Empat

239 16 3
                                    

Saat ke dua belas anak tersebut sedang sibuk latihan... tiba-tiba... mereka dikejutkan dengan kedatangan seseorang.

"Eh ngapain dia ke sini?" Ucap Ali langsung membubarkan diri dari barisan. Lalu berjalan menghadang orang tersebut. Kevin dan Ricky hanya saling pandang dan sama-sama menghendikkan kedua bahunya pertanda tak mengerti.

Mila, Liora dan Saski tersenyum melihat kedatangan otang tersebut. Pammy? Jangan Tanya. Dia sudah berdiri di sebelah Ali ikut menghadangnya.

"Ngapain lo ke sini?" Tanya Pammy sambil berkacak pinggang. Sedang orang yang di tanya pun hanya cengengesan.

"Mau bikin kekacauan apa lagi lo? Nggak puas lo di sekolah selalu bikin kekacauan. Sekarang ke sini lagi...." Ucap Ali berdecak kesal. Dan orang itupun masih sama tak menjawabnya. Hanya tersenyum lalu menghampiri Amalia yang berdiri di teras rumah. Ali, Pammy, Kevin dan Ricky terheran-heran melihat Amalia yang menyambutnya dengan ramah. Padahal setau mereka Amalia paling anti dengan orang macam gini. Orang yang cantik sih tapi centil dan parahnya otaknya kosong. *ups..

Setelah menyalami Amalia, seseorng tersebut duduk di sampingnya.

"Urusan kita nanti yaa.. setelah anak-anak ini selesai latihan." Terang Amalia padanya.

Dan dengan patuhnya dia menjawab "Iya kak.."

"Ayo...ayooo lanjut lagi latihan menarinya." Amalia mengomando kedua belas anak tersebut yang malah membubarkan diri dari barisannya. Dan tak ada satupun dari mereka yang menuruti perintah Amalia.

"Eh kak, ini benalu kok ada di sini mau ngapain sih?" Tanya Ricky sewot.

"Nanti kakak jelasin kalau kalian sudah selesai latihan narinya." Ricky mencibir.

"Firasat gue gak ngenakin nih..." Ali berujar dengan keras. Memang ia sengaja.

"Gayaan lo Li Li pakai firasat-firasat segala. Kaya tau aja apa tuh firasat?" Kevin ikut nyelutuk.

"Emang lo nggak tau firasat?" Tanya Ali pada Kevin yang duduk agak jauh darinya. "Firasat itu kan buah yang sering di buat jus, warnanya putih.." Jawab Ali sekenanya.

"Itu sirsat dodol..." Kevin melempar sebuah kerikil ke badan Ali saking kesalnya.

"Eh lo kalau ngomong yang bener dong? Sirsat apa dodol?" Ricky menimpali lagi yang kali ini tersirat sedikit emosi dalam nada bicaranya.

"Dodol sirsat." Jawab Ali cerdas.

"Ngomong sama lo lama-lama ngeselin juga ya Li.." Kevin beranjak dari duduknya dan menghampiri Ali yang masih berdiri di samping Ricky.

"Masak lo baru nyadar?" Jawab Ali menjengkelkan.

"Sejak kapan gue pingsan?" Kevin berkacak pinggang tak mau kalah dengan Ali dan Ricky yang sedari tadi tangannya belum turun dari pinggangnya.

Melihat suasana yang semakin tegang, Amalia berusaha melerai perdebatan tersebut. "Eh, udah... kalian bertiga ini selalu ya gak pernah kelupaan debatnya."

Mendengar ucapan Amalia, Kevin segera membela diri. "Ali duluan kak yang mulai."

"Gue gak ngajakin ngomong lo.." Sahut Ali dengan entengnya.

Dengan gemasnya, Amalia segera menghampiri mereka. "Eh, di bilang udah ya udah dong? Ini lagi..." Ucapnya sambil menjewer telingan Ali dan Kevin.

"Ampun kak..." Ali dan Kevin cengengesan meminta ampun pada Amalia dan berusaha menghidar menjauhi amukan Amalia yang diperkirakan akan berlanjut jika mereka masih memperpanjang perdebatan tak penting itu.

Terbelenggu Skenario CintaWhere stories live. Discover now