Mistique.

34 3 0
                                    

-----------------------------------------------------------

Hai Manis...
Sudah 2 musim berganti, sudah 2 musim juga sedih mu berbalik menjadi senang ku. Tetap lah menjadi bocah yang diam tak bisa berbuat apa-apa, bersembunyi dan jangan pernah melihatku atau aku yang membuat mu tak bisa melihat. Aku hanya ingin membuat suatu kesepakatan.

Jangan coba-coba mencari ku, atau aku yang akan mencari mu, jangan mencoba menghalangi salah satu mimpiku atau ku lenyapkan seluruh mimpimu, dan jangan pernah memberi tau siapa pun tentang surat ini, atau orang yang kau sayangi akan berakhir tragis seperti Ibu mu.

Apakah kau mengerti?
Jika kau ingin balas dendam, silahkan saja. Sejujurnya aku tidak punya urusan dengan mu. Dan jangan berfikir aku yang memulai semua itu dengan sadis, Itu bukan ancaman tapi peringatan, jangan terlalu serius, jangan terlalu santai, dan juga jangan berfikir jika aku melepaskan mu, aku akan terus dekat dengan mu dan mengawasi mu.

setelah ini kau hanya akan merasa menjadi awal dari kejadian ini.
Terima kasih dari ku yang telah
Membunuh Ibumu dan akan menjadi pembunuh dari orang-orang yang engkau sayangi. Pesan dariku hanyalah

"jangan egois akan segala hal yang akan engkau jalani karna apa yang kamu mau belum tentu yang kau butuhkan, dan jangan pernah biarkan orang lain membaca surat ini."

Selmat menikmti pergantian musim ini, semoga harimu menyenangkan.

-----------------------------------------------------------

Dava terkejut sambil melempar surat itu setelah membaca

Dan jangan pernah biarkan orang lain membaca surat ini.

"Dava, keluar nak, kamu belum makan siang kan, ini mamah bawain roti lapis ovomaltin kesukaan kamu." ucap Olyv seraya membawa roti lapis ovomaltin dan susu coklat.

"Iya Mah bentar." jawab Dava yang langsung menyembunyikan surat dan diary book yang tadi ia baca kedalam selimutnya dan segara membuka pintunya.

"Wah! keliatanya enak nih mah." ucap Dava sembari menghirup aromanya dan langsung mengambil makananya.

"Kamu jangan lupa makan, Mamah nggak mau kamu sakit, jangan lupa diminum obatnya."

"Iya Mah, maafin Dava ya?"
Dava menundukan kepalanya menatap lantai sambil menunjukan mimik sedihnya.

"Iya mamah maafin, lain kali jangan kaya gitu, jaga paru-patu kamu dengan baik, mamah nggak mau sakit kamu makin parah. Mau janji?" tawar Olyv sambil memberi jari kelingkingnya, memberi isyarat bahwa Dava harus berjanji.

"Iya deh, Dava janji, Dava makan di kamar ya, biar lebih nikmat, eh lebih enak maksudnya." jawab Dava yang langsung menautkan kelingkingnya dan masuk ke kamar lalu menutup pintunya.

Ia langsung memakan makananya sambil membuka lagi sisa-sisa lembaran dari diary book yang belum ia baca.

---Cheese---

Arya akhirnya sampai di RS. Arya langsung berlari menuju kamar inap Dina. Rindu dengan adiknya, seakan Dina adalah jantung hidupnya dan ia akan musnah jika tak ada Dina.

"Maaf Din, maaf karna Kakak gak bisa bertindak cepet." ucap Arya sambil mencium kening Dina.

"Kak, Kak Arya."  Dina berkata walau matanya masih tertutup.

"Bangun Din, Kakak disini." Arya menggoyangkan tangan Dina pelan, agar Dina sadar dari mimpinya.

"Kak Arya!" teriak Dina dan langsung memeluk Arya. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Choco CheeseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang