8. Best Advisor is Mark!

1.9K 204 32
                                    

Seulgi berjalan di sepanjang koridor rumah sakit lalu masuk kesebuah ruangan dokter. Ternyata semuanya sama sekali bukan mimpi belaka, sebuah janin sedang berusaha untuk terus tumbuh dalam rahimnya dan itu sangat mengejutkan sekali. Dua bulan terlalu cepat untuk USG, tapi ia sudah mencobanya. Dokter Mark menyarankannya untuk melihat janinnya saat Seulgi mengatakan keinginannya untuk menggugurkan kandungannya. Satu minggu yang lalu setelah USG itu, Seulgi terus memikirkan ulang niatnya untuk menggugurkan kandungannya dan akhirnya pilihannya jatuh kepada niat untuk melahirkannya.

"Walau bagaimanapun, pilihanmu untuk melahirkannya adalah pilihan yang bijaksana. Walaupun dirimu belum siap, tapi tidak ada alasan yang tepat untukmu menggugurkannya. Jujur sekali aku sangat kecewa saat kau mengatakan kalau kau memiliki keinginan untuk menggugurkannya. Usiamu memang masih muda, tapi percayalah usiamu itu adalah usia yang tepat untuk melahirkan bayi yang sehat." Dokter Mark kembali menceramahinya. Pria ini adalah dokter yang di sarankan oleh Irene untuk memeriksanya dan selama di rumah sakit ini, Irene selalu bertindak sebagai asistennya.

"Aku menanyakan masalahmu kepada Irene tapi dia tidak mau mengatakannya, Apakah kau mau bercerita tentang alasanmu untuk menghilangkan calon bayimu minggu lalu?"

"Mungkin alasannya terlalu sepele, tidak ada yang akan bertanggung jawab terhadap anak ini!" Seulgi tertawa getir.

Dokter Mark terkekeh. Pria itu membuat Seulgi merasakan kembali kehadiran seorang Ayah meskipun Dokter Mark mungkin hanya beberapa tahun lebih tua dibandingkan dengan Minhyuk, kakaknya.

"Memang sangat sepele untuk seorang wanita brilian sepertimu." Katanya.
"Kau sudah bukan anak kecil lagi untuk melakukan perbuatan yang sangat di sayangkan seperti menggugurkan kandungan. Sedangkan di luar sana, tidak sedikit orang yang siap melakukan berbagai cara dengan harapan dirinya bisa memiliki buah hati."

"Aku sangat khawatir. Aku sangat meragukan ayahnya, orang tuaku juga pasti tidak bisa menerima begitu saja jika tau kalau ayahnya tidak akan mau bertanggung jawab. Jadi ku pikir, aku harus memilih antara anak ini dan keluargaku, makanya aku memilih menyingkirkannya selagi belum terlambat. Tapi melihatnya kemarin tiba-tiba saja aku merasa sangat jahat."
Seulgi menunduk. Memilih untuk melahirkan janin yang di kandungnya adalah hal yang sangat sulit untuknya. Semalaman Seulgi bahkan memandangi buku tabungannya dan berpikir akan dibawa kemana calon anaknya ini.

"Aku akan terus berusaha menyembunyikannya karena akan sangat banyak yang menentangnya. Tapi aku akan tetap berusaha untuk melahirkannya."

Kali ini sebuah senyum penuh kasih terulas di bibir Dokter Mark, ia memandang Seulgi dengan iba.
"Kelak, kalau kau sudah sangat kesulitan untuk menyembunyikannya, kau bisa ikut aku ke Dalas, istriku pasti senang kalau kau ikut dengan kami."

"Tentu saja, pada akhirnya aku akan mencarimu untuk membantu!" Seulgi tersenyum nakal membuat seluruh rasa kasihan yang di rasakan Dokter Mark sirna begitu saja. Seulgi memang bukan seseorang yang suka menyimpan beban di hatinya berlama-lama.

"Kapan kau akan pindah, ku dengar dari Irene…"

"Secepatnya, Irene akan di promosikan untuk menggantikanku. Tapi aku pastikan sebelum aku berangkat, kau harus sudah melewati trimester pertamamu dengan baik! Kapan-kapan berkunjunglah keflatku, istriku sangat antusias mendengar cerita tentang dirimu"

"Baiklah. Kalau begitu aku permisi dulu" Irene berdiri dari tempat duduknya dengan hati-hati, dia selalu berusaha untuk tidak sembarangan lagi dalam setiap gerakannya karena di dalam dirinya sudah ada sesuatu yang sangat berharga. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaganya. Sebelum membuka pintu, Irene memandangi Dokter Mark lagi dengan tatapan ragu.
"Mark, boleh aku bertanya sesuatu?"

VENUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang