Chapter 7

40 5 1
                                    

Sabtu, 12 November 2k16

-Little Things


Beauty isn't about having pretty face. It's about having a pretty mind, pretty heart, and pretty soul.

C L A R Y

"Awww!" Lagi, aku meringis ketika kapas yang di pegang ley menekan area pipiku yang berdarah "aku mohon pelan-pelan ley" sial, ini perih.

"Tenang sayang"

Valey , Rozie, dan Candica memperhatikan ku dengan seksama seakan tidak percaya jika aku habis berkelahi. Baiklah mereka pun tahu ini bukan kali pertama aku berkelahi namun tetap saja ini pertama kalinya luka wajahku cukup serius. Dan aku cukup terguncang akan hal ini, baru kali ini aku di bawa ke kantor polisi dan syukurlah aku bisa keluar karena bantuan Nyonya Lisa selaku wakil pengurus asrama yang berusaha mengeluarkan ku dari balik sel tahanan. Lagi aku beruntung karena ada CCTV yang terdapat di toko dan itu menunjukan bahwa aku tidak sepenuhnya salah.

Tapi bukan berarti aku bisa bebas semudah itu, pihak kepolisian Harus menanyakan hal ini langsung kepada pihak yang terlibat yaitu Harry, aku sudah menjelaskan bahwa Harry tidak mungkin datang kendati dirinya adalah artis papan atas yang mempunyai kesibukan segudang, tentu itu alibi ku karena aku pun sudah tidak ingin lagi bertemu dengan nya, tapi jika Harry tidak datang, kasus ku dengan amat sangat terpaksa harus di tindak lanjutkan kendati ini termasuk tindakan melenceng karena aku masuk ke dalam hotel dengan seorang pria.

Darahku bahkan sempat sangat mendidih saat Katlyn berkata bahwa seorang pria yang bernama Harry menelfon dan ingin berbicara padaku, tentu dengan teriakan yang menggelegar serta sumpah serapah di belakang kalimat aku menolak berbicara dengan Harry.

"Clay, ceritakan pada kami" bujuk ley.

Aku mengangguk sembari menyeka air mata di pipi "foto Harry saat menggendong ku memasuki hotel tersebar di media sosial dan-"

Rozie menutup mulutnya tak percaya "kau memasuki hotel dengan pria asing?!" Tentu mereka tidak tahu siapa Harry yang aku maksudkan.

"Bukan! Ah Iya! Maksudku bukan seperti yang kalian bayangkan" kelimanya mendesah lega, bahkan Katlyn si gadis ricuh itu duduk di antara kami dan dengan tenang mendengarkan dongeng menyedihkan yang aku alami "beberapa penggemar Harry tidak terima, mereka mendatangi toko dan" tanpa aku lanjutkan pun mereka sudah mengerti akhirnya bagaimana.

"Jadi siapa Harry? Apa dia tampan? Apa aku mengenalnya?" Tanya Rozie.

"Personel onedirection" aku bergumam.

Katlyn orang pertama yang memecahkan keheningan yang sempat melambung "Kau serius!!" Teriakan nya melengking sempurna "barusan aku berbicara lewat telefon dengan seorang Harry styles???!" Matanya melotot tidak percaya "Jadi kau gadis yang fotonya sudah tersebar di media sosial?! Bahkan aku sudah melihat foto itu kemarin, aku tidak memperhatikan dengan jelas jika itu kau, kau harusnya beruntung bisa di bawa seorang Harry ke dalam hotel bukan nya-"

"Tutup mulutmu atau ku Hajar kau kat!" Ley mengangkat tangan nya ke udara, bermaksud memukul Katlyn, tapi aku tahu itu hanya sekadar gertakan.

Sebagian justru terkekeh pelan akan sikap ley yang meniru ku.

