Oh Sehun tengah dilanda rasa senang luar biasa, tubuhnya serasa disuntik semangat, mengebu-gebu. Sehun tersenyum lebar, tak sabar menyerbu pikirannya, hari ini Sehun kembali ingin melihat Jisoo dan Tyra dari seberang jalan sekolah putrinya. Saban hari tiap pukul sepuluh pagi, Sehun sudah nangkring di sana, bersembunyi di balik lexus hitamnya. Terkadang Sehun juga mengikuti Jisoo yang berkeliling bersama seorang wanita, sembari menunggu Tyra pulang sekolah. Sehun berpikir wanita itu adalah keluarga dari pihak Park Chanyeol.
Sehun serasa hidup kembali, dia mulai memperbaiki kebiasaan buruknya, Sehun sangat tidak ingin suatu hari nanti, Tyra melihatnya dalam keadaan setengah teler. Sehun berhenti minum alkohol dalam skala berlebihan, dia juga mulai memperbaiki semua kekacauan di perusahaan ayahnya. Sehun bekerja lebih giat, dia langsung kembali ke kantor setelah puas melihat Tyra dan Jisoo. Junseok sampai terharu sekaligus bangga pada perubahan Sehun, dia senang bukan main menemukan putra tunggalnya sudah kembali sebagai sosok penerus yang dia kenal dan bisa dibanggakan.
Pagi ini Sehun bercukur, lalu memilih setelan jas terbaiknya dan kemeja biru langit favoritnya (Jisoo yang memilihkan kemeja itu, sebagai hadiah ulang tahun) Sehun menyisir rapi rambut hitamnya yang mulai tumbuh menutupi leher, Sehun berpikir sore ini dia akan memangkas rambut. Dengan langkah tenang dan senyum yang tak lepas menghiasi wajah, Sehun keluar dari kamar, melewati ruang makan di mana Lilian tengah menikmati salad buah dan segelas susu rendah lemak.
"Oh Sehun."
Langkah Sehun tertahan, dia menoleh, ini kali pertama mereka kembali bicara setelah lama saling bungkam. Lilian berdiri di depan Sehun, ada senyum tipis di ujung bibirnya melihat penampilan Sehun pagi ini. Lilian seperti melihat sosok Sehun yang bertahun-tahun lalu dia kenal.
"Kau tidak sarapan?"
"Aku buru-buru." Sehun kembali ingin melangkah, namun Lilian menahan lengannya.
"Ada yang ingin aku bicarakan."
"Tentang?"
"Kita."
Hening seketika menyergap, Sehun tahu ke mana arah pembicaraan Lilian akan berlabuh. Dia tahu cepat atau lambat Lilian pasti lelah. Sehun sangat berharap itu cepat terjadi, dia tidak ingin Lilian semakin sakit. Walau bagaimana pun Sehun tetap menyayangi Lilian, dia tidak ingin wanita yang dulu pernah sangat dia cintai semakin menderita karenanya.
"Aku memutuskan, kita bercerai."
Sehun geming, dia melihat selaput embun menutupi iris hazel yang dulu sangat dia favoritkan. Sehun sakit, dia merasa sangat bersalah telah menyakiti Lilian. Tapi mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi, mungkin memang hanya sampai di sini kisah cinta mereka.
"Pengacara keluargaku sedang mengurus semuanya, ayah dan ibuku juga sudah tahu. Mereka tidak ikut campur, keputusan ada di tanganku."
"Lilian," Sehun maju selangkah, tangannya terulur, menyentuh pipi Lilian yang pucat. "Maafkan aku. Aku tahu, aku tidak pantas mendapatkan maaf darimu, tapi aku harus tetap mengatakannya."
Air mata Lilian jatuh, melewati ruas-ruas jemari Sehun yang masih berada di pipinya. Bahu Lilian gemetar, dia terisak, menatap Sehun yang memandanginya. Sehun menarik Lilian ke dalam pelukan, Lilian semakin menangis saat pelukan Sehun mengerat. Ratusan hari telah mereka lalui bersama, kenangan indah penuh romansa cinta pernah mewarnai hari-hari mereka. Sehun dan Lilian tidak akan pernah mengingkari itu, mereka tidak akan pernah lupa dulu mereka saling jatuh cinta dan pernah berjanji untuk hidup bersama sampai kematian memisahkan mereka. Sehun tidak pernah menduga bahwa akhir kisah cintanya bersama Lilian akan seperti ini, mereka sama-sama tidak menyangka semuanya akan karam secepat ini. Kisah mereka tamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Twilight
FanfictionKetika membenci menjadi begitu mudah, ketika mengkhianati menjadi begitu benar dan ketika mencintai menjadi begitu salah. Ryu Jisoo, gadis cantik yang terjebak cinta terlarang dengan suami sahabatnya sendiri. Penghianatan yang dilakukan Jisoo pada a...