Dream pt. 2 { coffee }

1.9K 233 14
                                    

{Happy reading^^}
Eum but before that, i'll warn you if....

This fict is angst, i'm sorry :')

Reccomend backsong : Lagu-lagu ballad yang ada di album 'Young Forever'

.
.
.
.

"Stop" Ucap sang godfather kepada para bawahannya. Matanya seperti memancarkan sesuatu yang tak bisa ditebak oleh siapapun.

Para mafiosis yang tadinya menghajar tubuh Jungkook brutal seketika berhenti saat mendengar perintah sang godfather mereka, lagi.

Kadang, apakah kalian pernah terpikirkan mengapa sang mafiosis selalu saja patuh dan tunduk akan perintah sang godfather? Bukankah mereka sangat bodoh? Mereka menghabisi banyak nyawa untuk setiap harinya, seperti hal biasa yang harus mereka konsumsi di tiap harinya. Menagih hutang-hutang bahkan meminta paksa dari orang-orang tak bersalah dengan wajah dinginnya. Tetapi, jika kalian ingin tahu, mengapa Jungkook bisa terlibat dengan sekelompok bejat itu, maka jawabannya adalah,

Karena ia sudah masuk ke dalam kelompok itu jauh sebelum ia mengenal Taehyung.

Sebelum ia mengenal Taehyung, ia adalah salah satu dari kelompok itu. Ia dulunya juga selalu menghabisi setidaknya satu nyawa setiap harinya, dan menguras darah yang jumlahnya bahkan bisa menjadi sebuah danau. Jungkook adalah kesayangannya, sang godfather, Kim Mingyu. Dengan skill yang terampil, Jungkook dulu adalah seorang 'pembunuh berdarah dingin', seakan jika ia tak membunuh satu orang dalam seharinya, ia akan terus haus akan darah.

Namun itu dulu, saat ia belum mengenal Kim Taehyung, bocah manis yang telah mencairkan hatinya yang dulu beku;

Bocah 3 SMA, yang berhasil menarik dirinya keluar dari dunia yang penuh kegelapan;

Bocah tsundere namun polos, yang mengembalikan seberkas cahaya
di mata seorang Jeon Jungkook;

Bocah yang ia temui saat dimana dirinya tengah tertekan di bawah perintah Kim Mingyu yang sudah terlalu keterlaluan, yaitu membunuh kedua orang tuanya;

Dan bocah yang sudah berani-beraninya mencuri hatinya yang selama ini ia bungkus dengan mantel es menyerupai stalaktit yang berbahaya.

Jungkook kini merasakan pukulan-pukulan tadi telah berhenti menghujami tubuhnya. Ia memanglah mantan sorang pembunuh berdarah dingin, namun ia terbiasa memakai senjata berupa alat tajam, dan lemah dalam pukul-memukul menggunakan tangan telanjang, lagipula sekarang ia sudah terlalu pasrah.

Matanya mengerjap untuk menyesuaikan penglihatannya yang mulai diambil alih oleh bayangan hitam yang hampir memenuhi iris matanya yang sehitam malam, kepalanya terasa seperti tengah dibuat melayang entah kemana hingga bahkan ia merasa tak bisa bernafas dengan teratur. Namun, setelah lama ia membiasakan diri dengan kondisinya, Jungkook mulai bangkit dan memberanikan diri untuk menatap sang godfather.

''Jungkook, kurasa sedikit bermain denganmu cukuplah menyenangkan. Jadi, aku akan memperpanjang nyawamu selama 24 jam. Tidak buruk kan? Kau bisa saja memilih di antara 2 pilihan,'' Kim Mingyu mendekati Jungkook yang terlihat lemah dengan darah yang mengalir di sekitar pelipisnya, sangat berbanding terbalik dengan yang biasa Kim Mingyu lihat dulu. Mingyu mengangkat dagu Jungkook dengan jari telunjuknya, dan memasang ekspresi menantang yang sangat memuakkan bagi Jungkook.

Coffee Candy ◁KookV▷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang