Hari ini Mpok Ipah tidak berjualan sanggar karena hari ini dia ingin ke acara ulang tahun tetangganya Si Nona, penjual susu kaleng Cap Nona di jonggol.
Nona mengadakan acaranya di Warung es krim. Nona mengajak Annas, Puteri, Rahmi, Ramadhandita, April, Angelina, Sari dan Sri (mereka berdua kembar) dan Mpok Ipah. Spesial buat Mpok Ipah.
Mereka duduk belesehan di terpal yang biasa buat tenda-tenda di kondangan. Padahal ya diatas banyak tempat duduk di sofa loh, bahkan yang bawa terpalnya adalah Rahmi, dia mengambil punya acilnya, bekas acaraan kemarin. Mereka duduk di terpal supaya katanya berkesan dan ada hal yang unik.
"Kalian mau pesan apa aja?" Tanya Nona sambil mengecek kaleng khong-guan tempat penyimpanan duitnya. Kirain isinya uang biru, merah atau hijau. Eh malah uang receh. Hampir semuanya 100 perak. Buset dah. Ini kaleng dibawanya terus loh, setiap ke manapun ia belanja pasti bawa kalengnya ini. Walaupun udah karatan.
"Coklat Smutis, Seteroberi Smutis sama Es Krim Goreng," pesan Annas.
Sang kasir pun menulis pesanan mereka, lalu bertanya, "Ada lagi?"
"Sachos nya satu Mba," pesan Mpok Ipah sambil melihat menunya.
"Hah? Sachos? Bukannya Nachos ya?" Ujar si Mbak sambil memperbaiki.
Semuanya ketawa terbahak-bahak karena ucapan salah Mpok Ipah tersebut. Bahkan Ramadhandita sampai tekencing di celana, Annas yang sampai teguling-guling di lantai, Angelina yang menjambak rambut Puteri karena gak kuat ketawa, si Puteri yang pasrah karena rambutnya di tarik sama Angelina, Rahmi sampai perutnya tegoncang dan si kembar Sari dan Sri yang hanya tertawa biasa, jelaslah mereka kan kembar kalem. Dan si Nona yang hampir aja ketiban pohon karena dia ketawa sambil besender di pohon, udah tau pohonnya udah tua masih aja disenderin. Kayaknya sih itu pohon beringin. Jangan-jangan penunggunya marah tuh.
Mpok Ipah yang melihatnya hanya takjub, lalu ia berkata, "Iya Mbak maksud saya Nachos hehe. Biasalah lidah saya kan gak terbiasa ngomong begituan," Sambil nyengir kuda.
Si Mbak hanya tersenyum. "Totalnya 800 ribu."
Nona pun mulai mengeluarkan semua uang receh 100 peraknya. Si Mbak hanya tercengang. Dan Nona hanya nyengir kuda.
Lalu si Mbak pun menghitung satu-satu uang recehnya. Hampir satu jam mereka menunggu si Mbak menghitung uang recehnya. Bahkan ada yang sambil tertidur ngorok dan kemasukan lalat karena ngoroknya terlalu kebesaran.
"Oke semua totalnya pas ya, 800 rat--" ucapan Si Mbak terhenti karena tiba-tiba ada angin bertiup kencang dan melemparkan semua uang recehnya.
Dan kalian tahu kan apa kelanjutannya? Akhirnya mereka membantu si Mbak menghitung uangnya dan setelah selesai, datanglah badai dan akhirnya uang recehnya terlempar entah kemana lagi. Dan mereka hanya bisa terkapar di situ.
.
.
.Malam minggu kali ini Mpok Ipah bermain hape sambil ngerokin ayamnya. Katanya ayam nya masuk angin, gimana enggak? Di depan si ayam ada kipas angin tornado dengan volume paling besar dan akhirnya merontokkan semua bulu-bulu ayamnya. Akhirnya si ayam pun minta di kerokin.
Tiba-tiba ada notifikasi Line di hape Mpok Ipah. Mau tau Id line Mpok Ipah? ID:mpokipahmaniezz. Silakan di add yah. Mumpung si Mpok lagi kesepian di tinggal suaminya syuting sampo pentin yang gak kelar-kelar.
Dan ternyata itu dari Trio Weka Weka. Si biang onar di sekolah. Ini isi chat mereka.
YOU ARE READING
Mpok Ipah si penjual sanggar
HumorKholipah Nanas adalah seorang penjual sanggar di sebuah sekolah elite di Jonggol. Jualan sanggarnya selalu habis dibeli oleh anak-anak di sekolah tersebut dan lebih tertarik kepada sanggar Mpok Ipah-- sapaan akrabnya, yang sangat enak itu. Mpok Ipah...