BECAUSE IT IS LOVE chapter 03

1.8K 105 21
                                    

*****

Bersama ki jun pengawal setianya,chang wook kini dalam perjalanan menuju tempat dimana perusahaan yang didirikannya bernaung. Berbeda dengan ayahnya,chang wook lebih memilih menekuni dunia bisnis yang kini sudah membawanya dalam kesuksesan.
Chang wook tampak mengedarkan pandangannya ke luar jendela sementara jemari tangannya memijat-mijat keningnya yang terasa penat.
"apa pertemuan anda dengan Mr.kim sung baik-baik saja?" tanya ki jun memecah keheningan disela-sela tugasnya yang tengah menyetir. "Mmm" chang wook hanya bergumam. "ngomong-ngomong,apa kau sudah mengatur jadwal keberangkatanku?" tanya chang wook. "Nae,tuan. Aku sudah mengatur semuanya" ucap ki jun yakin. "Tapi ada beberapa berkas yang harus anda tanda tangani" jelasnya. Chang wook menghela nafas,
"Arraseo!Aku akan selesaikan hari ini" ujarnya kemudian menyandarkan kepalanya dan memulai memejamkan matanya.
"Tapi.." ki jun tampak ragu untuk melanjutkan ucapannya.
"Tapi apa? Apa ada masalah dengan pemalsuan identitasku?" tanya nya tanpa membuka matanya. Chang wook memang tidak pernah bepergian ke luar negeri dengan identitas aslinya. Statusnya sebagai anak pembenci negara korsel membuatnya tak bisa melakukan banyak hal secara terang-terangan jika itu berhubungan dengan negari ginseng tersebut.
"Bukan itu,tuan. Hanya aku rasa kunjungan anda kali ini akan menjadi yang terakhir" ucap ki jun ragu. Mendengar pernyataan ki jun membuatnya kembali membuka matanya, "jadi ayah sudah menghapus kontrak perdamaian itu?" terkanya.
"Aku tidak yakin. Tapi sepertinya beliau mengubah kontraknya dan aku dengar dalam waktu dekat beliau juga akan mengadakan pertemuan dengan presiden korseljelas ki jun. Chang wook menghela nafas,helaan yang menyiratkan kekecewaan dalam dirinya, "aku benar-benar tidak ingin membencinya,tapi sifatnya membuatku muak" ucapnya kesal.

*****

*south korea*

Setelah menempuh perjalananan beberapa jam,chang wook pun tiba di negeri  ginseng.
Musim dingin yang sedang melanda korsel membuat chang wook harus memakai baju berlapis hingga jaket tebal agar tidak mati karena membeku. Dengan mengendarai taxi, ia kini menuju apartment yang sudah lama ia beli. Kegemarannya mengunjungi negara korsel lah yang menjadi alasan ia harus memiliki tempat tinggal. Kamsahamnida" ucapnya seraya menyerahkan uang beberapa lembar kepada supir taxi.
Chang wook pun turun dari taxi yang ia tumpangi,namun ia tidak lekas masuk apartment. Ia justru sibuk menghubungi seseorang, "yeobseo. Ahjumma aku sudah sampai bisakah kau menemuiku dan membawakan koperku,aku ingin pergi sebentar" pinta chang wook.
Dengan bekal kamera favoritnya,ia pun menuju tempat dimana mobil pribadinya terparkir dan bergegas menuju tempat yang sudah lama ia rindukan. Ini bukanlah kali pertama ia mengunjungi korsel. Hampir setiap ada kesempatan untuk berlibur chang wook selalu memanfaatkannya untuk berlibur ke korsel. Para penduduknya yang ramah dan nuansa kotanya yang damai membuat chang wook mencintai negara dengan julukan negeri ginseng tersebut.
Tak butuh waktu lama,ia pun kini tiba di sebuah taman pinggir danau. Setelah memarkirkan kendaraannya,ia pun mulai menjelajahi taman dengan sejuta pesonanya. Chang wook pun mulai memotret apa yang ada disekelilingnya. Keadaan yang cukup ramai oleh pengunjung setia taman itu tak membuat chang wook merasa terganggu,ia bahkan meminta sepasang kekasih untuk berpose manis di depan kameranya. "Kalian terlihat mirip. Semoga kalian berjodoh" ucapnya pada sepasang muda-mudi itu. Chang wook kembali berjalan mengamati keadaan sekitar dan langkahnya terhenti melihat seorang wanita yang tengah asyik bermain-main dengan anak kecil, ia pun tak ingin menyia-nyiakannya. Diprotetnya berulang kali tingkah kedua perempuan itu. "Ini sungguh terlihat sangat natural" ujarnya mengomentari hasil pemotretannya. Chang wook hendak memotret lagi namun wanita itu menghampirinya. "Permisi, apa kau baru saja memotretku?" tanya wanita itu ramah. "Nae. Aku memotret apapun yang menurutku layak"  ujarnya.
"Kau seorang photographer?" tanyanya lagi dan di iyakan chang wook. "Bukankah seorang fotografer juga harus punya etika?" ucap wanita itu seolah tak terima. "Nae?" chang wook tak mengerti maksud ucapannya. "Belajarlah untuk menghargai" ucapnya lagi lalu pergi. Namun chang wook berhasil menghentikan kepergiannya, "cusunghamnida" chang woom meminta maaf. "Aku pikir hasilnya akan jauh lebih natural jika seperti tadi" lanjutnua berdalih. Wanita itu diam dan menatap tajam chang wook. "Arraseo! Arraseo! Aku salah,Mianhae!" chang wook mengalah. Tanpa sepatah kata wanita itu pun pergi dan kembali bermain dengan anak kecil itu.
Chang wook memperhatikan keduanya, "bukankah ini tidak boleh dilewatkan?" ujarnya pada diri sendiri. Ia pun kembali memotret wanita itu. "Apa kau mengabaikan ucapanku,huh?" teriak wanita itu spontan membuat chang wook kaget hingga kameranya terlepas dari genggamannya. Dengan langkah cepat wanita itu kembali menghampiri chang wook. "Cusunghamnida. Cusunghamnida" ucap chang wook berkali-kali. Ia pun mencoba kabur namun wanita itu berhasil mencegahnya. Wanita itu pun merebut kamera miliknya dan memeriksa hasil foto didalamnya. "Aku akan menghapusnya! Tolong kembalikan kamerakuchang wook berusaha merebut kameranya namun tak berhasil.
Dengan tatapan garang wanita itu pun mengembalikan kameranya, "jangan lakukan itu lagipintanya.

To be continued....

BECAUSE, IT IS LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang