumah, dan entah berapa kali Hana meyakinkan dirinya sendiri
"Ya Tuhan kenapa aku ini, tapi kenapa ini sangat mengerikan? Tidak Hana ini salah, kamu harus berpikir jernih" Hana mengambil satu langkah mundur, dua langkah, tiga langkah.....
" tidak aku harus kesana, kamu pasti bisa, bukankah ini tugas yang mudah, jangan sampai kamu kena hukuman lagi, FIGHTING HANAAAA!!!!" satu langkah maju Hana ambil " tidak, bagaimana kalau ini tempat psikopat" Hana masih berperang batin dengan dirinya sendiri, ia merasa frustasi dengan apa tindakan yang akan ia lakukan"kamu saya pecat!! Dan sekarang tinggalkan rumah sakit ini!" bayangan dokter in guk memecat hana lansung terputar dibenaknya
"oke Hana apapun yang terjadi mari kita hadapin bersama-sama, let's go!" dengan keyakinan setengah hati Hana mengayunkan kakinya kedalam halaman rumah yang berada dihadapanya. Hana menekan bel rumah tersebut.
"ting tong, ting tong" sekali dua kali hana menekan bel tersebut namun tidak ada tanda akan adanya kehidupan dirumah tersebut"jika sekali lagi tidak ada yang membukakan pintu ini maka aku balik kerumah sakit saja dan aku katakan kepada dokter In guk jika tidak ada orang di rumah ini, dan aku bias terhindar dari tugas yang tidak kuketahui, hahaha"
"ting tong, ting tong" selang empat detik kemudian tidak ada juga yang membukakan pintu, dan Hana pun memutuskan dirinya untuk beranjak dari tempat itu
"Hana apa yang kamu lakukan, jika kamu balik tanpa berita dari pasient ini, sama saja kamu bunuh diri Hana, dasar babo" Hana mengerutuki dirinya sendiri sambil menjambak rambut dirinya karna frustasi.
"mari kita lakukan sekali lagi Hana" ucapnya optimis, kali ini dia tidak menekan belnya lagi, dan yang akan ia lakukan yaitu dengan mengetuk pintu rumah itu
"tok,, tok,, tok" Hana mengetuk pintu dengan sekuat tenaga yang ia miliki
"aaaw!!!!"
"tunggu,,,,, kenapa pintunya bisa bicara apa aku terlalu kuat mengetuknya?" Hanapun membuka matanya, betapa terkejutnya diri Hana ketika yang ia lihat bukanlah sebuah pintu melainkan sesosok pria tinggi, dengan paras tampan, namun ada garis kaku diraut wajahnya, dan ia memiliki sorotan mata yang tajam.Entah berapa lama Hana tertegun mlihat sosok yang berada dihadapannya, Hana sangan tenggelam dalam pikirannya
"apa aku sudah gila? Kenapa disituasi seperti ini aku harus beralusinasi ada malaikat tampan di hadapunku" Hana mengejapkan matanya supaya halusinasinya hilang
"kenapa dia tidak menghilang juga?" gumam Hana
"ya Tuhan jika ini mimpi jangan bangunkan aku, bahkan jangan biarkan Hyeyon untuk menendang diriku dari tempat tidur, biarkan Hamba menikmati ciptaanmu yang sempurna ini Tuhan" pinta Hana didalam hatinya, pandangan Hana masih melekat pada ciptaan tuhan didepan hadapannya
sipria yang melihat Hana mengerutkan dahinya karna melihat tingkah Hana yang hanya memandangi dirinya"aaww!!, ini bukan mimpi" Hana mencubit tanganya, ia sedang menyakinkan dirinya jika ini bukanlah sebuah mimpi
"gwaenchanhayo?" tanya namja itu
"ne?" Hana merasa dirinya tertarik kembali untuk menginjak tanah,
"haa,, darah?" Hana menunjuk kearah pelipis mata si pri"jwesonghamnida"
Laki-laki itu masih tidak mengerti dengan apa yang apa dikatan oleh Hana
"it..tuu.. ada darah di pelipis mata..mu" ucap Hana dengan terbata-bata
Hana POVAku merasa bodoh dengan apa yang aku lakukan kepada namja tampan dihadapanku, dengan hati-hati aku membersihkan luka dipelipis matanya, aku sangat merutuki diriku sendiri, dasar tangan nakal.
"aak" rintih pria ini, omo kenapa suaranya sangat lembut di dengar oleh telingaku
"jwesonghamnida" entah sudah keseberapa kali aku mengucapkan itu kepadanya, aku sangat merasa bersalah kepadanya, kupandangi lagi, dan lagi dan aku tidak akan pernah bosan mengatakan jika namja ini sangat tampan, walaupun dia sedikit dingin, tidak mungkin lumayan dingin
"oke sudah selesai juga, sekali lagi maaf karna cinciku ini pelipis kamu jadi berdarah, aku benar-benar tidak mengetahui kalau ada kamu disana" setelah mengucapkannya namja itu tidak merespon, apa aku salah berkata? Kenapa dia tidak mengatakan apapun? yaTuhan kutukan apa lagi ini?"ada urusan apa kamu datang kesini" setelah beberapa menit akhirnya dia mengucapkan beberapa kata, tapi tunggu kenapa dia tidak menanggapain permintaan maafku?,
"oooh iya aku sampai lupa tentang itu. Jadi aku kesini untuuuk" kataku terpotong karna aku melihat seseorang yang tidak pernah aku bayangkan akan bertemu kembali
"penguntiit" entah kenpa keluar dari mulutku
"mwo?" ucapan pria tampan ini terdengar terkejut dengan perkataanku"kamuuuu?" ucap kami serentak, ya Tuhan apa lagi ini kenapa namja ini ada disini? Kapan kutukan ini bisa lenyap?
"Leo hyung, kenapa ada perempuan ini disini" ucapnya kepada namja dihadapnku ini, tunggu apa hyung? Jadi namja tampan ini adalah hyung dia, ooooh tidak, ternyata memang benar jika dunia itu sangat sempit."Kim seonsaengnim?" seorang namja berpenampilan rapi,tinggi, mata sipit, hidung mancung, dagu luncip kemudian rawut wajah itu menggambarkan jika dia adalah seseorang yang tegas datang dari balik pintu, aku rasa dia adalah anak pertama dari keluarga ini.
Taklama sesudah itu dari ruang keluarga datang empat namja yang lain, jika dilihat sekilas dia tidak seperti keturunan Korea biasanya
Namja pertama terlihat sangat manis dan hidungnya sangat lah mancung, sepertinya keluarga ini memiliki keturunan campuran. Kalau boleh aku tebak dia adalah anak bungsu.
Kemudian namja berada di belakangnya dengan tinggi sekitar 182cm, dia memiliki mata yang bulat bisa dikatakan aku sangat iri dengan matanya,selain itu dia memiliki lesung pipi yang menempel cantik di pipi kanan dan kirinya, dengan garis wajah yang ramah. Dan kalau boleh aku tebak lagi dia adalah anak ke 3.
Selanjutnya namja ini sedikit berbeda dari namja sebelumnya, ia terlihat sedikit berantakan tetapi masi tetap cool pada saat sepeti itu, walaupun hanya memakai kaus hitam dan celana pendek di tamabh lagi rambut yang tidak tertata rapi. Sepertinya ia anak ke 5.
Dan yang terakhir, tunggu aku merasa ada yang aneh dengan namja yang satu ini, aku tidak terlalu yakin jika dia masuk ke keluarga ini dia sangat jauh berbeda dengan namja lainnya.
"Kim seonsaengnim" suara seseoarang menyadarkanku dari lamunan yang tidak berguna itu
"ne" balasku segera da aku pun berdiri dan segera memberi salam
"perkenalkan saya Seo Tae Joon, manager dari grup VIXX. VIXX perkenalkan dia Kim Hana, dokter yang saya bicarakan tadi."
"mwo?" aku masih belum bisa mencerna maksud dari seseorang yang mengaku dirinya seorang manager. Apakah ini benar? Mereka adalah Idol? Jadi mereka bukan satu keluarga seperti yang aku bayangkan. Dan apa yang harus akulakukan di sini?
.
.
.
.
YOU ARE READING
My Star
Randomhana adalah seorang dokter magang di sebuah rumah sakit di korea selatan, akan tetapi hidupnya menjadi berbeda semenjak dia bertemu dengan Hyuk salah satu dari anggota VIXX, dan begitu pula dengan karirnya sebagai dokter yang semakin kacau akibat ul...