Chapter 8

4.3K 448 55
                                    

"Biar ku permudah ini."

Suara Junhoe menginterupsi udara hening yang dibuat oleh Jinhwan. Ketakutan Jinhwan mungkin tak akan bisa membuat namja manis itu bicara, karena itulah Junhoe memutuskan memberanikan diri mengatakan apa yang harus Jinhwan katakan. Tak peduli Jinhwan telah menatapnya tajam, Junhoe tetap meneruskan kalimatnya.

"Apa yang akan ku katakan mungkin sesuatu yang kurang menyenangkan dan mengejutkan, terutama untuk Tuan Kim, namun kalian sebagai orangtua Jinhwan mempunyai hak untuk mengetahui. Bahwa kami, aku dan Jinhwan," merasa percuma menghentikan Junhoe, Jinhwan memilih pasrah dan menunggu kalimat Junhoe selanjutnya, ia menunduk tak berani lagi menatap sepasang manik serius kedua orang tuanya.

"Kami adalah sepasang kekasih dan sebentar lagi ingin menikah, kami mengharapkan restu kalian berdua."

Dengan satu tarikan nafas kalimat itu telah melewati bibirnya, Junhoe sudah mengatakannya dan ia menunggu reaksi dari lawan bicaranya, tapi Junhoe tak mendengar apapun kecuali detak jantungnya. Di depannya nyonya menoleh pada suaminya, aktivitas makan seketika berhenti, yang bisa ditangkap hanya raut wajah sang suami yang mengeras dan dingin.

"Kalian ingin bilang bahwa kalian pasangan sesama jenis, begitu?" Suara rendahnya terdengar pelan namun membekukan pasangan di depannya yang bahkan tak bisa mengangguk.

"Bagaimana cara kau berpikir, huh? Jinhwan! Angkat kepalamu saat kau bicara padaku!!!" Suara rendah itu meledak, refleks Nyonya Kim mengusap bahu Tuan Kim.

"Kendalikan dirimu."

"Kenapa semua yang kau lakukan hanya membuat orang tuamu kecewa?! Apa kau mau mempermalukan keluarga kita?!" Ruangan itu kini penuh dengan suara lantang Tuan Kim. Usaha sang eomma yang mencoba menenangkannya pun tak berguna.

"Kalau kau berpikir aku akan seperti orangtua Donghyuk yang menerima kelakuan bodoh putra mereka, maka kau salah. Kau bahkan berpikir untuk menikah," namja paruh baya itu berdesis meremehkan, "itu menjijikkan Kim Jinhwan, apa yang membuatmu begitu yakin aku akan menerima semua itu!!!"

"Cukup!! Kau tak perlu berteriak!" Ucap sang eomma mulai berontak pada keadaan, suaranya sudah bergetar dan maniknya mulai lembab. Ia tak bisa melihat putranya ditekan oleh kalimat pedas suaminya lebih banyak lagi, setidaknya tidak di depan Junhoe.

Setelah mengumpulkan semua keberaniannya, Junhoe yang sejak tadi ikut menunduk kini mencoba menatap namja utama pembuat tegang atmosfir disana, ia menatap manik marah Tuan Kim, "ini bukan hanya tentang menyukai sesama pria, tapi tentang menyayangi sesama manusia," ucapnya lirih namun tegas sebagai seorang pria.

Sekali lagi Tuan Kim berdesis, membuat telinga Junhoe memanas, "dan kau pikir akan ada yang peduli dengan rasa sayangmu itu! Kau ha_"

"AKU SUDAH MENGANDUNG ANAKNYA!!!"

Tegas dan keras, kalimat itu keluar begitu saja dari mulut Jinhwan. Ia tak mengerti apa yang sudah merasukinya hingga bisa berteriak sampai seperti itu pada sang appa. Kini ia bahkan sudah terlihat seperti pasangan kekasih sungguhan yang memperjuangkan cinta mereka. Ia tak percaya sudah berani menantang appanya hingga sejauh ini hanya untuk perjanjian pernikahan bodoh itu.

Terlepas dari bagaimana nasib bayi itu di dalam dirinya selanjutnya, entah dengan mengatakan kehamilannya bisa membuat sang appa menerimanya atau tidak, yang jelas ia hanya ingin membuat sang appa berhenti berteriak padanya dan Junhoe.

Terakhir yang ia tau sebelum menunduk kembali, ia melihat sang eomma menutup mulutnya dengan kedua tangannya karena terkejut, ia sendiri bergetar hebat dan ia bisa merasakan Junhoe berusaha keras menenangkannya, buktinya tangan namja itu tak berhenti mengusap punggung Jinhwan.

Unexpected Love | JunHwan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang