Dalam lelap, dingin menikamku.Bersama sang hitam pekat ditemani kejora.
Hanya dalam lelap aku mendekapmu, menikmati tiap inci lekuk senyummu. Terlena dalam deru nafasmu.
Ya, itu hanya buaian mimpiku. Aku harus membuka mataku, dan aku menyesal. Ketika ku terjaga, aku hanya beradu pandang denganmu tanpa saling sapa.
Bukan!
Bahkan aku hanya sosok yang selalu berada di belakangmu. Hanya aku yang memandangimu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gurauan Pena
PoetryBerbagai ucap yang tak bisa kuungkapkan lewat lisan. Hanya menari diujung pena dan tak pernah kau dengar. o∩_∩o