Aku tahu kalau cintaku nyata. Dan pada dirimu seorang. Tapi kamu menghancurkan segalanya ketika kamu dan dia...
Bukan maksudku. Yah. Aku tak pernah bermaksud untuk mengusikmu. Bukan pula maksudku untuk mengutukmu.
***
"Please, maafkan aku. Maafkan kesalahanku dulu. Aku tak sanggup lagi." Ucapmu melalui pesan di handphoneku.
Nomormu memang tak pernah aku hapus sebagaimana nomornya pun tak pernah aku singkirkan. Tapi dia yang memutuskan hubungan denganku.
Sedangkan kamu? Tak pernah juga pergi, benar-benar pergi dari hatiku. Duh... Jangan sampai Myra membaca ini.
"Apa maksudnya?"
"Aku lelah. Lelah mengejar mereka yang aku sayang. Yang aku cinta. Please. Maafkan aku."
Huft.... Pikiranku pun kembali ke masa itu. Masa aku membenci. Masa aku 'mengutuk'.
Benarkah???
Kutukanku berhasil?
'Aku berdoa kamu jatuh cinta sampai mati dengan seseorang. Dan orang itu melukaimu seperti dirimu melukaiku sekarang.'
Ya. Aku memang pernah mengucapkannya. Tapi... Aku tak pernah menduga kalau akan berhasil.
"Aku sudah memaafkanmu sejak lama. Tak pernah ada benci lagi." Tulisku dalam balasanku.
Benarkah aku sudah memaafkannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu, Aku Dan Dia
ContoKumpulan cerita pendek tentang cinta, rasa dan kehidupan Peringatan Dalam cerita mungkin akan mengandung unsur LGBT. Stories ini ditutup aja. Gak sanggup melanjutkan dan mengingat kembali masa lalu.