BECAUSE, IT IS LOVE chapter 04

1.7K 90 9
                                    

******
Chang wook membiarkan wanita bertubuh cungkring itu pergi dari hadapannya. "Mianhae" ucapnya lirih mengamati wanita itu yang semakin menjauh. Chang wook lalu kembali melanjutkan langkahnya menelusuri taman yang memang cukup luas. Sesekali ia mengamati hasil fotonya dan mendapati sebuah foto yang membuatnya terkejut, "Mwo?" langkahnya kembali terhenti melihat foto wanita itu masih tersimpan. "Ia tidak menghapus fotonya?" ucapnya heran. Ia pun menoleh mencari sosok wanita itu. Seketika senyum terukir dibibirnya melihat wanita itu masih disana bermain dengan tawa riangnya. Chang wook lalu melanjutkan kembali langkahnya namun baru beberapa langkah seorang wanita mengenakan setelan jaz dan potongan rambut sebahu yang berjalan dari arah berlawanan menabrak tubuh chang wook hingga keduanya pun terjatuh. "Cusunghamnida" ucapnya bersalah. "Gwaenchana?" tanyanya mengabaikan ucapan wanita itu. Chang wook pun membantu wanita itu berdiri. "Cusunghamnida" ucap wanita itu sekali lagi lalu pergi. Chang wook mengamati kepergian wanita berjaz itu yang ternyata berjalan ke arah wanita yang sempat kesal padanya. Mereka lalu terlibat percakapan yang menarik perhatian chang wook, entah apa yang mereka bicarakan namun tak lama wanita berjaz itu memaksanya pergi. Keduanya berjalan melewati chang wook dan wanita bersetelan jaz bahkan sempat menoleh ke arah chang wook dan membungkukkan badannya. Ia sepertinya masih merasa bersalah dengan kejadian tadi. Namun chang wook tak menghiraukannya dan hanya mengamati kedua wanita itu hingga tangisan anak kecil menyita perhatiannya. Chang wook melihat sekeliling dan dilihatnya anak kecil tengah duduk sendirian dan menangis. Chang wook yang menyadarinya lalu berusaha memanggil wanita itu, "ya, tunggu! Kau meninggalkan anakmu disana! Ya! Ya!" teriaknya pada kedua wanita itu. Wanita bertubuh cungkring itu mendengar teriakannya dan menoleh ke arah chang wook, "tunggu sebentar" pintanya. Ia hendak menghampiri chang wook namun wanita berjaz itu melarangnya, "yoona-ssi! Mianhae. Tapi kita sudah tidak punya waktu lagi" ucapnya mendesak wanita bernama yoona itu untuk segera masuk ke mobil. "Ya! ahjussi! Tolong temani dia" ucapnya berteriak sekeras mungkin. "mwo?" chang wook semakin cemas melihat wanita itu pergi. "Ya! Ya!" teriaknya memanggil wanita itu. "aishh jjinja! Ibu macam apa dia" umpatnya.
Tangisan anak itu semakin menjadi dan menyita perhatian orang disekitarnya. "Ya! ahjussi! Anakmu menangis,kenapa kau hanya diam saja!" omel salah seorang pengunjung. Chang wook tercengang melihat semua pengunjung menatapnya. "Yang benar saja!" gumamnya tak percaya dengan nasib yang menimpanya. Namun tidak ada pilihan lain bagi chang wook ia pun menghampiri anak kecil itu dan menggendongnya, "hey,jangan menangis! Eomma akan kembali!" ucapnya berusaha meredakan tangisannya namun tak berhasil. Anak itu justru semakin menangis dan  semakin menyita perhatian orang-orang disekitar taman. Chang wook semakin bingung ia tidak tahu harus bagaimana. "Aku mohon berhentilah menangis" pinta nya pada anak itu. "Apa dia benar-benar anakmu?" tanya seorang pengunjung meragukan sikap chang wook yang tidak bisa menenangkan anak itu. "Nae? Tentu saja" ucap chang wook yakin namun ucapan chang wook membuat orang-orang disana justru semakin curiga. Chang wook yang menyadari akan hal itu memutuskan untuk membawa anak itu ketempat yang lnih tenang. Ia pun membawa anak itu ke bangku taman dengan pemandangan danau kecil dihadapannya lalu meminta anak kecil itu untuk duduk. Anak itu menurut,ia pun duduk sambil sesenggukan. Chang wook berjongkok dihadapan anak itu dan memggenggam tangan mungilnya, "Hey,anak cantik tidak boleh menangis!" ucap chang wook pelan berusaha menghibur namun ucapan chang wook tak dihiraukannya. "Ya! Aku mohon berhentilah menangis" pinta chang wook sekali lagi. Sejenak anak itu diam hingga akhirnya ia memberanikan diri menatap chang wook "kenapa unnie meninggalkanku?" ucapnya terbata karena isak tangisnya. "Unnie?" chang wook mengulang penyebutan nama yang di ucapkan anak itu. Anak itu mengangguk.
"Wanita itu kakakmu?" tanya chang wook memastikan. Anak itu menggeleng. Chang wook menghela nafas, "berbicaralah yang jelas jika kau ingin kembali ke eomma-mu" chang wook tak bisa bersabar lagi. "Dia bukan kakakku. Tapi dia orang baik. Bahkan sangat baik. Dia yang membantuku untuk bersekolah bahkan ia juga membantu ibuku untuk mencukupi hal yang kami perlukan" jelas anak itu. Chang wook tercengang mendengar pernyataan anak itu. Ia semakin bingung dibuatnya namun ia memilih diam dan membiarkan anak itu kembalo bicara. "Karena aku tidak punya seorang kakak jadi aku memintanya untuk menjadi kakakku" lanjutnya.
"Unnie orang yang baik dan sangat menyayangiku, tapi kenapa dia tiba-tiba pergi dan meninggalkanku seperti ini?" ucap anak itu lagi yang kali ini berakhir dengan tangisan. Ia kembali menangis membuat chang wook uring-uringan. "Ya! Kenapa menangis lagi" chang wook mendekap anak itu berusaha untuk menenangkannya. Anak itu masih menangis hingga sebuah suara menyita perhatiannya. "Eomma?" terkanya mendengar suara wanita menyerukan namanya. Anak kecil itu menoleh mencari sumber suara itu. "Eommaaa" teriaknya dan berlari ke arah ahjumma yang tak lain adalah ibunya. Chang wook kembali menghela nafa. Helaan nafas yang menyiratkan rasa lega seakan beban dalam pundaknya telah terangkat.

To be continued....

BECAUSE, IT IS LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang