Bagian 5

2.9K 399 112
                                    


Chanyeol tergesa-gesa melewati pintu ballroom, aula besar bergaya Victoria yang dipakai untuk pesta malam ini sudah penuh dengan para tamu undangan . Yang datang di pesta bukan hanya para pengusaha, tapi juga pejabat pemerintah, para model run way, sampai artis papan atas Korea Selatan. Pilar-pilar peyangga, lampu hias yang menjuntai dari langit-langit, semuanya tampak mahal dan mewah. Meja panjang sebelah kanan pintu ballroom menyajikan makanan lezat, wangi wine dari puluhan tahun silam menyeruak di penjuru ruangan. Para pramusaji berpakaian hitam putih hilir mudik membawakan gelas-gelas tinggi berisi wine di nampan mereka, karpet beludru merah marun menutupi lantai, serombongan orchestra memainkan music klasik dari ujung ballroom.

Chanyeol menyapukan pandangannya, dia menyeringai setelah menemukan Si Pemilik pesta mewah ini ada beberapa meter di depannya. Oh Sehun berdiri di sana, dia terlihat sangat tampan nyaris sempurna dalam balutan Armani hitam, kulit pucatnya berpendar keperakan di bawah cahaya lampu hias yang jatuh tepat di atas kepalanya, terlihat kontras dengan dagu runcing, mata hitam sepekat malam yang dingin tapi sangat memabukkan. Lilian berdiri mendampingi Sehun, mereka tengah ngobrol santai dengan beberapa tamu undangan. Chanyeol mengeratkan genggaman kedua tangan, lalu buru-buru mendekati Sehun, napasnya memburu kasar, merah padam. Chanyeol hampir melabrak Sehun, kalau saja Jongin tidak muncul tiba-tiba di depannya.

"Hi Presdir, kenapa datang terlambat? Aku jadi kesepian dan tidak punya pasangan."

Jongin tersenyum lebar, dia membawa gelas tinggi berisi wine di tangan kanan, sedangkan tangan satunya terselip di kantong celana. Jongin mengenakan Armani hitam, rambutnya tertata rapi, dia mengernyit lalu mengikuti arah pandang Chanyeol, ketika dia tidak mendapat respon apapun dari pria itu.

"Ah, Lilian Queen. Yang aku tahu dia model paling cantik di negara ini. Tapi aku mohon, Chanyeol, jangan mendamba Lilian. Aku lebih setuju kau menjalin hubungan dengan gadis tidak tahu sopan santun dan lamban seperti Ryu Ji, daripada dengan wanita yang sudah bersuami."

Kata Jongin panjang lebar, dia tidak pernah tahu Chanyeol baru saja menghembuskan napas panjang, memutar bola mata sekaligus tersenyum. Celotehan Jongin barusan, mampu meredam semua amarah Chanyeol yang hampir tumpah. Chanyeol benar-benar bersyukur punya saudara dan sahabat seperti Jongin. Temperamental, sangat rasional, dan bisa diandalkan untuk hal apapun. Termasuk untuk menjadi penasehat cinta, Jongin terkadang punya pendapat bijak untuk hal satu itu.

"Jaga bicaramu, Jongin. Aku tidak minat dengan Lilian, dia bukan tipeku."

"Baguslah. Eoh, kau mau minum sesuatu?"

Chanyeol menggeleng, tapi Jongin yang sok tahu justru memanggil pelayan, dia meraih satu gelas anggur dan berniat memberikannya pada Chanyeol. Namun ternyata Chanyeol sudah berjalan mendekati Sehun, Jongin kesal, dia meletakkan kembali gelas anggur di nampan salah satu pelayan, lalu bergegas menyusul Chanyeol.

"Selamat Oh Sehun, Shinhwa berhasil berkembang sangat pesat di bawah kepemimpinanmu."

Sehun tersenyum seraya menjabat uluran tangan Chanyeol, Lilian hanya membungkukkan kepalanya singkat.

"Terima kasih, Park Chanyeol. Hemelsky aku rasa jauh melebihi Shinhwa, ah terima kasih, kau...," Sehun menambahkan, Jongin baru saja bergabung bersama mereka.

"Kim Jongin, salah satu direksi Presdir Park Chanyeol." Jongin tersenyum menawan, dia melirik Lilian lalu tersenyum lagi.

"Tapi tetap saja aku merasa Tuhan tidak adil dan aku benar-benar iri denganmu, Oh Sehun."

"Kenapa bisa seperti itu?"

Sehun mengernyit lalu buru-buru melambaikan tangan, Lilian baru saja menunjuk ke arah pintu ballroom. Sepasang suami istri baru datang, mereka adalah Kim Suho dan istrinya Choi Jimin, pengusaha mobil yang tersohor. Sehun kembali pada Chanyeol, dia tidak pernah sadar dengan kemarahan yang berpendar dari balik mata kelabu Chanyeol yang memicing.

After TwilightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang