Nashville. Kota yang indah lengkap dengan jalan panjang yang dipagari pohon ek. Tak disangka-sangka, masa kecil seorang Anne ada di sini. Mungkin ia berlagak lupa, tetapi semua warga disini tahu siapa dia.
Dengan tatapan dingin Anne keluar dari mobil, menginjakkan kakinya setelah lima belas tahun menghilang dari sana. Kakinya yang panjang, dibalut dengan stilleto heels berwarna merah muda membuat beberapa pria di hadapanya menunggu, berharap wanita yang memiliki kaki indah itu adalah salah satu orang yang mereka kenal.
Saat pintu kafe terbuka, Anne menegakkan kepalanya dengan angkuh, mencari pria dengan jaket baseball berwarna biru. Banyak orang yang berpikiran Anne pasti menjadi kurus karena kesedihan yang dialaminya selama bertahun-tahun. Tetapi, setelah ia menjadi salah satu penyanyi pendatang baru di industri hiburan, tubuhnya tetap kurus, dengan tulang pipi yang sedikit menonjol.
"Hi, Anne. Ini aku, Daniel, err--kalau kau lupa wajahku," sapa pria berbadan tegap di hadapannya. Beberapa pria di luar tampak mengambil beberapa foto Anne sambil menunjuk-nunjuk. Mereka tidak menyangka Anne Hummington akan kembali ke kota itu. Anne lahir dan tumbuh di sana. Banyak orang bertanya-tanya bagaimana caranya ia bangkit dari kehidupan malangnya di Nashville.
"Oh, Danne," kata Anne seperti dibuat-buat, "siapa yang menyangka kau akan menjadi pria dewasa yang begitu menawan." Anne menatap Daniel, sahabat lamanya dengan tatapan penuh kehangatan. Sudah lama ia tidak bertemu dengan Daniel, cinta pertamanya yang tidak pernah sekalipun mengetahui perasaannya.
"Kau terlalu berlebihan," kata Daniel tersipu, "silahkan duduk. Aku akan memesan secangkir kopi terbaik yang kami miliki, maksudku, yang terbaik di El's Coffee." Wajah tampan Daniel memang tidak pernah berubah. Rahang yang tegas, rambut pirang lengkap dengan hidungnya yang tinggi. Walaupun kulitnya pucat, bola matanya yang berwarna hijau terlihat sangat menyenangkan.
Daniel memanggil seorang pelayan, membisikkan sesuatu, dan kembali tersenyum lebar kepada wanita yang ada dihadapannya.
"Well, kau tidak perlu malu begitu," kata Anne sambil tertawa, "El's Coffee. beberapa sahabatku yang tinggal di dekat kota ini tahu betapa hebatnya tempat ini, termasuk siapa pemiliknya." Anne memandang ke segala arah.
Daniel kembali melemparkan senyumnya, "dan aku satu-satunya yang tidak tahu, Anne Brown—maksudku Hummington—wanita cantik yang ada dihadapanku, kini menjadi penyanyi terkenal yang sangat menawan. Aku hafal dengan baik lagu 'Loving Me'. Well, tebakanku benar,kan. Suatu hari nanti aku pasti akan melihatmu bersinar, Anne."
"Aku rasa kita akan perlu waktu seharian untuk saling memuji. Tapi tentu saja aku berterima kasih, fansku," goda Anne sambil menyeringai. "Kau bisa memanggilku Anne Brown atau Hummington, Danne."
Daniel mengangkat cangkirnya dan bergumam, "aku lebih suka memanggilmu Anne Brown, kalau begitu."
Seharusnya Anne tahu bahwa Daniel masih terus memikirkannya, berharap sahabatnya baik-baik saja. Daniel tidak pernah bosan melihat foto-foto lama bersamanya. Terkadang, Daniel membayangkan Ann saat mereka masih remaja. Bibir tipisnya yang membentuk senyuman indah. Kulitnya yang agak kecoklatan, dengan warna bola mata dan rambut yang senada.
Untuk beberapa detik mereka saling bertatapan. Tidak terasa pertemuan mereka berlangsung begitu cepat. Daniel, sesekali mengenang masa kecil mereka, berharap Anne akan merasakan kembali kebahagiaan yang mereka alami. Tetapi tidak seperti Daniel, Anne lebih banyak menyimpan kenangan duka.
"Apakah kau masih berhubungan dengan Eve? Aku penasaran seperti apa dia sekarang," tanya Anne sambil menghirup aroma kopinya. Ia tersenyum melihat beberapa pria di luar yang masih sibuk membicarakannya, sesekali melihat ke arahnya sambil menunjuk-nunjuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anne and Wine
General FictionDesas desus mengenai dirinya sudah beredar di Nashville, kota kelahirannya. Banyak orang meyakini ia melakukan segalanya demi kebahagiaan, karena ia terlalu lama hidup dalam kemalangan. Sebagian menganggap--tentu saja--karena uang, popularitas, dan...