Chapter 6

30 5 0
                                    

Sabtu, 12 November 2k16


Judging a person does not define who they are; it defines who YOU Are.

C L A R Y

Tidak seperti hari biasanya, hari ini berbeda saat aku mendapati sekumpulan remaja dengan wajah merah menghampiri diriku yang berdiri di belakang mesin kasir. Salah satu dari kelimanya memukul meja dengan kencang, menimbulkan suara yang amat menganggu.

"Jalang" sindirnya pelan tapi tentu aku masih bisa mendengarnya.

Gadis berambut blonde memutar sebal bola matanya "apa kau berharap seorang Harry hot styles akan jatuh cinta kepadamu?!" Cecarnya, bola matanya yang berwarna abu-abu sukses membuat dirinya terlihat menakutkan.

Aku diam tidak mengelak, membiarkan mereka semua menghakimi ku sesuka hati, karena aku bukan tipe gadis yang mempunyai mulut setajam pisau daging, tapi Kuku yang setajam gergaji mesin.

Oke ini terdengar menyeramkan.

"kemarin itu hanya kebetulan nona" gadis pirang menyibakkan rambut panjang nya ke belakang "Dan dengan cara murahan kau menggodanya"

"Bagaimana kalian tahu?" Aku membuka mulut.

Mereka berlima mendecih "kau berpura-pura bodoh atau memang bodoh! Foto mu di gendong Harry saat memasuki hotel sudah tersebar di media sosial jalang!" Ia mencolos dengan nada tinggi di akhir kalimat.

Sial, Perutku terasa mual seperti di hantam oleh seribu tangan yang tak terlihat "i-itu hanya" belum sempat kalimat ku rampung, gadis berambut biru tua menarik pangkal rambutku dan menggiring diriku agar keluar dari belakang meja kasir.

"Apa yang-" satu tamparan sukses mendarat di pipi kanan ku, sontak kepalaku terhuyung ke samping di susul oleh rasa gatal dan perih menjadi satu di saat yang bersamaan, aku mengusap pipi ku "keparat!" Teriakan ku melengking, menghampiri si gadis pirang yang barusan menamparku, tanpa permisi aku menarik rambut pirang jalang nya, tapi aku lupa bahwa ia tidak sendiri, keempat teman nya ikut membantu dengan cara memegang kedua tangan ku yang tadinya sedang menarik bebas.

Kedua tangan ku terpelintir ke belakang, salah satu nya berbisik tepat di depan kuping ku "jalang!" Tekan nya lalu kukunya yang tajam mencakar pipiku.

Persetan karena mereka berlima dan aku sendiri kendati Melly -teman kerjaku- belum tiba.

Aku tidak berhenti memberontak, Aku tidak selemah itu, saat tangan ku terlepas, aku membalas perlakuan mereka semua, dan perkelahian tidak bisa di hindari.

Syukurlah selang beberapa menit ada petugas keamanan yang memisahkan kami Berenam. Rambutku sudah tidak karuan dan Nafas ku terengah, yatuhan ini berlebihan-ralat-mereka berlebihan. "apa yang kau lakukan tuan!" Teriak ku frustasi saat salah satu dari petugas menggenggam erat pergelangan tangan ku dan menarik paksa tubuhku agar keluar dari dalam toko "aku pegawai di sini!" Sentak ku lagi.

"Maaf nona, aku tidak perduli kau siapa, kalian harus kami bawa kepada pihak yang berwajib" sial! Tenggorokan ku seperti terganjal batu besar, tubuhku seperti di hujani ribuan pedang yang turun dari langit, jelas aku tidak salah, para jalang itu yang mencari ribut, dan aku akan menjelaskan semuanya di kantor polisi.

*

H A R R Y

Mata ku menjereng sempurna setelah melihat banyak orang yang mengirim foto diriku yang tengah menggendong gadis Eiffel memasuki hotel, dan baru-baru ini beredar foto baru, foto perkelahian sekumpulan gadis di dalam toko, mereka mengirim gambar itu di semua sosial media yang aku punya, perutku mual seketika.

They Don't Know About Us ; HsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang