PART 12

404 37 5
                                    

Dinda tersentak bangun dengan jantung berdebar kencang serta keringat mengalir deras membasahi tubuhnya.

Apa itu tadi??!

Nightmare?!

Bukan bukan... dari pada Nightmare, itu lebih seperti ingatan seseorang yang tiba tiba menerobos masuk kedalam pikirannya. Mungkinkah ingatan itu adalah kejadian tiga belas hari yang dilupakan olehnya?!

"Iya... itu ingatan dari waktu yang aku ambil dari kakak!! Jadi kak Dinda sudah melihat semuanya kan??! "

Dinda kembali tersentak saat tiba tiba sosok itu kembali muncul didepannya. Sosok gadis berseragam SMA berkuncir dua yang telah membuatnya pingsan beberapa waktu yang lalu.

"Si... si... siapa kau?! " Dinda meringsut menjauh dari sosok itu. Matanya awas melihat kesekitar mencari cara untuk melarikan diri dari sosok yang membuatnya takut itu... tapi yang ada hanya gelap. Yah... sepanjang Dinda melihat, hanya ada kegelapan disekitarnya. Satu satunya cahanya ditempat itu berasal dari tubuh gadis berkuncir yang menjulang didepannya.

Tubuh gadis itu bersinar??!

What the hell!!!

Tempat macam apa ini sebenarnya?!

Dan bisa bisanya Dinda terbangun ditempat gelap seperti ini!!

"Aku itu fans kakak!! Salah satu fans kak Dinda sama kak Rizky. Ahh... kakak pasti gak tau kalo aku seneng banget dapat kesempatan ketemu sama kakak. Yah, walau caranya agak amazing sih kalo menurut aku... tapi tetep aja, aku seneeeennggg banget diakhir hidupku aku akhirnya bisa ketemu idolaku!! " gadis itu berucap sambil berjingkrak kesenengan tanpa mempedulikan raut bingung diwajah Dinda yang tak mungkin bisa langsung mengerti situasi hanya dengan penjelasan amburadul macam itu.

Gadis itu masih terus bicara... bla bla bla... tentang betapa kagumnya ia pada Dinda serta pada Rizky Nazar idolanya. Sesekali gadis itu melompat lompat bersemangat, lalu diwaktu yang lain gadis itu berubah murung ketika mengingat waktu hidupnya telah habis sehingga tak mungkin bisa melihat kedua idolanya lagi nanti.

Kening Dinda terus mengernyit. Mendengar penjelasan gadis itu saja sudah cukup membuat kepalanya pusing... ditambah dengan sekelebat demi sekelebat ingatan gadis itu yang masuk ke pikiran Dinda makin membuat kepalanya serasa mau meledak.

Ini menyakitkan. Namun dengan begini sedikit demi sedikit Dinda bisa mengerti dan mengingat waktu tiga belas hari yang diambil gadis itu darinya. Kini semua pertanyaannya terjawab sudah...

Mengenai alasan mengapa dirinya bisa putus dengan Billy dan jadi dekat dengan Rizky... ternyata semua itu ulah dari gadis berkuncir itu. Ugh... entah Dinda harus bersikap seperti apa sekarang, karna walau semuanya disebabkan oleh gadis itu, tapi tidak semuanya yang terjadi salah gadis itu juga. 

Bukan salah gadis itukan kalo Billy lebih memilih beasiswanya -walau sedikit banyak omongan gadis itu mempengaruhi keputusan billy juga -.

Dan bukan salah gadis itu juga kalau Rizky putus dengan pacarnya -walau kenyataannya gadis itulah yang memanfaatkan situasi mendekati Rizky yang tengah patah hati-.

"Jadi gitu, kak... abis kejadian kak audy ninggalin kak Rizky demi rangga itu, aku sama kak Rizky jadi deket. Jadi sering telfon telfonan. Sms'an. Sering makan siang bareng, trus curhar curhatan. "

Dinda mendelik sengit-enak banget gadis itu bercerita tanpa merasa bersalah sedikitpun  padahalkan ia mengalami pengalaman itu dengan menggunakan tubuhnya-. sesekali Dinda masih meringis memegangi kepalanya yang terus dipenuhi memory ingatan kedekatannya dengan Rizky.
Pantas saja Rizky jadi salah paham dan mengira kalau yang dekat dengannya selama ini Dinda.

"Kak Rizky baik banget loh kak... aku harap, walau nanti kak Dinda gak jadian sama kak Rizky. Istilahnya... kakak ngerasa gak cocok atau gak jodoh sama kak Rizky... kakak harus tetep jalin hubungan baik sama dia ya, kak!! "

Mata Dinda membulat. Bukan... itu bukan karna kata kata dari gadis itu... melainkan karna tubuh gadis berkuncir itu yang mulai neredup dan menghilang dari pandangan Dinda.

