3. Rude Fiance Ever After

2.3K 244 18
                                    

Seulgi sekarang sudah benar-benar kalut, bayangan tentang Chanyeol  yang mengerjainya di rumah Ibunya mungkin tidak akan pernah hilang sama sekali. Pria itu pasti tertawa di belakangnya dengan sangat puas. Kemarin dia benar-benar nekad untuk pulang sendirian pagi-pagi buta agar tidak melihat wajah orang itu lagi seumur hidupnya. Bagaimana bila Chanyeol menerima perjodohan itu? Apa yang harus Seulgi lakukan setelah ini? Tapi rasanya mustahil Chanyeol akan bersedia menikah denganya. Menikah dengan Seulgi berarti mengorbankan kehidupan bersenang-senangnya karena Seulgi bukanlah orang yang suka berbagi apapun yang menjadi miliknya. Jam di dinding sudah menunjukkan pukul delapan malam, beberapa orang di kantor mungkin sudah pulang kerumah masing-masing dan beristirahat. Tapi map-map yang menumpuk di hadapannya sama sekali tidak ingin di tinggalkan.

"Kau masih bekerja?" Seseorang membuka pintu ruangan dimana Seulgi duduk seorang diri sekarang, Sehun.

Seulgi mengusahakan sebuah senyum. Meskipun tidak menjawab apa-apa Seulgi mengembangkan tangan memperlihatkan tumpukan map yang ada di atas mejanya lalu angkat bahu.

"Kenapa tidak kau bawa pulang saja?"

"Kalau ku bawa pulang, aku akan lebih banyak menghabiskan waktu dirumah di bandingkan di kantor."

"Kalau begitu apa salahnya? Yang penting semua pekerjaan kita selesai dengan baik." Sehun mendekati Seulgi dan mengangkat tumpukan map itu dari atas meja. "Kita pulang! Ayo ku antar!"

Seulgi terperangah, Sehun sama sekali tidak bertanya apakah Seulgi bermaksud untuk pulang atau tidak. Pria itu membawa semua pekerjaan milik Seulgi keluar kantor dan Seulgi mau tidak mau menyusul. Sehun memaksa, tapi ia melakukan itu karena sangat memperdulikan Seulgi, hal yang semakin membuat Seulgi kesal pada kejadian perjodohan itu. Perlahan-lahan Seulgi membuka pintu mobil Sehun dan duduk di sebelahnya lalu menikmati perjalanan yang tidak terlalu terburu-buru menuju flatnya. Irene seharusnya ada di rumah hari ini, dia berjanji untuk tidak membiarkan Seulgi sendirian seperti malam kemarin.

"Sebenarnya aku tidak suka bertanya ini, tapi sungguh aku ingin tau!" Sehun memulai pembicaraan lagi.
"Bagaimana dengan miai weekend kemarin?"

Seulgi mendesah, Sehun tau wanita itu sangat tidak suka membahas semuanya, Chanyeol pasti sudah membuatnya kesal. Menyadari kalau dirinya akan menikah dengan pria yang selalu di peranginya itu adalah pukulan yang berat baginya. Tapi Seulgi tetap menjawab meskipun dengan malas, ia tidak ingin membuat Sehun kecewa.

"Bad!"

Mendengar jawaban yang singkat itu, Sehun spontan tertawa. "Bad? Karena Chanyeol?"

"Seharusnya kau yang datang, kan? Kenapa dia yang datang?"

"Kau sangat berharap aku yang datang?"

Seulgi memandangnya sebentar lalu kembali menoleh ke jalanan yang masih ramai. "Tidak juga, tapi ku rasa kau jauh lebih baik dibandingkan dia!"

"Why?"

"Apa lagi? Karena dia seorang penggoda. Entah berapa banyak wanita yang di habisinya dan aku tidak yakin bisa menghabiskan hidup dengan orang yang seperti itu!"

"Memangnya kenapa? Kau tergoda padanya?" Sehun berkata dengan nada yang berbeda, mungkin Seulgi menyadari perubahannya sehingga membuat wanita itu memandangnya meskipun sangat sebentar sekali. Seulgi tidak menjawab apa-apa selain hembusan nafas, cukup untuk membuat Sehun tersenyum getir. "Ayolah, kau sendiri juga tau kalau hampir semua pria memiliki sikap yang sama. Chanyeol hanya sedikit lebih menonjol karena dia pernah berurusan dengan artis yang menjadi penyebab kau menamparnya untuk pertama kali di tahun ini! Lagi pula suatu keajaiban bila Chanyeol menggoda, para wanita lah yang mendekatinya. Sedangkan aku, beberapa kali melakukan hal yang sebaliknya. Artinya aku lebih buruk di bandingkan dengan Chanyeol, Kan?"

VENUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang