"Pasti." Jungkook tersenyum menunjukkan giginya yang berbaris rapi. "Tapi ... kau mau kemana?"
Jia tersenyum, "Membuat Taehyung sembuh ...."
'Dan dapat mencintai Taehyung sepenuhnya.'
------------------
"Eomma, apa eomma tahu apa yang telah eomma perbuat pada Taehyung, hah?!" Di rumahnya, gadis itu menangis—setelah berdebat (lagi) dengan eomma-nya.
"Ya, aku tahu apa yang telah aku perbuat pada pacarmu itu."
"Apa kau tahu apa yang Taehyung rasakan saat ini, hah?! Berhenti membuatnya sakit!" Jia berteriak. Ibunya tersenyum sinis.
"Kau ingin dia sehat?" tanya ibunya. Jia mengangguk. "Bahkan jika kau yang sakit?"
'Sial. Ibu macam apa yang memberikan pertanyaan se-kurang ajar itu pada anaknya.' Jia menggerutu. Ia terdiam sejenak. "Uh ... b-baik—"
Belum selesai gadis itu berbicara, ponselnya berbunyi.
Jungkookie is calling ...
"H-halo?"
"J-Jia ...," Sungguh, suara Jungkook terdengar bergetar.
"I-iya? Jungkook-ah! Ada apa?!" Jia berkata setengah panik.
"Taehyung ... cepatlah kembali, Jia! Jangan pedulikan ibumu itu kumohon. Taehyung berkata ingin melihatmu sebelum mati. Cepat! Kumohon cepat!"
"I-iya, iya!"
Dan sambungan telepon diputuskan. Ibu Jia hanya tersenyum sinis melihat Jia yang berlari menjauh.
***
"Taehyung-ah! Kim Taehyung!" Jia berteriak dan membanting pintu kamar Taehyung.
"Kau terlambat, Jia ...." Jungkook mendesah pelan. Gadis itu mencoba menahan tangis. Jungkook yang tak kuasa melihat Jia seperti itu langsung memeluk gadis itu dan mendekapnya erat.
"J-jungkook-ah ... Taehyung ... Taehyung ...." Gadis itu berulang kali menyebut nama Taehyung sebelum akhirnya ia mendekat pada pria yang ia sebut namanya dan menangis hebat. "Taehyung-ah! Kumohon bangun!" Jia memeluk Taehyung erat—berharap dapat membangunkan pria itu.
Gadis itu berteriak, menangis, menjerit, menyerukan nama Taehyung berulang kali. Memeluk tubuh Taehyung erat, masih berharap ... terus berharap. Jungkook dan Nyonya Kim hanya bisa menatap sendu Jia yang seperti ini—Jia yang berbeda. Nyonya Kim juga tak ingin menyalahkan gadis itu.
"Taehyung ... kumohon ... aku ingin kau bangun. Maafkan aku, maaf! Aku salah. Memang seharusnya dari dulu aku tak bertemu denganmu. Maaf." Jia masih menangis hebat—meronta dan berbicara. Kini ia menyelipkan kepalanya ke leher Taehyung yang dingin—masih menangis—tangisan terhebat Jia. "Kim Taehyung ... aku mencintaimu. Sungguh, kumohon bangun. Aku ingin kau mendengar ini, Taehyung ...." Jia mengucap kalimat itu sebelum akhirnya tubuhnya melemas—dan liontin kalung yang selama ini ia sembunyikan memancarkan sedikit sinar yang berangsur terang. Itu adalah kalimat terakhir yang Jia katakan sebelum akhirnya ia tak sadarkan diri.
***
"Uh ... Taehyung ...." Setengah sadar, gadis itu berbicara. Antara mimpi dan realita. Gadis itu mencoba duduk untuk melihat di mana ia berada.
"Aku di sini. Kau tak apa?" Suara bass itu berhasil membuat mata Jia membulat dan mencari sumber suara.
"Jia, kau baik-baik saja?" Nyonya Kim dan Jungkook terlihat panik.
Jia yang merasa lemas, sama sekali tak mengerti apa yang terjadi di sini. Bukannnya Taehyung ....
"A-apa yang terjadi? A-aku bermimpi ... atau bagaimana?" Jia berkata lemas—tengorokannya masih sakit dan matanya masih sembab.
Taehyung memeluk gadis itu erat. "Jangan dipikirkan."
"Kau ... Taehyung?" Jia masih di dalam dekapan seorang Kim Taehyung. Jia mengenal betul aroma ini. 'Bau Taehyung,' pikirnya.
"Iya ... ini aku." Lelaki itu tersenyum sayu—tak tega melihat Jia yang seperti ini untuk kesekian kalinya.
"Bukannya kau ...." Kata-kata Jia terpotong, ia tak bisa melanjutkannya.
"Iya, kau benar. Maafkan aku."
Jia kembali menangis. Kini ia membalas pelukan Taehyung sangat—sangat erat. "Jangan pergi lagi."
"Tidak, aku tak akan pergi." Taehyung tersenyum. "Karena aku tahu kau mencintaiku—dan aku pun mencintaimu."
"E-eh, maksudnya?"
"Jungkook menceritakan semuanya." Lelaki itu nyengir. "Sekarang aku ingin mendengarmu mengatakannya langsung padaku."
"Uh ... Kim Taehyung ... berhentilah membuatku menangis," Jia menghapus air matanya. "... karena aku mencintaimu."
Taehyung tersenyum dan langsung mencium bibir gadis itu perlahan.
"U-ugh ...," Gadis itu sedikit terkejut saat Taehyung menciumnya.
Lelaki itu akhirnya melepaskan tautan mereka.
"Shin Jia, aku juga mencintaimu ...."
_F I N_
Akane's note :
Akhirnya selesaaaaaaaaaiii~~~!!!! Maaf telat update, wattpad error duh.
Gimana, gimana ceritanya? Garing? Emang :"v
WHOAAAA sekali lagi Akane berterimakasih buat para readers yang udah mau baca ff abal ini!
Ngoehehehe~
Sesuai janji, Akane mau kasih tau next project yang bakal Akane publish setelah fanfiction ini.
Get ready,
The next project is ...
"Oppa. [BTS Jeon Jungkook Fanfiction]"
Stay tune and see you next time~!
Big lup,
Akane.
![](https://img.wattpad.com/cover/57981979-288-k238653.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Expression [BTS Kim Taehyung Fanfiction]✔
Fanfic"I just need someone who can make me Cry." ~ Seorang gadis berkepribadian ketus yang terpuruk dengan latar belakang hidup yang menyedihkan. Dibenci oleh teman, guru, hingga keluarganya sendiri. Memang menyedihkan. Dicaci maki oleh teman dan saudaran...