Prolog

20.2K 1.3K 31
                                    

Alya menatap langit malam dari balik jendela kamarnya. Rembulan tampak cerah di luar sana. Terang bendarang diantara gemerlapnya bintang-bintang. Malam ini, rembulan tidak sendirian. Rembulan tidak pernah sendirian. Selalu ada bintang-bintang yang menemaninya di langit malam.

Gadis itu menoleh. Menatap kalender yang terletak di atas nakas. Di depan kalender itu terdapat sebuah spidol merah yang selalu terletak di sana. Tidak pernah berpindah. Alya meraih spidol dan kalender itu. Kemudian dia duduk di atas ranjangnya. Sudah banyak tanda silang terukir di sana. Entah sudah berapa lama dia melakukan hal ini, mencoret tangal di kalender sekarang menjadi hobinya. Bukan tanpa alasan. Dia memang sedang menunggu seseorang. Menunggu apakah hari itu akan tiba. Hari di mana akhirnya mereka bisa bertemu kembali.

Seseorang itu, yang sudah enam tahun dia tidak pernah bertemu.

Seseorang itu, yang sudah enam tahun dia tidak tahu kabarnya.

Gadis itu kembali menatap langit malam di luar sana. Rembulan masih tetap menggantung di langit sana. Bersama dengan bintang-bintang gemerlap bertaburan.

Rembulan tidak sendirian.

Rembulan tidak sedang kesepian.

Tapi dia sendirian.

Dia kesepian.

Dan kisahnya sudah dimulai, enam tahun yang lalu. 

------

Yeaaay! Aku kembali!
Maaf baru bisa publish sequel ini karena susah nemuin waktu yang pas :")

Jangan lupa vote dan komennya :)

[2/2] KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang