Tiga

332 18 4
                                    


LATIHAN

Ke dua belas anak yang terpilih kemarin sudah berkumpul di halaman rumah Amalia. Mereka memulai berlatih menari, menciptakan sendiri gerakan demi gerakan. Di antara ke enam penari putri, Saski lah yang tampak paling luwes. Namun, Liora dan Zahra pun tak kalah kreatif untuk ikut menambahkan gerakan-gerakan itu. Sesekali mereka selingi dengan canda tawa. Setelah mendapat beberapa gerakan yang berbeda, mereka mencoba mempraktikkannya dengan iringan musiknya. Jika di rasa tidak sesuai, mereka langsung berunding untuk mengganti gerakan itu. Hal itu mereka lakukan berulang kali hingga sampai saatnya mereka menyerah karena lelah.

Disisi lain, ke enam calon penari putra sedang asyik mengobrol. Sepertinya mereka lagi seru membahas tentang sepeda motor dan spare patnya.

"Oei... Saatnya latihan!" Seru Liora, menghampiri ke enam temannya yang sedang bercanda ria itu. Acara ngerumpi nya pun terputus. Mereka beranjak dari tempat tongkrongannya semula, menuju tengah halaman. Saling menatap dengan yang lainnya. Bingung mau apa.

"Eh, kalian bantulah. Bingung ini mau apa." Ucap Ricky memecah keseruan Liora and the gengs yang sedang asyik membahas sebuah SMS salah sambung.

"Gue masih ada beberapa gerakan yang ingat nih kalau tarian ini." Jawab Saski semangat. Membuat Ricky and the gengs bersorak gembira.

"Ya udah, sini contohin." Pinta Ricky tak sabar.

Saski pun memberi contoh beberapa gerakan. Ricky and the gengs mengikutinya, sambil sesekali tertawa karena merasa sangat kesulitan untuk mengikuti gerakan Saski yang lincah itu.

"Heh... pelan-pelan dong?" Protes Ali.

"Iya nih... susah kali.." Kevin menimpali.

"Ya udah... gue ulang ya... tapi perhatiin dengan benar ya..." Saski menghela nafas mendengar keluhan teman-temannya.

"Iya... bawel. Udah cepetan..."

"Gimana sih tadi di suruh pelan-pelan sekarang di suruh cepetan... jangan labil deh." Ucap Saski kesal menanggapi permintann Ricky. Sedang Ricky hanya nyengir.

Akhirnya dengan telaten Saski mengulangi gerakan-gerakannya. Ricky and the gengs pun mulai mengikutinya. Walaupun masih merasa sedikit kesulitan, namun, mereka tak menyerah begitu saja. Mereka masih melanjutkan dan mencoba mengulangi gerakan demi gerakan tersebut setelah Saski merasa lelah dan membiarkan mereka untuk berlatih tanpa bantuannya. Hanya sesekali mengingatkan bahwa posisi tangan dan kaki harus begini dan begitu.

Tak terasa sudah hampir 2 jam mereka berlatih. Semua berlomba-lomba menghela nafas dan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya karena lelah melanda. Ada juga yang sibuk mencari tisu untuk mengelap keringatnya yang menetes. Tak lama kemudian mereka bersorak melihat Amalia keluar dari rumah menghampiri mereka yang sedang beristirahat.

"Jadi, gimana nih enaknya? Kalian mau berapa kali latihan dalam seminggu?" Tanya Amalia sambil menyuguhkan minum pada anak-anak.

"Eh eh... jangan berebut!" Amalia memperingati mereka karena berebut minuman yang baru saja ia letakkan.

"Eh gue dulu... gue dulu." Ricky berusaha menghalangi Ali dan Kevin yang hendak mengambil minum. Sedang Ali dan Kevin hanya berdecak kesal dengan kelakuan Ricky yang selalu semena-mena dari dulu.

"Heh.. udah di bilang jangan berebut Ricky!"

"Hehe.. ini udah kok kak." Jawab Ricky membela diri setelah menghabiskan segelas minumannya dan menjauh dari kerumunan anak-anak yang lain.

"Jadi gimana kapan latihan?" Ulang Amalia.

"Oh, ya yang sekiranya tidak mengganggu jadwal kalian pada sore hari lhoh ya?" imbuhnya.

Terbelenggu Skenario CintaWhere stories live. Discover now