Di antara kami Berlima memang hanya Katlyn yang memiliki ponsel, kendati setiap akhir pekan, keluarga dekat nya berkunjung ke asrama dan memberikan gadis itu uang jajan, dan uang itu kat kumpulkan untuk membeli ponsel. Pun kat salah satu penggemar one direction, maka dari itu aku tahu saat ini seorang Zayn tengah menjalin hubungan dengan model cantik. "Aku harus berdiri di depan telefon dan menunggu dia menelfon kembali"

*

H A R R Y

"Bisa kau panggilkan Clary? Bilang padanya Harry menunggu di taman" meminta tolong kepada anak kecil berumur sekitaran enam tahun, gadis berambut panjang itu mengangguk dan masuk ke dalam asrama sembari berlari kecil.

Mataku menerawang ke bangunan tua yang berada di hadapan ku, hanya memiliki empat lantai, tapi aku yakin terdapat banyak kamar di dalamnya kendati banyak beragam umur anak-anak yang berada di sini. Aku Duduk di bangku taman untuk Menunggu Cal keluar, itupun jika ia ingin menemui ku. Sesekali aku membenarkan topi yang aku pakai guna menutupi wajahku, tapi aku rasa di sini jarang yang mengetahui siapa aku.

Berberapa menit telah berlalu dan cal belum juga menampakan dirinya, aku tambah yakin jika ia memang tidak ingin menemui ku, dan sekarang gadis kecil berambut panjang menghampiriku dengan boneka beruang di pelukan nya "Clay tidak ingin bertemu"

"Apa kau sudah memaksanya?"

"Dia memang keras kepala"

"Baik, terima kasih" gadis itu berbalik, hendak masuk kembali ke dalam asrama, tidak ada lagi yang bisa aku lakukan, maka dari itu aku akan pergi dari sini.

Gerakan tangan ku saat membuka pintu mobil terhenti saat seorang gadis dari arah belakang berteriak kencang memanggil namaku, lantas aku menoleh, mendapati gadis dengan senyum mengembang menghampiriku "kau Harry styles?! Apa aku bermimpi?!" Cecarnya saat berada tepat di depan ku.

"Maaf?"

"Oh maaf" ia menutup mulut, menyodorkan tangan nya ke arahku, ingin berkenalan, ragu, aku menjabat tangan nya yang mendingin "aku Katlyn, dua puluh menit yang lalu kita berbicara di telefon"

Oh sempurna, seharusnya aku tahu suara khas nya yang di buat sok manis "boleh kita berfoto bersama? Aku sangat mengidolakan mu" rengek Katlyn manja.

Sungguh jika aku orang yang tega, aku akan mengabaikan dirinya dan langsung masuk ke dalam mobil "tapi-"

Dia mengibaskan rambut kebelakang "Aku hafal semua lagu yang kalian nyanyikan! Aku suka lagu perfect! Suara kalian di lagu itu sangat menakjubkan! Terutama suara zayn! Jika kau bertemu dengan nya tolong titip pesan dari ku ya!!" Oh apa dia serius dengan perkataan nya? Ini membuat ku gila.

Tidak ingin ambil pusing, aku mengabaikan semua kata-katanya yang membuat pening, dan sekarang gadis ini berdiri di depan pintu mobil, mencegat ku agar tidak enyah dari hadapan nya. Aku menghentakan nafas "Baik"

"Jangan tekuk wajahmu, aku tahu kau menyukai gadis gila yang bernama clay dan-"

"Dia tidak gila" aku memotong kalimatnya dan sebenarnya aku juga sependapat dengan Katlyn, Cal gila tapi dia berbeda dari si kitkat.

"Kau tidak mengenalnya Harry" nada bicaranya seolah-olah dia sudah berteman akrab dengan ku "dia akan memukul siapa saja yang mengusik dirinya, dia itu liar, sering berkelahi di tangga asrama" dan sekarang aku mendapati diriku yang tertarik dengan bahan pembicaraan ini.

"Kau ingin foto bersama ku bukan?"

Senyum nya mengembang seratus kali lipat, merogo saku celana belakang dan mengambil benda kotak berwarna putih "tentu!"

"Pertemukan aku dengan cal, setelahnya kau bisa foto bersamaku sebanyak yang kau inginkan" aku menyeringai.

****

Harry ganteng ya.

Ya iya lah nenek-nenek ubanan juga tau.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

They Don't Know About Us ; HsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang