' Once upon a time, something happened, and it was better than something not happening '
***
"Lo nantangin gue?" Senyum culas terpatri di bibir si cantik berhati busuk itu, sembari menatap seseorang yang sedang berjalan cepat dari arah belakang si gadis polos. Lawannya bicara saat ini.
"Bukannya lo yang selama ini bully gue?! Gue juga punya batas sabar! Nggak selamanya gue diam diinjak sama nenek sihir kaya lo!" Jeritan amarah dari si gadis, mengundang perhatian semua orang yang berada di lapangan sekolah.
Sepertinya perdebatan dua gadis cantik berhati berbeda ini akan menjadi sebuah tontonan seru sembari melepas penat sepulang sekolah.
"Bully? Lo bercanda? Yang gue katain ke lo selama ini kenyataan darling... Lo emang bodoh! Nggak pantas bersanding sama kapten kita yang super perfect!" Si gadis berhati culas terkekeh mengejek, sembari menepuk-nepuk pelan bahu si gadis polos.
"Jadi lo kira lo pantas? Okey! Lo emang pintar, masuk kelas plus yang isinya anak-anak pintar semua. Tapi ada satu yang nggak lo punya. Etitude! Lo nol disitu!" Si gadis culas terdiam ditempatnya. Lambat laun senyum miringnya kembali muncul saat melihat seseorang dikejauhan tadi semakin mendekat.
"Rupanya lo benar-benar nantangin gue. Kita lihat, siapa yang lo katain nggak punya etitude itu. Is it me or you?!"
Si gadis culas menekan kuat pundak si gadis polos, menggunakan telunjuknya. Dengan cepat si gadis polos tadi menepiskan telunjuk itu. Tidak pelan, tidak juga begitu kuatnya sampai dapat membuat si culas terjatuh dan merintih. Tapi, memang dasar yang namanya culas! Dia memutar balikan fakta secepat yang ia bisa dengan menjatuhkan dirinya sendiri. Lalu diikuti dengan rintihan menjijikannya dan membuat semua orang memandang iba padanya dan menatap marah terhadap si polos.
"MICHELLE! STOP IT!" Suara itu menggelegar itu sukses membuat Michelle mematung di tempatnya berdiri.
Perlahan ia membalikan badannya, memastikan bahwa lelaki itu memang disana. Memanggilnya dengan nada marah. Tak cukup dengan nadanya, kini lelaki itu, yang selama ini dibanggakannya dengan sebutan kekasih, tengah menatapnya dengan tatapannya yang tajam.
"Michael... Awh, sakit!" Rintihan menjijikan itu dikumandangkan oleh si nenek sihir berhati culas tadi.
'Bitch!' Umpat Michelle kesal, sembari memutar bola matanya.
Michael memandangnya tajam, sembari membantu si nenek sihir yang pura-pura sakit itu berdiri.
"Stop semua umpatan yang sedang berkeliaran di pikiran kamu sekarang!" Oh ya! lelaki itu terlalu mengenal Michelle sehingga ia tahu benar apa yang sedang bekeliaran di kepala cantik gadis itu.
"Sekarang bilang sama aku. Kenapa kamu nyerang Jannetha kaya tadi?" Tanya Michael sembari menatap lurus ke arah mata Michelle yang terlihat masih menahan kesal dan amarah.
"Aku? Nyerang nenek sihir ini?! Seharusnya kamu nggak usah percaya sama nenek sihir ini! Dia itu setan! Otaknya pi..."
"Cukup Michelle! Cukup! hiks.. Gue ada salah apa sih sama lo, sampai lo hina-hina gue begitu? Hiks" Jannetha memotong luapan emosi Michelle dengan air mata buaya miliknya.
"Sialan! Bagus banget ya acting lo itu! Tipu aja semua.."
"ENOUGH CHANELA MICHELLE GRACIA! Kamuuu...!" Kali ini giliran Michael yang memotong ucapan Michelle, membuat gadis itu terjengit ditempatnya.
Tatapan itu...
Bentakan itu..
Itu adalah suara bentakan Mickeynya.
Bentakan pertama yang ditujukannya tepat ke muka Michelle, sembari menatap gadis itu dengan pandangan dingin yang selama ini tak pernah diberikannya kepada Michelle.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon a Time
RomanceDear Readers, Sebelumnya saya harus mengakui bahwa, cerita ini adalah salah satu kisah cinta yang paling klise diantara beribu kisah cinta lainnya. Sebuah kisah cinta sederhana, yang berawal dari kenang-kenangan dimasa lampau. Jika ini adalah bacaa...