"Ka.. kau menghilang!! " seru Dinda spontan.

"Sepertinya waktuku sudah habis!! Bye bye kak Dinda... seneng aku bisa ketemu kakak. Kuharap kakak gak ngerasa kesusahan gara gara aku. Oh iya satu lagi... sampaiin salam aku buat kak Rizky ya !! " gadis berkuncir itu melambaikan tangannya sebelum akhirnya ia sepenuhnya menghilang... menyisakan Dinda yang panik sendiri dalam kegelapan.

"Heii... tunggu!! " Dinda berlarian kesana kemari karna satu satunya cahanya yang dilihatnya telah menghilang. Gadis itu sudah menghilang. Membuatnya ketakutan  dalam kegelapan. Hingga seberkas cahanya itu terlihat mendekatinya... membuat Dinda tanpa pinkir panjang langsung berlari kearahnya.

Cahayanya semakin besar... makin besar... dan makin besar hingga nampak seperti pintu yang siap untuk Dinda trobos. Dan yah... Dinda menerobosnya!!

Membuat tempat gelap tempatnya tadi berada jadi berubah menjadi sebuah ruangan putih dengan wajah panik Rizky yang menyambutnya.

"Din... Dinda!! Lo udah sadar. Ya ampun, Din... lo bikin panik semua orang tau gak. Makanya kalo mo diet jangan kebablasan... jadinya lemeskan. Gampang pingsan. Badan udah ceking gitu masih sok diet aja. Lo itu udah cantik, Din... jadi gak usah diet diet lagi ya... "

Cerewet!!

Kenapa Rizky jadi cerewet begini sih?!

Dinda gak habis pikir, walau yaa... sorot khawatir dari Rizky membuatnya sedikit tersenyum kecil. Ternyata Rizky lucu juga kalo lagi khawatir... jadi mendadak cerewet, dan jujur Dinda merasa rasa hangat menjalar di hatinya merasa diperhatikan lebih oleh Rizky. Lah... jadi kendadak baper gini.

"Dinda!! Alhamdulillah, kamu sudah sadar nak. Mama khawatir banget pas nemuin kamu pingsan dikamar mandi. Kenapa?! Badan kamu kurang sehat?! Kita ke rumah sakit ya nak. Biar kamu diperiksa. Syuting iklannya juga dipending sampe lusa... jadi kamu bisa istirahat biar gak pingsan pingsan lagi. "
Dinda menoleh kesamping kirinya melihat mamanya yang tergopoh panik sekaligus lega begitu melihatnya sadar dari pingsannya.

Tunggu!!

Pingsan??!

Kalau begitu pertemuannya dengan gadis berkuncir tadi...

"Kalo gitu biar aku anterin ya tante. Biar aku yang nyetir mobilnya biar cepet. "

Dinda kembali menoleh ke kanan dan mendapati Rizky siap menggendongnya untuk membawanya keluar dari ruangan bercat putih yang ternyata ruang tunggu tempat syutingnya hari ini.

Emmm...
Memang tadi berapa lama Dinda pingsan?!

"Makasih ya nak Rizky. Untung ada kamu, kalo gak ada... tau deh tante bingung mesti gimana. "

Sebenarnya Dinda ingin menolak rencana mamanya yang mau membawanya ke rumah sakit... tapi Rizky sudah keburu menggendongnya... membawanya melewati ruang- lokasi harusnya hari ini ia syuting iklan bersama Rizky -untuk menuju ke tempat parkir.

Sepanjang jalan Dinda terus menyembunyikan wajahnya didada Rizky karna ternyata ada beberapa wartawan di tempat itu yang tak mau melewatkan kesempatan untuk memotret dan membuat berita gosip mereka.

Gawat!!

Dinda yakin... besok pasti foto dan berita gosipnya akan cepat menyebar.

Panik?!

Yah, harusnya memang Dinda merasa panik sekarang. Tapi ini kok ada perasaan senang yang nyempil dihati kecilnya membayangkan gosip yang akan melandanya ya.

Gawat again!!

Jadi beneran kebawa perasaan gini. Gara gara ucapan gadis berkuncir tadi nih... makanya Dinda jadi dag dig dug pas deket Rizky gini. Tapi apa bener karna itu??! Atau... karna Dinda ngerasa nyaman sama Rizky aja?!

Dan alasan kedua menjadi tanda tanya besar di kepala Dinda.

BERSAMBUNG

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

#AntaraAku Dinda&RizkyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang