Bicara soal Adrianna, dia gadis sekolah yang membuat kehidupan SD gue ga tenang. Si mimpi buruk gue. Bahkan gue ga tau apakah gue harus menyebutnya 'gadis sekolah'.
Biar kalian tau kisah mengapa akhirnya gue kembali menangis dan mengompol, mari simak tentang kejadian saat gue umur 9 tahun:
Louis Vernon, lelaki tak tangguh umur 9 tahun dengan keadaan tercekik dasi duduk bermain kelereng. Ya, kumpulan anak-anak cowok kelas gue berkumpul di koridor depan kelas asyik main kelereng.
Gue udah siap start buat nyentil kelereng itu ke arah temen gue, Nico. Biasa anak cowok, kalau ga jail ya ga seru, ya ga?
Dengan gerakan melenturkan jari telunjuk ke dalam searah jempol, dengan sigap gue langsung menyentil kelereng itu dengan sepenuh tenaga gue sampai terhempas jauh dan...
"KLUTUK!"
Kelereng yang gue lempar tepat sasaran. Nico kena kelereng gue tepat di bagian terlemah seluruh pria (termasuk pria L-Men). Nico teriak mendesah, semua malah tertawa terpingkal-pingkal, termasuk gue, bahkan gue lah yang tertawa paling kencang disertai kata:
"Mampus!"
Peringatan buat kalian para cowok saat bermain kelereng, jangan sekali-kali duduk mengangkang dengan keadaan kalian yang tidak sigap.
Karena Nico tak mau kalah, dia cepat-cepat mengambil alih kelereng itu kesembarang arah dengan bodohnya. Kelereng itu terus menggelinding dan melewati gue, tepat akhirnya gue sadar kelereng itu berhenti di belakang gue diinjak oleh sebuah sepatu dekil.
Kami semua menengadahkan mata ke arah penginjak dengan tatapan "dia lagi, dia lagi," iya dia lagi. Adrianna, cewek hyperactive yang ga pernah ngomong sama gue dari kelas 1 SD tapi selalu nongol berkeliaran di koridor dengan ulah-ulah bersama kedua sahabatnya yang selalu bertengger di sisi kanan dan kirinya.
Well... sebenernya gue ga peduli akan kehadirannya. Emang begitulah dia, tapi tiba-tiba terdengar suara gaib.
"Louis!"
Gue masih mencari sumber suara itu.
"Louis!"
Dua kali, dan sampai ketiga kalinya gue baru sadar kalau dia benar-benar manggil gue. Untuk pertama kali.
"Louis! Lo denger gue ga sih?"
"Eh, i-iya. Ada apa?" kata gue berdiri menyeimbangi Adrianna yang masih tersenyum-senyum dihadapan gue. Sejujurnya gue ragu apa arti senyuman itu, tapi apa daya ternyata kalo dipandang senyumannya manis juga.
"Gue suka sama lo."
Ha-ha-ha. Lelucon apa lagi kali ini? Adrianna suka dengan Louis!
Tapi,
Serius ga sih nih?
Tapi tiba-tiba gue keinget pesan nyokap gue: "Kalau pria sejati itu harus gentle, hargai wanita. Jangan pernah menyakiti hatinya. Kamu mau jadi seperti papa 'kan?"
Jadi karena itu, gue akhirnya bales Adrianna dengan memajang rentetan gigi putih gue dengan tampang "oh it's okay. Wajar kok!"
"Gue punya sesuatu buat lo, tapi lo ga boleh buka mata dan pegang yang gue kasih erat-erat, ga boleh ketauan orang!" lanjut Adrianna sambil senyum-senyum.
Gue nurut aja. Gue ulurin tangan gue, dengan telapak tangan gue siap menerima.
Tangannya nyentuh tangan gue dengan 'sesuatu' yang langsung gue genggam erat-erat. Tepat saat gue genggam, tiba-tiba gue mulai keringat dingin karena benda itu gerak, sepertinya punya kaki dan sayap, dan antena.
"KECOAAAAAAAK!"
Detik setelah gue teriak, semua murid-murid di sekitar gue ketawa ada juga beberapa dari teman gue kabur. Sedangkan gue? Hanya diam menatap Adrianna penuh amarah namun ga bisa melakukan apa-apa karena...
"Louis, ngompol!"
Semua orang ketawa semakin terbahak-bahak. Apalagi Nico. Adrianna cuma senyum licik.
Gue ga tau lagi harus berbuat apa sampai beberapa detik selanjutnya kecoak itu terbang dan hinggap di kuping gue.
"AH!!!" teriak gue lalu ngibrit ngibrit tujuh keliling dan nangis. Gue nangis untuk pertama kalinya setelah bayi. Sial.
"Mampus!" teriak Nico.
Adrianna terkekeh, dengan dua peliharaannya yang ikut tertawa cempreng di kanan kirinya.
Gue? Masih ngibrit ke delapan kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Louis
Teen FictionNama gue Louis Vernon. Ok, ga penting. Sebenernya tulisan ini tujuannya... ga ada. Ya, cuma sebagian kecil tulisan dari hidup gue, terlebih kisah cinta gue. Dan kalau lo pikir cowok ga bisa baper. Lo salah! *** nb: ini bakal jd cerita random sepert...