5. Horse and Busan Beach

2.1K 220 20
                                    



Hampir tiga puluh menit. Seulgi pada akhirnya mengganti pakaiannya juga dengan sebuah mini dress kaos berwarna safir. Meskipun pakaiannya menutupi lengan sampai ke siku, tapi leher berpotongan rendah membuatnya memilih untuk membungkusnya lagi dengan jaket visa hitam kesukaannya. Melihat pantai di sore musim gugur mungkin bisa jadi pengalaman yang menyenangkan karena Seulgi sama sekali tidak pernah punya waktu untuk mengunjungi pantai, paling tidak selama dua tahun terakhir semenjak dirinya memegang kendali terhadap beberapa kasus sebagai pengacara yang sebenarnya. Dengan wajah yang lebih segar, Seulgi segera turun ke lantai bawah dan menyempatkan diri untuk berpamitan kepada nyonya Park. Wanita tua itu kemudian mematikan kompornya untuk menemani Seulgi keluar rumah. Seulgi hanya membawa satu sepatu dan mau tidak mau ia harus memakai high heels tujuh sentimeternya sebelum keluar dari pintu. Nyonya Park terus memujinya, Seulgi adalah calon menantu tercantik di dunia, bidadari untuk putranya, ungkapan yang membuat wajah Seulgi merona. Tapi rona wajahnya tidak bertahan lama karena ia terkejut melihat seekor kuda yang putih bersih bersama Chanyeol dan seorang teman lagi. Kenapa bisa ada kuda? Penampilannya sama sekali tidak seperti penampilan seseorang yang akan berkuda dan Seulgi tidak bisa naik kuda.

"Kenapa kau lama sekali?" Chanyeol langsung memasang ekspresi kesal saat melihat wajah Seulgi yang dari tadi di tunggu-tunggunya dengan setia. Ia menyadari keterkejutan wanita itu dan berlagak tidak tau. Dengan nada yang lebih lembut Chanyeol memperkenalkan pria yang sedang bersamanya dan darimana ia mendapatkan kuda. "Ini kuda pamanku, bukan ayahnya sehun, karena pamanku ada banyak! Kuda ini sangat tangguh karena dia adalah kuda dari Yebusame. Dan ini adalah pengasuhnya, Haru!"

Seulgi menyapa Haru hanya dengan senyumnya saja. Lalu ia kembali memandang Chanyeol dengan bingung. Mungkin Haru hanya kebetulan ada disini. Tidak mungkin mereka akan berkuda kan? Satu kuda untuk berdua? Sudah di pastikan itu akan terjadi jika kuda itu datang atas kehendak Chanyeol.

"Ayo! Kita ke pantai sambil berkuda!"

"Tidak bisakah berjalan kaki saja?"

"Ayolah, pantai dan rumahku cukup jauh! Kau tidak mungkin menginjak pasir dengan sepatumu itu kan? Aku tidak akan suka menunggumu berjalan sambil menarik hak sepatu yang terbenam di pasir setiap kali melangkah, aku juga tidak akan membiarkanmu bertelanjang kaki karena musim dingin segera tiba." Chanyeol naik ke punggung kuda dengan sigap lalu mengulurkan tangannya kepada Seulgi yang masih tepaku di depan pintu. "Ayo, kita harus segera pulang sebelum makan malam."

"Pergilah, sayang! Kau tidak perlu mengkhawatirkan apa-apa karena Haru juga akan pergi bersama kalian. Chanyeol juga cukup pandai berkuda, sejak kecil ia terus berlatih Yabusame sebelum sekolah di Seoul!" Nyonya Park berusaha untuk membujuk Seulgi yang masih ragu.

Pelan-pelan, Seulgi mendekati Chanyeol, memberikan tangannya dan membiarkan Chanyeol menggenggamnya erat. Tidak begitu sulit untuk naik ke atas kuda dengan bantuan dua orang pria, tapi Seulgi harus menerima kalau dirinya sekarang berada di bagian depan dan duduk menyamping ke kiri meskipun pada awalnya ia berharap bisa duduk di belakang Chanyeol saja. Dalam beberapa waktu kemudian kuda sudah melangkahkan kakinya dalam tempo yang tidak begitu cepat. Haru masih dengan setia berjalan membimbing kudanya dengan optimis menjauhi rumah. Pantai sudah terlihat dan tidak sejauh yang di perkirakannya, kata-kata Chanyeol tadi mengesankan seolah-olah pantai tidak mungkin bisa di tempuh hanya dengan berjalan kaki. Pembohong.

"Aku kira pantai masih beberapa kilo lagi!" Seulgi menyindir.

"Memangnya kenapa? Aku kelelahan dan sekarang harus menemanimu jalan-jalan. Kau sangat keterlaluan kalau masih memaksa untuk jalan kaki."

"Jadi kau keberatan untuk melayaniku? Bukankah aku tamu keormatan? Aku ada disini juga karenamu, Kau sudah memaksa..."

"Sudahlah!" Mata Chanyeol membesar menunjukkan kekhawatirannya atas kelanjutan dari perkataan Seulgi. Haru bisa mendengarnya dan anak itu cukup dekat dengan Ibunya. Semuanya bisa kacau karena Haru akan menceritakan apa yang dia lihat dan dengar hari ini. "Kau suka dengan caraku itu? Haruskah aku mengulanginya?"

VENUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang