Bag 26: And in this crazy life, and through these crazy times. It's you! It's you! You're every line. You're every word. You're everything (Micheal Buble)
Taksi berhenti di depan rumah mewah itu. Sahla bergegas turun sehingga tas lengannya berayun. Ia menekan belnya dan pak Adi ada di sana bersama seorang satpam sedang mengobrol sambil minum kopi. "Eh, Sahla," pak Adi menyapanya pertama kali sembari membukakan pagar mewah itu untuk Sahla, Sahla memaksakan senyuman dari wajahnya walau ia masih kesal. "Cari mas Juan ya?" tanya pak Adi lagi. Sahla mengangguk.
"Sepertinya masih didalam, aku tidak melihat mas Juan keluar sejak tadi pagi," jawab satpam itu malah makin membuat Sahla kesal. Jadi Juan masih di rumah sehingga membuatnya menunggu seperti orang bodoh di dalam studio? Sahla melangkah masuk, "Aku temui Juan dulu pak," kata Sahla setelah diangguki pak Adi dan pak satpam.
Seperti biasa, rumah Juan selalu sepi, ada bau khas di rumah itu yang selalu di sukai oleh Sahla, seperti bau vanilla. Saat ia masuk seorang pelayan menghampirinya dan tersenyum padanya, dia pelayan baru di sini, Sahla tau itu. Pelayan yang umurnya mungkin sekitar 30-an tersenyum manis padanya, "Mau cari mas Juan ya mbak Sahla?" tanya pelayan wanita itu. Sahla mengangguk. "Mas Juan masih di kamarnya, sepertinya masih tidur, dia belum turun sejak sarapan tadi," jelasnya.
Sahla tak percaya mendengarnya.
"Ya, aku akan kekamarnya kalau begitu," kata Sahla, entah berasal dari keberaniannya yang mana ia akan masuk ke kamar Juan. Pelayan itu mengangguk ragu. Sahla mengambil langkah lebarnya dan menuju ke kamar Juan di lantai atas.
Sampai di depan pintu itu, dengan ragu Sahla membukanya, ia benar-benar deg-degan hanya untuk melakukan itu, tapi rasa kesalnya mengalahkan segalanya. Ia mendorong pintunya lebar dan matanya mengarah langsung ke arah ranjang. Seorang tidur dibalik selimut. Suhu kamar luar biasa dingin, apakah Juan benar-benar ingin membuat tubuhnya membeku? Sahla begitu kesal saat Juan memang benar-benar tidur di sana, astaga!! Juan benar-benar tega membuat janji dan dengan mudahnya mengingkarinya.
Sahla menghampiri ranjang itu dengan putus asa, lalu apa lagi yang harus ia lakukan? ia tak benar-benar berharap Juan tidak datang karena sedang bergelut dengan gulingnya. Sahla menarik selimut tebal berwarna hijau tua itu dengan kekuatannya yang ia punya, marah membuatnya lebih kuat. Seketika selimut itu menyingkap dan memperlihatkan wajah Juan yang tertidur pulas, oh, bahkan Juan tidak memakai baju selain boxer berwarna hitam dengan gambar garfield merah menyala di bokongnya.
Sahla tersentak sebentar melihat Juan telanjang setengah badan memperlihatkan rambut halus yang ada di dada laki-laki itu. Sahla menelan ludahnya yang terasa membeku, okey! dia bukan anak SMA lagi dan begitupula Juan, jadi dia sedang menyaksikan laki-laki dewasa yang telanjang, eng.. setengah telanjang, ini pertama kali untuknya seumur hidupnya. Perut Juan tampak keras, Juan bilang dia tidak rajin melakukan fitnes, tapi tubuhnya tampak tegap. Oh dia sangat sexi saat tidur dan itu membuat Sahla menyesal telah masuk ke dalam kamarnya.
Seakan akal sehat kembali melingkupinya, dengan ling-lung Sahla mencoba menyadarkan diri sendiri. Ia menarik guling di samping Juan dan memukulkannya ke tubuh Juan, pertama wajah tampan laki-laki itu. Dibutuhkan empat kali pukulan cepat hingga Juan terbangun dengan posisi terduduk dan terkejut. Sahla terdiam.
"Juan!! Kau jahat sekali!! aku menunggumu selama satu jam tapi kau malah enak tidur disini!" Sahla memukulkan guling itu ke tubuh Juan lagi seakan tidak puas. "Jika kau tidak bisa menempati janjimu! jangan membuat janji! kau jahat sekali, Juan! aku seperti orang bodoh menunggu disana, dan kau?! kau malah disini tidur dengan enaknya!!" Sahla terus memukul berharap kesadaran Juan juga ikut kembali. Juan meraih guling itu, ia melihat wajah Sahla dengan terkejut.
Sahla? bagaimana mungkin Sahla ada di kamarnya? tapi kemudian dia teringat bahwa dia ada janji dengan cewek itu. Sialan! "Sahla," kata Juan, suaranya berat dan parau khas orang bangun tidur, berharap dengan suaranya Sahla menghentikan aksi brutalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Maid
Teen Fiction(COMPLETE) "Untuk pelayanan sesungguhnya, kau tidak perlu membayar" Sahla harus tetap mempertahankannya, sebagai pelayan kafe untuk membiayai kehidupan keluarganya. Di samping ia adalah murid teladan sebuah sekolah elit, keempat sahabatnya tidak bo...