Perkenalan

10 0 0
                                    

Adira Rea Al-Hakim

" Assalamualaikum ".

" Wa'alaikumsalam, wah Adira mari masuk".

Wajah Tante Sari berseri-seri. Tetangga saya itu memang sejak lama kenal dengan keluarga saya. Sejak saya masih di kandungan pun Umi dan Abi sangat dekat dengan keluarga Tante Sari dan Om Herman.

" Adira cuma mau ngasih ini aja kok Tante, hehe". Saya memberikan sebungkus cemilan dari Abi yang baru pulang dari Aceh.

Abi saya bernama Ahmad Al-Hakim. Beliau adalah seorang bisnis man sekaligus ustad dan hobi travelling. Kebalikan dengan Umi, Syarifah, adalah seorang Ibu Rumah Tangga pecinta masak dan beres-beres rumah, tidak suka travelling. Beliau lebih suka di rumah saja.

Saya percaya Allah memang Maha Adil. Abi dan Umi dipertemukan dan kelahiran saya sebagai tanda dari cinta mereka kepada Allah. Saya sangat bersyukur memiliki keluarga yang harmonis dan semoga tetap seperti ini. Aamiin.

" Wah terima kasih ya nak Dira. Salam buat Umi kamu di rumah, suruh jalan-jalan keluar rumah dong coba, di rumah melulu nanti bosen lho, haha ". Beginilah Tante Sari. Bercanda gurau adalah kebiasaan beliau haha.

-----

M. Naufal Aditya

Saya bangun dan mendapati sebuah ruangan bernuansa klasik di hadapan saya. Masjid Al-Furqon. Saya ketiduran lagi di masjid. Selepas sholat tahajud, dengan maksud bersantai, saya malah terlelap. Ah, saya memang payah.

Adzan subuh berkumandang. Saya bergegas mengambil air wudhu. Suasana masjid mulai ramai. Sholat subuh berjamaah dipimpin oleh Ust. Ahmad Al-Hakim.

Selesai sholat dan berdoa, saya segera menghampiri ustad dan seperti biasa saya curhat, haha.

Tapi kali ini curhatan saya agak berbeda.

" Ustad, bagaimana menurut ustad, saya ada niatan untuk menikah, saya sudah mapan, tapi saya belum menemukan gadis yang pantas untuk saya."

Hampir SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang