Chapter 10

2.3K 235 37
                                    

Tubuh Suzy menggeliat di kasur minimalisnya untuk meregangkan otot-ototnya. Suara gedoran yang sangat keras dari pintu kamarnya sungguh membuatnya harus bangkit untuk membukakan pintu. Seseorang yang tak lain ibunya kini menatapnya sangar.

Mata Suzy masih terasa berat untuk dibuka. Dia ingin kembali ke kasur empuknya untuk merebahkan diri. Tapi tangan ibunya selalu saja bergerak lebih cepat darinya dan dengan cengkraman kuat menarik lengannya untuk keluar dari kamar.

Kini di depannya duduklah ayahnya yang menatapnya dalam diam. Sedangkan ibunya menyiapkan beberapa makanan di piring yang kemudian diletakkan di meja untuk sarapan mereka.

"Makanlah dulu, setelah ini ada yang ingin kami bicarakan denganmu Suzy-ah" ucap Il Hwa sambil memberikan sendok dan sepasang sumpit pada suami dan anak perempuannya.

Dengan rasa kantuk yang masih sangat terasa, Suzy menyendok sup di mangkuk kecilnya dan melahapnya dengan malas-malasan. "Yang kubutuhkan sekarang adalah tidur Eomma. Aku masih mengantuk sekali" ujar Suzy sambil meletakkan sendok dan merebahkan kepalanya di meja. Kedua matanya kembali terpejam.

Il Hwa tidak bisa hanya berdiam diri melihat kelakuan Suzy. Tangannya tentu saja sudah meraung-raung untuk menjitak kepala putrinya ini.

"Aw, eomma sakit. Biarkan aku tidur lima menit saja" ucap Suzy mengusap kepalanya yang baru saja terkena sendok makan ibunya.

"Eomma, aku.." tatapan Suzy beralih ke arah ayahnya yang menatapnya tajam. Ayahnya memang bukan tipe orang yang banyak bicara. Ayahnya terkesan mengungkapkan dengan tatapan matanya. Dan Suzy dengan mudah bisa mengetahuinya.
Bae Suzy tidak melanjutkan ucapannya. Sorot mata ayahnya menatapnya setajam mata pisau.

"Baiklah, aku akan makan dan diam."

Sekitar dua puluh menit kemudian meja makan sudah bersih dari makanan yang memang sudah Il Hwa dan putrinya bersihkan. Suzy memandang orang tuanya bergantian. "Kalau tidak salah dengar, Eomma tadi ingin mengatakan sesuatu padaku. Apa itu?"

Bae Dong Il berdehem pelan. Menatap istrinya lalu kini fokus menatap putrinya. "Apa kau tidak berencana untuk memiliki kekasih lagi lalu kemudian menikah?"

Kerongkongan Suzy tiba-tiba terasa gatal dan membuatnya batuk-batuk setelah mendengar perkataan ayahnya yang tanpa basa-basi tetapi langsung ke inti. Dan pembicaraan ini sungguh sensitif baginya.

"Tentu saja ayah."

"Tentu saja apa maksudmu Bae Suzy?" tanya ibunya.

"Tentu saja aku ingin memiliki kekasih lagi dan ingin segera menikah. Wanita mana yang tidak menginginkannya?"

"Mm..tapi tidak untuk saat ini" lanjutnya yang langsung membuat orang tuanya saling memandang dan melebarkan mata.

"Astaga, apa ini semua karena Joon sialan itu? Dasar Kang bebek sialan. Gara-gara dia putriku menjadi seperti ini" Il Hwa bangkit dari kursinya menuju dinding samping suaminya dan membenturkan kepalanya di sana.

"Omo, yeobo. Jangan seperti ini. Hentikan sayang" Dong Il berusaha menghentikan istrinya dan memeluknya dari belakang.

Mata Suzy berubah menjadi sendu. Melihat kedua orang tuanya seperti ini membuatnya sangat sedih dan ingin menangis. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Ya Tuhan, rasanya ingin mati saja.

@@@

Kejadian yang terjadi kemarin malam membuat Myungsoo tak bisa fokus dengan pekerjaannya. Jika saja Sunggyu tidak menepuk punggung sambil meneriaki namanya tepat di depan telinga mungkin saja Myungsoo masih seperti patung.

"Myungsoo-ah, kau itu kenapa eoh? Apa kau tidak lihat beberapa pelanggan menunggu pesanannya. Ck,ck,ck. Apa ini semua ada hubungannya dengan wanita itu? Pasti dugaanku benar kan?" Sunggyu menatap Myungsoo penuh selidik sambil mengerutkan alisnya.

Stand by Me (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang