Satu

616 32 6
                                        

RAPAT OSIS


Sinar mentari dengan begitu lantangnya memperlihatkan diri menyempurnakan pagi ini. Sinar yang sangat dirindukan oleh sebagian besar orang di kala musim penghujaan tiba, hanya untuk merasakan kehangatan walau hanya sesaat dari dinginnya hawa yang menusuk tulang.

Dengan riang para siswa mulai berdatangan melewati sebuah pintu gerbang. Ada yang langsung menuju kelasnya untuk menjalani piket kebersihan, meminjam PR teman, bahkan sekedar ngerumpi. Namun tidak dengan ketiga anak ini. Jika mereka belum bersama bertiga, maka mereka akan tetap berada di lapangan parkir sekolah untuk menunggu sampai mereka benar-benar genap. Lah tiga kan ganjil ya bukan genap?

Ali dan Ricky sudah berada di lapangan parkir karena hari ini Ricky menjemput Ali untuk berangkat bersama.

"Kevin kebiasaan ya Li. Masa tiap pagi kita yang selalu nungguin dia?"

"Kan dia juga gak nyuruh kita nunggu Rick."

Taak. Sebuah jitakan mendarat di ubun-ubun Ali.

"Eh, ini namanya kekompakan Li. Kita kan udah berteman dari TK Li sama dia." Ali hanya manggut-manggut merespon ucapan Ricky.

"Nah, itu dia." Ucap Ricky dan segera turun dari motornya.

"Lo kebiasaan deh datangnya pasti mepet." Sambur Ricky saat Kevin selesai memarkirkan motornya di samping motor Ricky. Sedang Kevin hanya nyengir menanggapinya.

Kring... Kriing... Kriiing...

Bel berbunyi 10 menit sebelum proses pembelajaran dimulai. Para siswa yang berada di lapangan parkir segera berlarian naik dan masuk ke ruang kelas masing-masing untuk menaruh tas mereka dengan sembarangan dan berlarian kembali menuju lapangan utama untuk berbaris. Sedang yang berada di dalam kelas pun tak kalah hebihnya, mereka segera berhamburan keluar menuju lapangan utama untuk mengikuti apel pagi. Sehingga tak jarang mereka saling bertabrakan pada anak tangga.

"Aduuh..." Seorang siswi terjengkang karena tertabrak seseorang yang sedang berlari.

"Oei... gak lihat apa ada cewek cantik lewat?" Teriak siswi tersebut pada seseorang yang menabraknya tadi.

"EGP." Jawab seorang penabrak dengan tetap berlalu dari hadapannya.

"Hahaha...."

"Eh, kalian bukannya nolongin malah ngetawain." Protes Prilly pada keempat sahabatnya.

"Aduh....Aduh... sini sini..." Mila dan Pammy berusaha membantu Prilly agar berdiri kembali. Namun bukannya berhasil untuk berdiri, Mila dan Pammy malah ikutan tersungkur karena Prilly menariknya terlebih dulu.

"Hahaha..." Liora dan Saskia pun terbahak melihat kejadian di depan matanya tersebut.

"Aduh... berat badan lo berapa sih Pril? Berat banget tau nggak?" Ucap Liora saat usai membantu Prilly untuk berdiri. Setelah berhasil berdiri Mila, Pammy dan Saskia berjalan berdampingan menuju lapangan utama meninggalkan dua orang sahabatnya yang sedang asyik berdebat.

"Ah lo jangan ngejek gue deh Lio."

"Gue nggak ngejek ya...tapi ini fakta."

"Ah kayak lo nggak aja."

"Eh tapi kan gue tinggi."

"Sesama kingkong di larang debat!" Baik Prilly dan Liora melotot pada seseorang yang menyenggolnya dengan sengaja lewat di tengah-tengah mereka dan mencibirnya.

"Lo rajanya kingkong!" Mila menahan tawa melihat ekspresi Prilly yang selalu darah tinggi pada orang tersebut.

"Hati-hati ntar naksir loh?!"

Terbelenggu Skenario CintaWhere stories live. Discover now