Waktu menunjukkan pukul 13.00 siang. Cuacanya sangat terasa gerah karena panas matahari yang diselimuti mendung dengan sesekali terdengar suara merdu gemuruh yang membuat banyak orang jadi ragu untuk melaksanakan kegiatan mereka di luar ruangan.
Namun berbeda dengan empat anggota geng LoVe, Zahra dan Anne yang sedang bercengkrama di teras menunggu Amalia yang sedang berganti pakaian. Ancaman hujan yang bisa saja turun sewaktu-waktu tak membuat mereka mengurungkan niatnya untuk melaksanakan latihan sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Begitulah siswa yang disiplin dan bertanggung jawab. Sangat patut ditiru kan?
Hari ini, Amalia menyuruh anak-anak yang sudah di tunjuk untuk mengisi acara perpisahan kelas XII melaksanakan latihan musik di sekolah.
"Saski, bawa payungnya." Amalia keluar dari rumahnya langsung memberikan sebuah payung berwarna oranye kepada Saski yang tak mungkin akan menolak perintahnya.
"Kalian bawa payung atau jas hujan kan?" Tanyanya pada Mila, Liora, Pammy, Zahra dan Anne.
"Bawa kak. Nih di dalam tas." Jawab Zahra yang diangguki lainnya.
"Ya udah yuk berangkat." Mereka semua pun berangkat ke sekolah dengan jalan kaki. Memang disengaja sih biar bisa merasakan arti dari kebersamaan. Jarak rumah Amalia ke sekolah cukup jauh, membutuhkan waktu 10 menit jika berjalan kaki. Tapi bisa sampai 15-20 menit juga sih kalau jalannya santai apalagi sambil bercanda.
Kebiasaan nih, mereka pasti nggak bisa diam kalau lagi ngumpul kayak gini. Seperti sekarang, mereka asyik saling bercerita tanpa memedulikan Saski yang berusaha mensejajarkan langkahnya agar tak tertinggal jauh.
"Zahra, bawa kan catatan lagunya?" Tanya Saski yang sudah bisa menyamai langkah Zahra.
"Ada dalam tas." Zahra melirik Saski sekilas kemudian menjawabnya dengan ketus. Lalu meninggalkan Saski dan menyeimbangkan langkahnya dengan Amalia, ikut nimbrung mereka yang sedang membahas kekonyolan Trio HK di dalam kelas kemarin. Bahkan Anne pun anak yang paling pendiam di antara mereka juga ikut menanggapi. Tak jarang juga ia menimpali cerita yang dilontarkan oleh Zahra saat topik perbincangan mereka sudah melebar, membahas Mario, Kemal dan Adiba.
"Haiiii..." Teriak seseorang saat melihat kedatangan Amalia CS di depan gerbang sekolah.
"Kalian lama banget sih?" Serunya centil dan menghampiri Amalia CS yang sedang mengatur nafas juga mengelap keringat masing-masing.
"Lo apaan sih Prill?" Protes Pammy yang sedikit merasa jijik dengan sikap centil sabahat barunya ini.
"Udah... Udah... ayo kita langsung ke ruang musik." Amalia melerai perdebatan yang akan terjadi antara Prilly dan Pammy.
"Yang lainnya udah pada datang kan Prill?" Tanya Amalia sebelum melanjutkan langkahnya ke ruang musik.
"Udah kak tapi yang cewek baru aku sendiri." Jawab Prilly dengan cengiran khasnya.
"Ali CS?"
"Tuh pada nyanyi." Prilly menunjuk sebuah ruangan yang pintunya tertutup namun terdengar gaduh.
"Haii guys..." Sapaan Amalia sontak membuat Ali CS menoleh dan menghentikan aksi nyanyi mereka.
"Yuk langsung latihan pada posisi masing-masing." Titah Amalia sambil mengambil tempat duduk.
"Yang mana dulu nih kak?" Tanya Ali sedikit merentangkan kedua tangannya sebagai isyarat bahwa tak hanya ada satu grup band di dalam ruang musik.
"Smada junior udah lengkap?" Tanya Amalia pada Mario, sang ketua band untuk Smada junior.
YOU ARE READING
Terbelenggu Skenario Cinta
Fiksi RemajaBerawal dari sebuah rasa penasaran yang dilontarkan oleh seorang teman satu geng, maka ide konyol pun terlintas dan langsung mendapat persetujuan dari semua anggota geng. Dari sinilah sebuah skenario di tata secara apik untuk diperankan. Apakah sken...