5 - She is Gone

21 3 4
                                    

Maaf baru hadir lagi yaa, Louis lagi sibuk tugas nih.

Ayo lanjut!

Sampai mana ya terakhir gue nulis? Ohiya, soal Angel ya? Ia dia malaikat gue. (lah nanya sendiri, jawab sendiri, apaan sih lu?)

Ya, setidaknya dia malaikat gue saat itu.

Setelah insiden tukar-menukar nama, Louis dan Angel, i called it Longel. What a cute name ga sih? Oke-oke. Gue akhirnya jadi deket sama Angel, sampai jadi kayak temen deket gitu.

Apapun yang gue lakukan, gue harus melakukannya bersama Angel. Dari mulai awal pelajaran sampai pulang, gue selalu bersama Angel.

Sampai suatu hari, gue ga tau mimpi apa sebelumnya bisa anter Angel pulang ke rumahnya. Ya, walau anternya juga nemenin naik bus sekolah doang, tapi untuk umur anak sd itu udah hal yang paling mujizat loh!

Namun setelah gue pulang, yang gue dapati adalah Nico udah berantakin kamar gue plus poster club bola favorit gue juga lecet woy!

Kira-kira kejadian saat itu pas ketika gue buka pintu kamar gue, dan mata gue langsung pengen mendesak keluar bebas dari tempatnya.

"Nico! Gila lo apain kamar gue? Itu apa-apaansih woy baju lo dilepas sembarang di lantai, bantal gue di sudut ruangan, poster gue robek. POSTER GUE ROBEK?!! Lo ga tau apa itu poster udah gue tunggu-tunggu dari mulai isu bakal ada poster club bola favorit gue sama bokap 3 bulan sebelum majalah sport diterbitin? Lo cari masalah sama gue ya, Nic?!!"

Gue udah hilang kontrol saat itu. Dinding pembatas perbedaan antara mulut gue dan mulut nyokap gue udah roboh gitu aja gara-gara liat akibat dari kelakuan Nico.

Tapi balesan Nico cuma sok bersalah terus detik selanjutnya dia cengengesan.

"Sorry lah, Brother! Lagian gue bosen nungguin lo. Janjinya kan gue kerumah loh 2 jam yang lalu. Eh, orangnya malah ilang."

Gue gak bisa nahan ekspresi muka gue yang kayak "Oh iya! Gue lupa."

Tapi kemudian gue sok stay cool lagi ngelirik ke poster gue meminta penjelasan. Dan alasan Nico malah:

"Itu nyokap lo yang robek. Katanya dia ga suka lo nempel-nempel poster. Ngerusak dinding."

Bullshit. Nyokap gak pernah gitu sama gue.

Dengan masih marah, gue beresin kamar gue supaya gue ga banyak berinteraksi sama Nico. Sampai akhirnya Nico ganti topik pembicaraan.

"Lo nganterin Angel pulang?"

Gue natap Nico dengan sinis sejenak. Terus ketika wajah Angel terbayang di pikiran, gue malah senyum-senyum.

"G-gak sampai rumahnya banget sih, gue mesti naik bus sekolah lagi kan buat pulang."

Saat itu Nico gak langsung menjawab, cuma memberi anggukan setelahnya.

Dan satu hal yang baru gue sadari saat itu adalah: Nico adalah orang yang ga mau kalah.

Ingat kan insiden kelereng waktu itu?

Keesokan harinya gue menjalankan aktivitas dengan biasa, bersama Angel. Namun satu hal yang ga biasa. Nico ikut nimbrung pas istirahat.

Gue benci banget pas Nico dateng, tapi gue harus tetap terlihat baik di mata Angel. Angel malah menerima kehadiran Nico dengan baik, dan bahkan gue bukanlah cowok satu-satunya yang nganter Angel pulang. Nico juga nganter Angel, bahkan dibonceng pake sepeda.

Sial kan njir?

Well, setelah itu hubungan gue sama Angel sedikit berkurang karena dia harus membagi diri antara gue dengan Nico. Terus kayak gitu sampai hari perpisahan kelas 6 SD, gue tau satu hal:

"Selamat ya Angel, ranking 1 seangkatan! Kamu emang pinter banget sih. Gak sia-sia temenan sama kamu." kata gue masih polos-polosnya. Polosnya mah ke Angel doang.

"E-eh, iya. Kamu juga ranking 4 bagus Louis. By the way, qku mau ngomong sesuatu."

Malam itu Angel lebih dominan nunduk kepala daripada senyum.

"Just say it," kata gue tanpa ragu.

"Aku bakal keluar negeri buat lanjutin SMP karena ayah aku ada projek disana," Angel tiba-tiba langsung menatap wajah gue lekat-lekat.

"Aku pengen bilang ini dari bulan lalu, tapi kamu selalu pulang duluan. Maaf..."

Gue ga tau lagi harus bilang apa saat itu karena lihat wajah Angel sangat merasa bersalah.

Satu bulan lewat, ga satu hari pun gue kasih kesempatan dia buat ngomong soal kepindahannya? Gue keterlaluan.

Tiba-tiba Angel meluk gue erat-erat, sambil narik nafas dia dalam-dalam.

"Aku sayang sama kamu."

Unbelieved.

"Kamu sahabat terbaikku."

Friend-zone detected.

Aku juga sayang kamu, Angel. My Angel from heaven.

Little LouisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang