Pengakraban

12 1 0
                                    

Tiba-tiba datanglah seorang perempuan dan menuju ke arah kami. Perawakannya tinggi dan khas layaknya seorang model. Aku pun kagum padanya, tapi ah... jangan berpikir negatif dulu, ya! Biasa aja. Tapi, ku perhatikan Teddy-lah yang tampak lebih akrab dengan perempuan itu. Entah apa yang sedang mereka bicarakan. Tapi yang aku tangkap seperti suatu hal yang serius. Udahlah, gak enak juga kalo aku ikut campur urusan mereka. Tiba-tiba saja Teddy mengajakku berkenalan dengan perempuan itu.

"Boy, kenalin nih ini temenku. Namanya Viona," katanya, "Viona, kenalin ini saudaraku. Namanya Boy."

"Halo, Boy," sapanya padaku dengan antusias.

"Halo juga," balasku singkat.

Kemudian kami pun saling berbincang santai sambil menunggu waktu makan siang tiba. Mungkin seperti inilah rasanya menikmati libur kuliah yang jarang sekali aku dapatkan. Sambil mengamati lingkungan sekitar, aku berusaha mengakrabkan diri dengan mereka. Alangkah mudah mereka berdua membicarakan hal tentang kegiatan luar kampus. Sedangkan aku? Jangankan kegiatan luar kampus, urusan kuliahku sendiri saja mungkin tidak akan aku urus saking padatnya kegiatan di dalam kampus.

Beberapa lama kemudian, Viona mengajak kami untuk makan siang bersama, namun aku menolaknya karena memang masih ada tugas yang harus ku selesaikan. Dan kebetulan pula, Teddy juga sedang tidak ingin makan di luar. Otomatis rencana makan siang kami batal.

Tak berselang lama, kami pun pamit dengan Viona dan beranjak pulang. Ah, kapan lagi bisa menikmati libur seperti ini. Selagi masih libur, sebenarnya aku ingin bisa bepergian ke suatu tempat yang dapat ku gunakan untuk melepas penat sejenak. Tapi, ya sudahlah.

Rindu TerpendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang